Sejumlah warga memilih daging sapi segar di Pasar Andir, Bandung, Jawa Barat, Senin (5/8) dini hari. Tiga hari menjelang Lebaran, harga bahan-bahan pokok merangkak naik termasuk daging sapi yang bertahan di angka Rp 110.000 per kg kendati operasi pasar daging beku pemerintah sudah berjalan. TEMPO/Prima Mulia
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perdagangan memastikan akan segera menggelar operasi pasar untuk mengantisipasi kenaikan harga kebutuhan pokok menjelang bulan suci Ramadan tahun ini. "Jadi, dong, tanggal 22 Juni ini," kata Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi saat ditemui di kompleks Kementerian Koordinator Perekonomian, Selasa, 10 Juni 2014.
Operasi pasar ini rencananya akan digelar selama sebulan penuh selama Ramadan. Adapun pelaksanaannya yang digelar serempak pada 25 Juni 2014 di seluruh daerah di Indonesia itu akan dimatangkan terlebih dahulu dengan para pimpinan dinas daerah.
Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung mengatakan, setiap Ramadan, pemerintah memprioritaskan stabilitas harga pangan karena kebutuhan selalu diprediksi meningkat. Pemerintah memastikan tidak bisa menghindari kenaikan harga pada bulan Ramadan dan Lebaran. "Yang bisa dihindari hanya kenaikan yang tidak proporsional dan kenaikan yang terlalu berlebihan hingga memberatkan rakyat. Nah, ini kami akan memonitor satu demi satu harga-harganya," katanya sebelum menghadiri rapat koordinasi.
Sebelumnya, Chairul menginstruksikan pasar murah digelar untuk mengantisipasi kenaikan harga kebutuhan pokok menjelang bulan suci Ramadan tahun ini. Tingginya kebutuhan warga atas sejumlah kebutuhan pokok menjelang Ramadan dinilai lumrah mengingat besarnya permintaan. Namun pemerintah tetap harus melakukan pengendalian harga.
Kementerian Perdagangan Sebut Sektor Penjualan Online Terbanyak Mendapat Keluhan dari Konsumen
20 hari lalu
Kementerian Perdagangan Sebut Sektor Penjualan Online Terbanyak Mendapat Keluhan dari Konsumen
Kementerian Perdagangan menyebut sektor penjualan online paling banyak dilaporkan keluhan konsumen lantaran banyak penipuan. Selain itu, Kemendag telah menutup setidaknya 223 akun yang diindikasi sebagai penipu.