Keputusan Soal BI Rate Memenuhi Harapan Pelaku Pasar

Reporter

Editor

Sugiharto

Jumat, 13 Juni 2014 06:03 WIB

TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Keputusan Bank Indonesia mempertahankan tingkat suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 7,5 persen dinilai sudah tepat oleh sebagian kalangan. Mereka berpendapat, di tengah kinerja perekonomian yang melambat, keputusan tersebut diyakini akan menjaga optimisme dan gairah pertumbuhan ekonomi.

Kepala Ekonom PT Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih menyatakan keputusan tidak mengubah BI Rate tersebut telah sesuai dengan ekspektasi pelaku pasar. Sebab, menurut dia, dalam situasi likuiditas yang sudah ketat, pelaku pasar memang berharap suku bunga acuan tidak semakin tinggi. “Kebijakan mempertahankan BI Rate sudah memenuhi harapan pasar,” katanya, Kamis, 12 Juni 2014.

Lana menjelaskan, akibat BI Rate yang sudah cukup tinggi, yakni 7,5 persen, likuiditas di pasar keuangan memang meningkat dalam beberapa waktu terakhir. Konsekuensinya, sebagian perbankan akhirnya berlomba-lomba menaikkan suku bunga tabungan untuk memperbesar jumlah dana pihak ketiga. “Beberapa bank pemerintah pun tak luput dari kecenderungan ini,” ujarnya. (Baca: Inflasi Mei Rendah, BI Rate Belum Perlu Dinaikkan)

Analis PT Monex Investindo Futures, Albertus Christian, pun memandang keputusan soal BI Rate telah tepat. Dengan tingkat inflasi pada Mei yang masih rendah, yakni 0,16 persen atau sebesar 7,32 persen untuk inflasi tahunan, BI Rate sebesar 7,5 persen dipandang masih cukup relevan. “Level BI Rate masih sesuai dengan kondisi inflasi,” katanya.

Ihwal upaya memperbaiki target penerimaan, Albertus mengimbau pemerintah meminimalkan penerbitan regulasi yang berpotensi mengurangi penerimaan negara, misalnya aturan larangan ekspor mineral. Albertus pun menyarankan pemerintah untuk mengurangi komponen anggaran belanja sosial yang tinggi dan dinilai tidak efektif, seperti subsidi bahan bakar minyak dan listrik. Menurut Albertus, dengan nilai tukar rupiah yang melemah, beban subsidi tentu akan semakin membengkak.

MEGEL

Berita Terpopuler:
Pemerintah dan DPR Sepakati Asumsi Makro APBNP

Smartphone Mozilla Rp 295 Ribu Hadir di Akhir 2014

Beberapa Faktor Ini Sebabkan Rupiah Melemah

Harga Emas Comex Melemah Tipis Pagi Ini

2015, ESDM: Lifting Minyak 830 Ribu Barel Per Hari

Berita terkait

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

10 jam lalu

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) harus konsisten menerapkan kualitas hasil produksi jika ingin bisa bertahan di tengah dinamika ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

1 hari lalu

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan pihaknya terus memperkuat sinergi dan mendukung upaya pengendalian inflasi daerah.

Baca Selengkapnya

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

1 hari lalu

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

Survei BI mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer triwulan I 2024 tetap naik, tecermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial triwulan I 2024 sebesar 1,89 persen

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

2 hari lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

4 hari lalu

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

Survei Konsumen Bank Indonesia atau BI pada April 2024 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat.

Baca Selengkapnya

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

6 hari lalu

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

Gubernur BI dan Gubernur Bank Sentral UEA menyepakati kerja sama penggunaan mata uang lokal untuk transaksi bilateral.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

8 hari lalu

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada Kamis, 9 Mei 2024, dimulai dari deretan masalah dari Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis atau PPDS.

Baca Selengkapnya

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

9 hari lalu

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

Bank Indonesia mendorong aktivitas bayar tunai, namun BI mengimbau agar merchant tetap bisa menerima dan melayani pembayaran tunai

Baca Selengkapnya

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

9 hari lalu

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

Kenaikan suku bunga acuan atau BI rate menarik aliran modal asing masuk ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

9 hari lalu

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

Bank Danamon Indonesia belum berencana menaikkan suku bunga KPR meski suku bunga acuan BI naik menjadi 6,25 persen

Baca Selengkapnya