Ini Asumsi Makro Ekonomi Indonesia 2015  

Sabtu, 16 Agustus 2014 03:11 WIB

Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan pidato kenegaraan dalam sidang bersama DPR - DPD RI di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, 15 Agustus 2014. Pidato tersebut, pidato terakhir SBY sebelum mengakhiri masa jabatan pada 20 Oktober 2014. (AP Photo)

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyo menyampaikan asumsi dasar makro ekonomi Indonesia tahun anggaran 2015 di Sidang Paripurna DPR, Jumat, 15 Agustus 2014. Dalam pembacaan nota keuangan di ruang sidang, SBY menyampaikan poin-poin utama asumsi makro ekonomi pada tahun anggaran 2015.

"Pada tahun 2015, perekonomian dunia diproyeksi akan lebih baik dibandingkan dengan kondisi tahun 2014, terutama akan didorong oleh perekonomian di negara maju," kata SBY di Kompleks Parlemen, Senayan, Jumat, 15 Agustus 2014.

Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2015, pertumbuhan ekonomi dipatok pada angka 5,6 persen. Sedangkan inflasi tahun 2015 ditetapkan 4,4 persen. Adapun nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditetapkan pada level Rp 11.900. (Baca: Asumsi Makro RAPBN 2015 Disepakati)

Pemerintah juga menetapkan harga minyak mentah pada angka US$ 105 per barel, dengan target lifting minyak 845 ribu barel per hari. Target lifting gas bumi ditetapkan 1.248 ribu barel setara minyak per hari.

Sebelumnya, dalam rapat pembahasan pemerintah dengan Badan Anggaran DPR, asumsi makro ditetapkan kisaran asumsi makro ekonomi 2015 dengan posisi pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,5-6 persen. Kemudian inflasi ditetapkan pada kisaran 3,5-5 persen. (Baca: Rapat Banggar Setujui Kriteria Pemotongan APBNP )

Nilai tukar rupiah ditetapkan pada kisaran Rp 11.500-12.100. Suku Bunga SBN ditetapkan 6-6,5 persen. Sedangkan harga minyak mentah atau Indonesia Crude Price (ICP) ditetapkan US$ 96-110 per barel. Lifting minyak bumi ditetapkan pada angka 830-920 ribu barel per hari dengan target lifting gas di di kisaran 1.200-1.260 ribu barel per hari. Keseluruhan total lifting minyak bumi dan gas sebesar 2.300-2.180 ribu barel per hari. (Baca:Mau Tahu Proyeksi Ekonomi 2015? Ini Asumsi RAPBN)

Dalam pidatonya, SBY mengatakan berbagai kebijakan dan stimulus ekonomi yang telah dilakukan selama ini telah berhasil mengurangi kerentanan perekonomian di negara maju. Defisit transaksi berjalan khususnya di negara-negara emerging market yang sempat memburuk pada 2013 juga mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan.

MAYA NAWANGWULAN

Berita Terpopuler:


Ketua Gerindra Laporkan Metro TV, Detik, dan Tempo
Dahlan Iskan: Ignasius Jonan Cocok Jadi Dirut PLN
Jokowi: Wajar Ada Beda Pendapat Soal Hendropriyono
Rumah Novela Dirusak karena Apa?
Tim Prabowo Nilai Ajakan Bupati Dogiyai Keliru

Berita terkait

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

4 jam lalu

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

Pemerintah diminta untuk mengantisipasi potensi menurunnya kinerja konsumsi rumah tangga terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II 2024.

Baca Selengkapnya

Serba-serbi UKT: Landasan Penetapan Besaran UKT di Perguruan Tinggi Negeri

9 jam lalu

Serba-serbi UKT: Landasan Penetapan Besaran UKT di Perguruan Tinggi Negeri

Pembahasan besaran Uang Kuliah Tunggal disingkat UKT kerap menjadi persoalan yang kerap diprotes mahasiswa di Perguruan Tinggi Negeri (PTN).

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

12 jam lalu

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

Presiden Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11 persen di kuartal pertama tahun ini patut disyukuri.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

1 hari lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

Wamenkeu Suahasil Nazara menyoroti tiga faktor yang menjadi perhatian dalam perekonomian Indonesia saat ini. Mulai dari suku bunga yang tinggi, harga komoditas, hingga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

1 hari lalu

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

Kementerian Keuangan mencatat di tengah gejolak ekonomi global perekonomian Indonesia tetap tumbuh dan mendorong peningkatan lapangan pekerjaan.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

4 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

6 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

6 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Turunnya Penerimaan Pajak Berdampak pada Defisit APBN

6 hari lalu

Turunnya Penerimaan Pajak Berdampak pada Defisit APBN

Jika penerimaan pajak terus anjlok di tengah melesatnya belanja negara, defisit APBN bisa membengkak.

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

11 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya