Thailand Kompetitor Utama Indonesia Hadapi 2015  

Reporter

Senin, 2 Juni 2014 18:43 WIB

TEMPO/ Nita Dian

TEMPO.CO, Surabaya - Thailand diprediksi bakal menjadi kompetitor utama Indonesia di sektor mainan anak dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Soalnya, teknologi yang digunakan Thailand sudah lebih maju. "Thailand jadi kompetitor Indonesia, seperti yang saya lihat saat pameran di Jakarta dua tahun lalu," ujar Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian Euis Saedah saat membuka seminar Menyiapkan IKM Memenuhi Standar SNI Produk Mainan di Graha Sucofindo, Surabaya, Senin, 2 Juni 2014.

Pada pameran dua tahun lalu itu, Euis menuturkan melihat sekitar 200 mainan anak produksi Thailand. Menurut dia, bahkan di antaranya sudah berbahan ramah lingkungan dan berteknologi nano. "Ada boneka bahannya bio, kalau dielus-elus ada wangi cokelat, ada juga vanila," katanya.

Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian kini mendorong industri kecil dan menengah untuk menerapkan wajib standar nasional Indonesia (SNI) mainan anak. Sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 24 Tahun 2013 tentang Pemberlakuan SNI Mainan Anak yang mulai diberlakukan 30 April 2014. (Baca: Jelang AFTA, 50 Industri Mainan Ditargetkan SNI).

Menurut Euis, pelaku industri kecil dan menengah mainan anak harus siap untuk menerapkan SNI. Apalagi implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN hanya tinggal beberapa bulan lagi. Mainan anak menjadi salah satu produk yang wajib bagi IKM menjadi SNI selain helm dan pakaian bayi.

Penerapan SNI bagi produk tersebut untuk melindungi kepentingan konsumen, pelaku usaha, dan masyarakat dalam aspek kesehatan, keselamatan, keamanan, dan kelestarian lingkungan hidup. Selain itu juga mengefisienkan industri dalam negeri sehingga mempunyai daya saing yang kuat di pasar dalam maupun luar negeri. (Baca: Pengusaha Mainan Anak Minta Kemudahan Urus SNI)

Kepala Sub-Direktorat Industri Alas Kaki Kulit dan Aneka, Richard, mengatakan bahwa masih banyak mainan anak yang mengandung zat berbahaya. Menurut dia, hasil uji Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia melalui laboratorium Afiliasi Kimia Universitas Indonesia menyebutkan adanya kandungan logam dalam sejumlah mainan, di antaranya timbal (Pb), merkuri (Hg), cadmium (Cd), dan cromium (Cr). Zat-zat tersebut bisa menyebabkan keracunan kronik otak. "Pemberlakukan SNI mainan secara wajib bertujuan menjamin keselamatan anak," kata Richard.

Syamsul, pengusaha industri kecil dan menengah produk boneka, mengatakan belum memiliki sertifikasi SNI. Alasannya selama ini, dia tidak pernah mendapatkan sosialisasi SNI. Bagi pengusaha kecil, menurut dia, banyak sekali yang harus diurus mulai dari izin usaha, merek dagang, hingga SNI terutama untuk menghadapi pasar bebas 2015. "Tapi kalau dibantu, akan lebih mudah bagi IKM," ujar dia.

AGITA SUKMA LISTYANTI

Terpopuler:


Cerita di Balik Perseteruan Prabowo-Wiranto
Warga Sleman Bubarkan Ibadah Umat Kristen
Sultan Didesak Agar Tegas Selesaikan Intoleransi di DIY

Berita terkait

Helldy: Aspal Plastik di Cilegon Bisa Jadi Percontohan

2 menit lalu

Helldy: Aspal Plastik di Cilegon Bisa Jadi Percontohan

Aliansi Kabupaten/Kota Peduli Sanitasi akan berkunjung ke Kota Cilegon. Penggunaan aspal plastik dapat menjadi contoh implementasi pengolahan sampah.

Baca Selengkapnya

Kata Apriyani / Fadia Usai Telan Kekalahan dari Lee So Hee / Baek Ha Na di Piala Uber 2024

4 menit lalu

Kata Apriyani / Fadia Usai Telan Kekalahan dari Lee So Hee / Baek Ha Na di Piala Uber 2024

Apriyani / Fadia harus mengakui keunggulan Lee So Hee / Baek Ha Na, pada babak semifinal Piala Uber 2024. Indonesia vs Korea Selatan imbang 1-1.

Baca Selengkapnya

Jadwal Proliga 2024 Sabtu 4 Mei: 3 Laga Live, Termasuk Aksi Jakarta Pertamina Enduro dan STIN BIN

4 menit lalu

Jadwal Proliga 2024 Sabtu 4 Mei: 3 Laga Live, Termasuk Aksi Jakarta Pertamina Enduro dan STIN BIN

Jadwal Proliga 2024 akan kembali hadir pada Sabtu, 4 Mei 2024. Tiga pertandingan akan berlangsung di GOR Jatidiri, Semarang.

Baca Selengkapnya

Menakar Peluang Emil Dardak sebagai Wakil Khofifah Lagi setelah PDIP Merapat

8 menit lalu

Menakar Peluang Emil Dardak sebagai Wakil Khofifah Lagi setelah PDIP Merapat

Sebelum PDIP masuk, Khofifah telah lebih dahulu didukung Partai Golkar, Gerindra, Demokrat dan PAN sejak sebelum Pemilu 2024 berlangsung.

Baca Selengkapnya

Lima Persen BPR dan BPRS Belum Penuhi Modal Inti Minimum

11 menit lalu

Lima Persen BPR dan BPRS Belum Penuhi Modal Inti Minimum

Sebanyak 1.213 BPR dan BPRS telah memenuhi ketentuan modal inti sebesar Rp 6 miliar. Masih ada lima persen yang belum.

Baca Selengkapnya

Prediksi Manchester City vs Wolves di Liga Inggris Malam Ini: Jadwal Live, H2H, Kondisi Tim, Perkiraan Formasi

15 menit lalu

Prediksi Manchester City vs Wolves di Liga Inggris Malam Ini: Jadwal Live, H2H, Kondisi Tim, Perkiraan Formasi

Manchester City akan menjamu Wolverhampton Wanderers dalam lanjutan Liga Inggris 2023-2024 di Stadion Etihad pada Sabtu, 4 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

17 menit lalu

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

Menkomarinves Luhut Pandjaoitan buka kemungkinan kewarganegaraan ganda untuk diaspora. Apa saja alasan dan syaratnya?

Baca Selengkapnya

IPW Minta Polisi Proses Hukum Richard Lee Atas Dugaan Rekayasa Pencurian untuk Konten Klinik

21 menit lalu

IPW Minta Polisi Proses Hukum Richard Lee Atas Dugaan Rekayasa Pencurian untuk Konten Klinik

Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso meminta Polresta Padang untuk mengusut Richard Lee yang diduga merekayasa pencurian di klinik miliknya.

Baca Selengkapnya

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

22 menit lalu

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

Para pejabat Hamas dan CIA dijadwalkan bertemu dengan mediator Mesir di Kairo untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Apresiasi Kiprah Asia Cargo Network

22 menit lalu

Bamsoet Apresiasi Kiprah Asia Cargo Network

Di balik sukses ACN, terdapat berbagai tantangan yang harus dihadapi. Termasuk tingginya harga avtur di Indonesia.

Baca Selengkapnya