Rupiah Melemah, Pengusaha Cuma Kuat hingga 12.000  

Reporter

Rabu, 4 Juni 2014 08:47 WIB

Pengunjung supermarket Hypermart metropolis melihat produk makanan dan minuman di Cikokol, Tangerang, Banten, Minggu (5/8). ANTARA/Lucky.R

TEMPO.CO, Jakarta - Pengusaha makanan dan minuman mengatakan akan mengevaluasi harga penjualan setelah Lebaran mendatang. Evaluasi harga ini dilakukan untuk menyikapi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir. "Kami akan melihat sampai Lebaran bagaimana pengaruhnya," kata Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S. Lukman, Selasa, 3 Juni 2014.

Pada 3 Juni 2014, Bank Indonesia mencatat kurs jual 11.865 per dolar AS. Adhi mengatakan industri makanan dan minuman masih bisa menahan pelemahan nilai tukar hingga maksimal 12.000 per dolar AS. "Kalau sampai 12.000 per dolar AS masih aman karena perhitungan industri ada toleransi. Tapi, kalau lebih dari itu, kami akan hitung ulang," kata Adhi.

Adhi mengatakan pelemahan nilai tukar berpengaruh pada industri makanan dan minuman karena rata-rata 60 persen bahan baku industri makanan dan minuman masih diimpor. Ia mencontohkan, bahan baku terigu dan gula yang masih 100 persen bergantung kepada impor. Ada pula susu yang masih 70 persen mengandalkan impor.

Menurut Adhi, jika nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terdepresiasi hingga 5 persen, biaya produksi akan naik 3-5 persen. "Mudah-mudahan kenaikan harga bisa diserap oleh margin, meskipun margin tergerus. Menaikkan harga jadi pilihan terakhir kami, karena melihat pengalaman biasanya penjualan turun ketika harga naik," kata Adhi.

Adhi berujar, pengusaha tak akan menaikkan harga barang dagangannya secara mendadak jika memang harus dinaikkan. Dia mengatakan industri makanan dan minuman umumnya punya stok untuk kebutuhan dua bulan, terdiri atas stok bahan baku selama sebulan dan satu bulan produk jadi.

BERNADETTE CHRISTINA MUNTHE

Baca juga:
Investor Abaikan Kejatuhan Rupiah
Lanjutkan Koreksi, Rupiah ke 11.810 per Dolar AS
Rupiah Rawan ke Level 12.000

Terpopuler
Ingin Bahagia? Kuncinya Sekolah yang Tinggi
Tingkat Stres Karyawan Bank Tinggi
Penghentian Produksi Newmont Dilakukan Sepihak







Berita terkait

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

7 jam lalu

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) harus konsisten menerapkan kualitas hasil produksi jika ingin bisa bertahan di tengah dinamika ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

1 hari lalu

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan pihaknya terus memperkuat sinergi dan mendukung upaya pengendalian inflasi daerah.

Baca Selengkapnya

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

1 hari lalu

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

Survei BI mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer triwulan I 2024 tetap naik, tecermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial triwulan I 2024 sebesar 1,89 persen

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

1 hari lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

4 hari lalu

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

Survei Konsumen Bank Indonesia atau BI pada April 2024 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat.

Baca Selengkapnya

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

6 hari lalu

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

Gubernur BI dan Gubernur Bank Sentral UEA menyepakati kerja sama penggunaan mata uang lokal untuk transaksi bilateral.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

8 hari lalu

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada Kamis, 9 Mei 2024, dimulai dari deretan masalah dari Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis atau PPDS.

Baca Selengkapnya

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

9 hari lalu

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

Bank Indonesia mendorong aktivitas bayar tunai, namun BI mengimbau agar merchant tetap bisa menerima dan melayani pembayaran tunai

Baca Selengkapnya

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

9 hari lalu

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

Kenaikan suku bunga acuan atau BI rate menarik aliran modal asing masuk ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

9 hari lalu

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

Bank Danamon Indonesia belum berencana menaikkan suku bunga KPR meski suku bunga acuan BI naik menjadi 6,25 persen

Baca Selengkapnya