TEMPO.CO, Jakarta - Belum adanya sentimen positif dari regional dan ekonomi dalam negeri membuat laju rupiah masih akan bergerak fluktuatif. Sebab, ketegangan geopolitik di Ukraina akan membuat permintaan dolar sebagai instrumen bernilai lindung aman (safe haven) terus meningkat.
Menurut analis dari PT Monex Investindo Futures, Albertus Christian, rupiah cenderung bergerak datar akibat minimnya sentimen positif di dalam negeri. Data perekonomian Amerika Serikat yang bergerak dinamis juga menghambat rupiah untuk kembali ke dalam tren penguatan jangka pendek. “Dinamika eksternal yang bervariasi menyebabkan rupiah cenderung bergerak terbatas,” katanya kepada Tempo. (Baca juga: Utang Luar Negeri RI Tembus Rp 3.106,9 Triliun)
Ketegangan politik di Ukraina menyebabkan pelaku pasar masih terus memburu dolar. Perbatasan Ukraina masih dijaga oleh 40 ribu tentara Rusia demi mengamankan kepentingannya di Crimea. Akibatnya, pelaku pasar akan terus meninggalkan aset-aset berisiko di negara berkembang, termasuk rupiah. (Baca juga: Utang Luar Negeri Membengkak, Apa Penyebabnya?)
Namun rupiah berpeluang menguat jika muncul sentimen positif dari dalam negeri. Rencana lelang Surat Berharga Syariah Negara sebesar Rp 1,5 triliun yang akan digelar pekan ini bisa menjadi momentum pelaku pasar untuk menjual dolar dan memburu aset tersebut. (Baca juga: Harga Pangan Turun, April Diperkirakan Deflasi)
Di sisi lain, pelaku pasar masih menanti perkembangan politik menjelang pemilihan presiden. Ekspektasi atas terbentuknya koalisi pemerintahan berpeluang menarik investor asing untuk menambah portofolio di pasar domestik. Menurut Albertus, pada hari ini, Senin, 21 April 2014, rupiah kemungkinan berada di 11.390–11.450 per dolar.
MEGEL JEKSON
Berita Terpopuler
6 Cerita Mengejutkan di Balik Konflik PPP
JIS Buat Surat Edaran, Begini Isinya
Suryadharma Ali Dilengserkan dari Ketua Umum PPP
Berita terkait
Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM
17 jam lalu
Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) harus konsisten menerapkan kualitas hasil produksi jika ingin bisa bertahan di tengah dinamika ekonomi.
Baca SelengkapnyaBI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi
1 hari lalu
Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan pihaknya terus memperkuat sinergi dan mendukung upaya pengendalian inflasi daerah.
Baca SelengkapnyaBI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen
2 hari lalu
Survei BI mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer triwulan I 2024 tetap naik, tecermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial triwulan I 2024 sebesar 1,89 persen
Baca Selengkapnya6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global
2 hari lalu
Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?
Baca SelengkapnyaSurvei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat
5 hari lalu
Survei Konsumen Bank Indonesia atau BI pada April 2024 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat.
Baca SelengkapnyaPerkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama
6 hari lalu
Gubernur BI dan Gubernur Bank Sentral UEA menyepakati kerja sama penggunaan mata uang lokal untuk transaksi bilateral.
Baca SelengkapnyaTerpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN
8 hari lalu
Berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada Kamis, 9 Mei 2024, dimulai dari deretan masalah dari Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis atau PPDS.
Baca SelengkapnyaRamai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara
9 hari lalu
Bank Indonesia mendorong aktivitas bayar tunai, namun BI mengimbau agar merchant tetap bisa menerima dan melayani pembayaran tunai
Baca SelengkapnyaAliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI
9 hari lalu
Kenaikan suku bunga acuan atau BI rate menarik aliran modal asing masuk ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaBank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR
10 hari lalu
Bank Danamon Indonesia belum berencana menaikkan suku bunga KPR meski suku bunga acuan BI naik menjadi 6,25 persen
Baca Selengkapnya