Harga BBM Disarankan Naik Tahun Ini  

Reporter

Rabu, 20 Agustus 2014 06:48 WIB

Seorang petugas mengisi bbm pada sebuah truk di SPBU km 14 Tol Jakarta-Tangerang yang tidak melayani penjualan Premium, Banten (6/8). Mulai hari ini SPBU yang berada di tol mulai memberlakukan kebijakan pemerintah terkait tidak menjual premium bersubsdi di tol .TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat.

TEMPO.CO, Jakarta - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi--sebagai satu-satunya opsi untuk melonggarkan beban fiskal pada tahun depan--disarankan segera dilakukan tahun ini. Alasannya, tantangan perekonomian pada tahun 2015 akan lebih berat dibandingkan sekarang.

"Idealnya memang soal harga BBM subsidi itu dibereskan oleh pemerintah sekarang karena risiko ekonomi tahun depan lebih besar," kata ekonom BCA, David Sumual, saat dihubungi, Selasa, 18 Agustus 2014. Dia menghitung, dengan kenaikan hingga 40 persen, ada penghematan sebesar Rp 40 triliun yang bisa disimpan. (Baca: Harga BBM Bersubsidi di Indonesia Ternyata Mahal)

Menurut David, kondisi ekonomi Indonesia tahun ini sebenarnya cenderung kondusif. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan masih di atas 5 persen. Selain itu, laju inflasi masih rendah, yakni di bawah 5 persen.

Selepas pemilihan umum presiden, sentimen di pasar juga positif. Hal ini tercermin dari indeks saham gabungan yang bisa mencapai level 5.200. "Risiko politik terhadap kondisi sosial yang selama ini dikhawatirkan terjadi jika menaikkan BBM sebelum pemilu juga tidak ada," ujarnya. (Baca: Rupiah Bisa Menguat Lagi)

Kalau menunggu pemerintah baru memimpin dan kenaikan BBM baru direalisasikan tahun depan, akan ada sejumlah tantangan berat yang harus dihadapi. Ia mencontohkan ada potensi kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat, The Federal. "Artinya, ada peluang investor yang sudah menanam modal di Indonesia sejak awal tahun keluar karena yield di Amerika lebih menarik," ujarnya.

Padahal investasi merupakan kunci utama untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi. Selain itu, kenaikan harga BBM pada tahun depan cenderung meningkatkan biaya investasi. Sebab, sudah ada kenaikan harga gas dan harga listrik. "Intinya, kalau bisa dibereskan tahun ini, tahun depan jauh lebih baik. Lebih cepat lebih baik," tuturnya.

Belanja subsidi BBM, elpiji, dan BBN dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2015 naik menjadi Rp 291,1 triliun. Anggaran tersebut naik dibandingkan yang ditetapkan dalam APBN Perubahan 2014 sebesar Rp 246,5 triliun. Selain anggaran, volume BBM subsidi juga meningkat dari 46 juta kiloliter menjadi 48 juta kiloliter.

Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan peningkatan anggaran subsidi ini karena adanya carry over anggaran subsidi tahun 2014 sekitar Rp 44-45 triliun. Chatib mengasumsikan rencana tersebut dengan tidak ada penyesuaian harga BBM subsidi.

AYU PRIMA SANDI


Berita Terpopuler
Begini Pembagian Jatah Kekuasaan ala Prabowo-Hatta
Fahri Hamzah Cuit Klarifikasi Duit Nazaruddin
Chairul Tanjung Bakal Rangkap 6 Jabatan Menteri
Jokowi: PAN dan Demokrat Mulai Merapat
Jadi Dirut Pertamina, Karen: Tak Ada 'Me Time'
Puan Maharani Calon Kuat Ketua DPR




Berita terkait

Pembatasan BBM Bersubsidi Samarkan Kenaikan Harga, YLKI Dorong Subsidi Tertutup

55 hari lalu

Pembatasan BBM Bersubsidi Samarkan Kenaikan Harga, YLKI Dorong Subsidi Tertutup

Pengurus YLKIAgus Suyatno menilai kebijakan pembatasan BBM bersubsidi jenis Pertalite dan Bio Solar distorsi terminologi kenaikan harga.

Baca Selengkapnya

Kuba Bangkrut, Harga BBM Naik Hingga 500 Persen per 1 Februari

11 Januari 2024

Kuba Bangkrut, Harga BBM Naik Hingga 500 Persen per 1 Februari

Kuba di ambang krisis ekonomi yang parah. Harga BBN naik hingga lima kali lipat membuat warganya menjerit.

Baca Selengkapnya

BEM UGM Beri Gelar Jokowi Alumnus UGM Paling Memalukan, Berikut Deretan Kritik BEM Seluruh Indonesia

10 Desember 2023

BEM UGM Beri Gelar Jokowi Alumnus UGM Paling Memalukan, Berikut Deretan Kritik BEM Seluruh Indonesia

BEM UGM memasang baliho bergambar Jokowi bertuliskan Alumnus UGM Paling Memalukan. Berikut deretan kritik dari BEM se Indonesia terhadap Jokowi.

Baca Selengkapnya

50 Tahun Puan Maharani, Begini Perjalanan Karier Politik Anak Megawati

7 September 2023

50 Tahun Puan Maharani, Begini Perjalanan Karier Politik Anak Megawati

Ketua DPR RI Puan Maharani berulang tahun ke-50, pada 6 September kemarin. Tahun lalu, ulang tahunnya jadi masalah karena dilaporkan ke MKD.

Baca Selengkapnya

Gubernur BI Prediksi Inflasi Pangan pada Semester Pertama 2023 Masih Tinggi: Perlu Dikendalikan

17 Januari 2023

Gubernur BI Prediksi Inflasi Pangan pada Semester Pertama 2023 Masih Tinggi: Perlu Dikendalikan

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memprediksi inflasi pada paruh pertama tahun ini masih akan tinggi.

Baca Selengkapnya

Kaleidoskop 2022: 11 Peristiwa Ekonomi, Sengkarut Kelangkaan Minyak Goreng hingga Impor Beras

30 Desember 2022

Kaleidoskop 2022: 11 Peristiwa Ekonomi, Sengkarut Kelangkaan Minyak Goreng hingga Impor Beras

Berbagai peristiwa mewarnai perekonomian nasional tahun 2022, dari sengkarut minyak goreng, resesi global, kenaikan harga BBM hingga impor beras.

Baca Selengkapnya

Demo Sopir Truk Korea Selatan Picu Kelangkaan BBM

6 Desember 2022

Demo Sopir Truk Korea Selatan Picu Kelangkaan BBM

Demo sopir truk Korea Selatan telah menyebabkan hampir 100 pompa bensin di seluruh negeri mengalami kelangkaan BBM

Baca Selengkapnya

Daftar Harga BBM Pertamina Terbaru Per Desember 2022 di 34 Provinsi

2 Desember 2022

Daftar Harga BBM Pertamina Terbaru Per Desember 2022 di 34 Provinsi

Kenaikan harga BBM ini terjadi pada bahan bakar non-subsidi.

Baca Selengkapnya

Mulai Hari Ini Hingga 7 Desember, Buruh Gelar Demo Besar-besaran Tolak Kenaikan UMP DKI Jakarta

1 Desember 2022

Mulai Hari Ini Hingga 7 Desember, Buruh Gelar Demo Besar-besaran Tolak Kenaikan UMP DKI Jakarta

Sejumlah serikat buruh dan Partai Buruh dijadwalkan menggelar demonstrasi besar-besaran sebagai bentuk penolakan kenaikan UMP DKI Jakarta 2023.

Baca Selengkapnya

Survei Charta Politika, Kepuasan terhadap Jokowi 69,5 Persen

29 November 2022

Survei Charta Politika, Kepuasan terhadap Jokowi 69,5 Persen

Yunarto menyebut kepuasan terhadap Jokowi sempat ajlok ke angka 63,5 persen pada September 2022 akibat kenaikan harga BBM.

Baca Selengkapnya