Naikkan Harga BBM, Jokowi Siap Dibilang Tak Populis
Kamis, 21 Agustus 2014 05:39 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden terpilih, Joko Widodo, tak akan gentar bila dinilai tak populis atau tak berpihak kepada rakyat kecil saat akhirnya memutuskan untuk menaikkan harga bahan bakar minyak. "Sudah terpilih kan? Jadi enggak perlu kampanye lagi," kata Deputi Rumah Transisi Joko Widodo-Jusuf Kalla, Andi Widjajanto, saat ditemui di Rumah Transisi, Jakarta, Rabu, 20 Agustus 2014.
Menurut Andi, logikanya, jika Jokowi menaikkan harga BBM, tentu sudah ada pertimbangan dan persiapan sebelumnya. "Tentu sudah dipikirkan caranya. Kalau mau menaikkan BBM misalnya di bulan empat (April), di bulan 1-3 (Januari-Maret) sudah disiapkan alokasi khusus untuk kelompok rentan yang membutuhkan," ujar dia. (Baca: Jokowi Setuju Kenaikan Listrik dan Pembatasan BBM)
Kali ini, menurut Andi, sudah saatnya Jokowi mulai memenuhi janji-janji saat kampanye. "Paling kalau ditanya takut enggak populis lagi, Jokowi bakal bilang bukan kampanye lagi," kata Andi.
Sebelumnya, Jokowi menilai kebijakan kenaikan harga BBM harus tegas. Menurut dia, kenaikan harga harus berlaku menyeluruh, tidak hanya di lokasi tertentu. Gubernur DKI Jakarta ini menilai kebijakan saat ini hanya memindahkan masalah, bukan memberi solusi. (Baca: Ujian Pertama Jokowi Ada pada Akhir 2014 )
Menurut Jokowi, keputusan menaikkan harga BBM harus memiliki kalkulasi atau perhitungan, baik di bidang ekonomi, politis, maupun sosial. Beberapa waktu lalu, Jokowi mengaku belum memiliki kalkukasi untuk menaikkan harga BBM. Namun, ia sempat menegaskan, penaikan harga BBM harus melihat nilai efisiensinya.
AISHA SHAIDRA
Terpopuler:
Jokowi: PAN dan Demokrat Mulai Merapat
Prediksi Mantan Hakim MK Soal Gugatan Prabowo
Bisakah PTUN Menangkan Prabowo-Hatta?
Dokumen Kesimpulan Prabowo Tebalnya 5.000 Lembar
Jokowi Ingin Makan Kerupuk, Pengawal Melarang