TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Ekonom PT Bank Internasional Indonesia Tbk Juniman memperkirakan kebijakan bank sentral Eropa (ECB) bakal mendorong investor di Eropa mengalihkan investasinya ke negara-negara Asia dan Amerika. Secara tak langsung Indonesia bakal diuntungkan karena dilirik oleh investor yang akan mengalihkan investasinya tesebut.
“Pasalnya, dari sisi return, negara Asia dan Amerika tergolong lebih baik setelah ada pemangkasan tersebut di Zona Eropa,” ujar Juniman ketika dihubungi, Jumat, 6 Juni 2014. (Baca: BankSentral Eropa Pangkas SukuBunga Hingga Minus)
Hal tersebut merespons keputusan Bank Sentral Eropa (ECB) memangkas suku bunga acuan ke rekor terendah dari semula 0,25 persen menjadi 0,15 persen pada hari Kamis, 5 Juni 2014. Di lain pihak, suku bunga deposito dipangkas hingga minus 0,10 persen.
Hal ini dilakukan dalam rangka merangsang ekonomi zona euro. Cara ini belum pernah dilakukan langkah serupa sebelumnya. Lewat pemangkasan suku bunga ini, bank sentral Eropa berharap akan mulai dilakukan pengisian bunga deposito yang dimiliki oleh bank.
Lebih jauh, Juniman mengatakan keputusan tersebut didasari oleh keinginan sejumlah negara di Eropa menggenjot pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat dan terhindar dari deflasi. Negara-negara di Uni Eropa pun tak mau mengulang nasib yang dialami Jepang dalam satu dekade terakhir ini. (Baca: Chatib Basri Sebutkan Empat Tantangan Pertumbuhan)
Kesamaan nasib antara Jepang dan Eropa, menurut dia, ialah kecenderungan inflasi yang rendah dan cenderung deflasi. “Maka, bank sentral Eropa memeranginya dengan pemangkasan tersebut,” tuturnya.
Selain memangkas suku bunga acuannya menjadi 0,15 persen serta deposit facility rate menjadi minus 0,10 persen, Juniman mengatakan bahwa bank sentral Eropa mencoba menginjeksi pasar dengan skema pendanaan jangka panjang. “Nilainya mencapai US$ 400 miliar sampai dengan 2018,” ucapnya. (Baca: The Fed Pertimbangkan Naikkan Bunga Acuan)
Kebijakan injeksi likuiditas dan pemangkasan yang dilakukan bank sentral Eropa ini dinilai akan menjadi penyeimbang atas langkah tappering yang dilakukan oleh Amerika Serikat. “Dua kebijakan ini tentu kabar baik bagi perekonomian global karena akan menambah likuiditas serta stock market,” kata Juniman.
Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi
8 hari lalu
Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.