TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Direktur PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU) Amir Samboro mengatakan perseroan menargetkan produksi batu bara 26 juta metrik ton tahun ini. Dengan jumlah itu, perseroan mematok pendapatan US$ 1,4 miliar. Target itu akan ditopang dengan langkah efisiensi yang dilakukan perseroan, di antaranya menekan biaya produksi.
“Upaya efisiensi yang kami lakukan, misalnya, dengan penggunaan additive, biofuel, agar penggunaan solar dapar diefisiensikan,” ujar Amir saat melakukan rapat umum pemegang saham di Jakarta, Senin, 30 Juni 2014. (Baca juga: Bumi Plc Gugat Rosan Roeslani ke Arbitrase)
Amir mengklaim tahun lalu perseroan mampu mencapai target produksi dan pengapalan 23,5 juta metrik ton. Tahun lalu, penjualan rata-rata batu bara menurun 16 persen menjadi US$ 59,6 per ton. Namun penurunan ini dikompensasi dengan kenaikan volume penjualan sebesar 11 persen menjadi 23,3 juta ton. BRAU, tutur Amir, juga masih mencatatkan kerugian bersih pada 2013 yang mencapai US$ 162,1 juta atau menurun dari tahun sebelumnya yang mencapai USD 179,5 juta.
Perlambatan ekonomi Cina, menurut Amir, sangat mempengaruhi kinerja perusahaan. “Dengan pertumbuhan ekonomi yang hanya sekitar 7,2 persen, Cina mengurangi penggunaan energinya,” kata Amir. (Lihat juga: Berau Tuding Rosan Roeslani Ngemplang)
Apalagi Cina merupakan negara utama tujuan ekspor batu bara dari Indonesia. Selain Cina, sebenarnya ada pasar baru, yaitu India. Namun reformasi ekonomi membuat kondisinya juga tak jauh berbeda dengan Cina. Walaupun pasar internasional diperkirakan masih akan mengalami penurunan, kosumsi batu bara nasional dua tahun terakhir yang mengalami peningatan diperkirakan akan mendongkrak kinerja perusahaan batu bara. “Pengembangan power plant yang cukup bagus akan meningkatkan konsumsi batu bara.”
FAIZ NASHRILLAH
Terpopuler :
Rupiah Tembus 12 Ribu per Dolar AS, Apa Sebabnya?
Pengamat: Konsep Mobnas dan LCGC Salah Kaprah
Hampir Semua Pengusaha Tangerang Mengakali Pajak
Berita terkait
Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili
23 jam lalu
Faisal Basri menyinggung soal opsi mekanisme peradilan melalui Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmillub) untuk menjerat Jokowi.
Baca SelengkapnyaWarga Panama Selenggarakan Pemilihan Umum
1 hari lalu
Warga Panama pada Minggu, 5 Mei 2024, berbondong-bondong memberikan hak suaranya dalam pemilihan umum untuk memilih presiden
Baca SelengkapnyaHarga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif
4 hari lalu
Harga komoditas produk pertambangan yang dikenakan bea keluar fluktuatif, konsentrat tembaga dan seng masih naik pada periode Mei 2024.
Baca SelengkapnyaBahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri
5 hari lalu
Aspebindo mendukung rencana pemerintah membagikan izin usaha pertambangan (IUP) kepada ormas keagamaan. Apa alasannya?
Baca SelengkapnyaRektor UPN Veteran Yogyakarta: Jumlah Pendaftar Prodi Teknik Pertambangan Naik 3 Kali Lipat
6 hari lalu
Rektor UPN Veteran Yogyakarta Irhas Effendi menyebut ada fenomena cukup menarik dari para peserta UTBK SNBT 2024 di kampusnya.
Baca SelengkapnyaLPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan
10 hari lalu
Tujuan beasiswa LPDP ini untuk mencetak tenaga kerja untuk memenuhi program hilirisasi industri berbasis tambang mineral di Indonesia.
Baca SelengkapnyaHari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir
12 hari lalu
Kelompak masyarakat peduli Pegunungan Kendeng memgangkat isu kerusakan lingkungan pada Hari Bumi dan Hari Kartini/
Baca Selengkapnya10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah
14 hari lalu
Berikut ini deretan perusahaan timah terbesar di dunia berdasarkan jumlah produksinya pada 2023, didominasi oleh pabrik Cina.
Baca SelengkapnyaJATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya
30 hari lalu
Jaringan Advokasi Tambang melaporkan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, apa penyebabnya?
Baca SelengkapnyaKorupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun
31 hari lalu
Kasus dugaan korupsi di PT Timah, yang melibatkan 16 tersangka, diduga merugikan negara sampai Rp271 triliun. Terbesar akibat kerusakan lingkungan.
Baca Selengkapnya