Kuartal I 2014, Penjualan Sritex Rp 1,7 Triliun

Reporter

Selasa, 10 Juni 2014 04:03 WIB

Pekerja menjahit pakaian untuk seragam militer tentara Portugal, di pabrik PT Sri Rejeki Isman (Sritex), Sukoharjo, Jawa Tengah, 12/3). ANTARA/R. Rekotomo

TEMPO.CO , Surakarta - PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) mencatat kinerja positif pada kuartal pertama 2014. Sekretaris Perusahaan Sritex, Welly Salam, dalam rapat umum pemegang saham di Surakarta, Senin, 9 Juni 2014 menerangkan penjualan Sritex meningkat 45 persen dibanding kuartal pertama 2013.

"Penjualan pada kuartal pertama tahun ini mencapai Rp 1,741 triliun, atau naik 45 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,201 triliun," ucapnya.

Ia berujar, peningkatan penjualan karena Sritex melakukan ekspansi usaha di divisi pemintalan dan garmen. Sehingga kapasitas produksi bertambah untuk memenuhi permintaan pasar. Dia mengatakan penjualan benang, garmen, dan kain mentah naik dibanding tahun lalu. Penjualan benang naik 64 persen, garmen meningkat 55 persen, dan kain mentah naik 100 persen.

Dia menerangkan penyebab utama nilai penjualan melonjak karena terbantu pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Sebab, pendapatan dalam dolar AS mencapai 70 persen dari total pendapatan Sritex.

Peningkatan penjualan pada kuartal I 2014 membuat laba bersih ikut terdongkrak. Laba bersih meningkat 86 persen menjadi Rp 114,7 miliar dari sebelumnya Rp 61,6 miliar di kuartal pertama 2013.

Dia optimistis target penjualan pada 2014 sebesar Rp 7,1 triliun dapat tercapai. Sebab kinerja penjualan pada kuartal pertama 2014 menunjukkan tren positif. Dia juga optimistis target laba bersih Rp 1,05 triliun di 2014 dapat terpenuhi. "Meningkat 25 persen dari pencapaian laba di 2013," ucapnya.

Untuk meningkatkan kapasitas produksi, Sritex tahun ini akan melakukan ekspansi di divisi garmen dan kain jadi dengan anggaran US$ 55 juta. "Untuk garmen, kami akan menambah kapasitas produksi 8 juta potong pakaian jadi. Sehingga totalnya jadi 24 juta potong pakaian jadi per tahun," katanya. Untuk ekspansi divisi garmen, disiapkan anggaran US$ 15 juta.

Lalu untuk kain jadi, Sritex berencana meningkatkan kapasitas produksi dari 120 juta yard menjadi 170 juta yard per tahun. Anggaran yang disiapkan US$ 40 juta. Juru bicara Sritex, Sri Saptono Basuki menambahkan pemilihan ekspansi ke kain jadi karena ingin merebut pangsa pasar yang selama ini dikuasai Cina.

"Cina menguasai 40 persen pasar kain jadi di dunia," ucapnya. Peluang menggeser Cina terbuka karena saat ini industri tekstil di Negeri Tirai Bambu tengah berkonsentrasi pada pengembangan manufaktur. Dia mengatakan Sritex akan mendirikan anak perusahaan khusus produksi kain jadi di Sukoharjo. "Saat ini tengah pembebasan lahan," katanya.

UKKY PRIMARTANTYO

Baca juga:
Demi Cucu, Bos Sritex Lukminto Ziarah Walisongo




Berita utama:
Haters Jokowi-Prabowo Terancam Pikun Lebih Dini
Debat Capres, Prabowo Mungkin Menyerang Jokowi

Heboh Meteor di Jakarta, LAPAN: Itu Jejak Pesawat

Berita terkait

Industri Tekstil Dukung Permendag Pengaturan Impor, Dukung Industri dan Ciptakan Lapangan Kerja

48 hari lalu

Industri Tekstil Dukung Permendag Pengaturan Impor, Dukung Industri dan Ciptakan Lapangan Kerja

Industri tekstil mengklaim industri pertekstilan menyerap banyak tenaga kerja terutama yang berpendidikan rendah sehingga patut dipertahankan.

Baca Selengkapnya

API Dukung Pembatasan Barang Impor: Bisa Dorong Peningkatan Utilitas Industri Tekstil Dalam Negeri

48 hari lalu

API Dukung Pembatasan Barang Impor: Bisa Dorong Peningkatan Utilitas Industri Tekstil Dalam Negeri

Ketua API Jemmy Kartiwa mendukung Permendag Nomor 3 Tahun 2024 yang intinya mengatur batas bawaan barang impor.

Baca Selengkapnya

Tekstil Hingga Perikanan Diprediksi Terdampak Resesi Jepang, Batu Bara dan Nikel Waspada

19 Februari 2024

Tekstil Hingga Perikanan Diprediksi Terdampak Resesi Jepang, Batu Bara dan Nikel Waspada

Ekonom Indef menyebut sejumlah sektor bakal terdampak oleh resesi yang melanda Jepang, tujuan ekspor terbesar keempat Indonesia.

Baca Selengkapnya

Fasilitas Kawasan Berikat: Menyelami Dukungan Penting bagi Industri Tekstil

4 Oktober 2023

Fasilitas Kawasan Berikat: Menyelami Dukungan Penting bagi Industri Tekstil

Bea Cukai memberikan jawaban terkait sejauh mana fasilitas kawasan berikat telah berdampak positif terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kementerian Perindustrian Dorong Kinerja Industri Tekstil

27 Agustus 2023

Kementerian Perindustrian Dorong Kinerja Industri Tekstil

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus melakukan upaya meningkatkan kinerja industri tekstil dengan pelatihan dan pendidikan vokasi.

Baca Selengkapnya

Industri Tekstil Masih Tertekan, Menperin: Tapi Sekarang Level Tekanannya Berbeda

10 Mei 2023

Industri Tekstil Masih Tertekan, Menperin: Tapi Sekarang Level Tekanannya Berbeda

Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan subsektor industri tekstil dan produk tekstil (TPT) mesih tertekan akibat krisis global.

Baca Selengkapnya

Industri Tekstil dan Alas Kaki Masih PHK Karyawan, Menperin: Sedikit Sekali Kok

10 Mei 2023

Industri Tekstil dan Alas Kaki Masih PHK Karyawan, Menperin: Sedikit Sekali Kok

Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan PHK terjadi karena perusahaan sedang melakukan diversifikasi produk.

Baca Selengkapnya

Menperin dan Luhut Sepakat Terus Beri Insentif untuk Industri Tekstil, Ini Sebabnya

10 Mei 2023

Menperin dan Luhut Sepakat Terus Beri Insentif untuk Industri Tekstil, Ini Sebabnya

Menperin Agus Gumiwang dan Menteri Luhut sepakat terus memberi memberi insentif untuk subsektor tekstil dan produk tekstil.

Baca Selengkapnya

Tren Ekspor Meningkat, Luhut: Pemerintah Siapkan Berbagai Insentif untuk Pelaku Industri Tekstil

9 Mei 2023

Tren Ekspor Meningkat, Luhut: Pemerintah Siapkan Berbagai Insentif untuk Pelaku Industri Tekstil

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menilai tren ekspor maupun impor produk tekstil Indonesia meningkat cukup tinggi setelah pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

320 Ribu Ton Tekstil Ilegal Impor Masuk RI, Produsen Serat dan Benang: Negara Kehilangan Pendapatan Rp 19 T

1 April 2023

320 Ribu Ton Tekstil Ilegal Impor Masuk RI, Produsen Serat dan Benang: Negara Kehilangan Pendapatan Rp 19 T

Ketua Umum APSyFI Redma Wirawasta mengungkap impor tekstil dan produk tekstil (TPT) ilegal melonjak sepanjang tahun lalu. Apa dampaknya?

Baca Selengkapnya