Ilustrasi Uang dolar/Rupiah/Penukaran uang. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Riset PT Trust Securities, Reza Priyambada, memprediksi nilai tukar rupiah masih akan melemah. Hal ini disebabkan melemahnya sejumlah mata uang emerging market dan Eropa, sehingga nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) semakin kuat.
"Tapi, pasar harus tetap mewaspadai perubahan sentimen yang akan terjadi," kata Reza kepada Tempo, Rabu, 13 Agustus 2014.
Selain itu, kondisi ekonomi Eropa dinilai masih melambat karena angka inflasi zona Euro yang melambat juga. Turunnya yuan dan AUD seiring rilis data-data ekonomi turut membuat laju rupiah gagal melanjutkan kenaikannya.
Reza memprediksi kurs tengah Bank Indonesia (BI) rupiah berada di kisaran Rp 11.691-11.678 per dolar AS. Pada perdagangan kemarin, kurs tengah BI rupiah berada di posisi Rp 11.683 per dolar AS. Posisi ini melemah enam poin dari sebelumnya sebesar Rp 11.677 per dolar AS.
BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen
2 hari lalu
BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen
Survei BI mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer triwulan I 2024 tetap naik, tecermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial triwulan I 2024 sebesar 1,89 persen