Ilustrasi satelit NASA mengitari bulan. Sciencedaily.com
TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk siap meluncurkan satelit perdananya yang diberi nama BRIsat pada Juni 2016. Direktur Utama BRI Sofyan Basir dalam acara penandatanganan nota kesepahaman (MoU) mengatakan peluncuran akan dilakukan di Kourou, French Guiana. "Dengan memperhitungkan proses desain, pengiriman, dan launch campaign setidaknya butuh 25-26 bulan sejak MoU hari ini," katanya di Jakarta, Senin, 28 April 2014.
BRI menunjuk perusahaan Amerika Serikat, Space System/Loral LLC (SSL), sebagai pemenang tender pembuatan satelit. Sebagai pelaksana peluncuran satelit, ditunjuk perusahaan asal Prancis, Arianespace. Sofyan menegaskan pengadaan BRIsat dilakukan dengan prinsip good governance serta melibatkan konsultan teknis dan hukum dari dalam maupun luar negeri.
Ia membantah isu miring bahwa pembelian satelit ini bermuatan politis. Ia meyakinkan, di dalam kontrak, SSL telah menyanggupi untuk memenuhi spesifikasi khusus yang diminta BRI dan tidak akan ada isu penyadapan.
Satelit seharga U$$ 250 juta (sekitar Rp 2,8 triliun) itu, menurut Sofyan, akan dibutuhkan BRI sebagai sarana komunikasi yang menghubungkan kantor pusat, wilayah, kantor cabang di seluruh Indonesia, dan jaringannya di luar negeri. Musababnya, saat ini BRI masih menyewa 23 transponder dari sembilan penyedia layanan untuk mengoperasikan sistem teknologi di 9.000 jaringan kantor dan 100.000 jaringan e-channel.
"Nah, kalau kita bisa punya satelit dan mengelola sendiri, tentu pelayanan akan menjadi lebih baik. Selama ini, kalau ATM mati, orang berpikir kesalahan ada di BRI. Padahal itu dari sananya (penyedia satelit)," katanya.
