Rupiah Terancam Konflik Ukraina  

Reporter

Senin, 21 April 2014 05:15 WIB

TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Belum adanya sentimen positif dari regional dan ekonomi dalam negeri membuat laju rupiah masih akan bergerak fluktuatif. Sebab, ketegangan geopolitik di Ukraina akan membuat permintaan dolar sebagai instrumen bernilai lindung aman (safe haven) terus meningkat.

Menurut analis dari PT Monex Investindo Futures, Albertus Christian, rupiah cenderung bergerak datar akibat minimnya sentimen positif di dalam negeri. Data perekonomian Amerika Serikat yang bergerak dinamis juga menghambat rupiah untuk kembali ke dalam tren penguatan jangka pendek. “Dinamika eksternal yang bervariasi menyebabkan rupiah cenderung bergerak terbatas,” katanya kepada Tempo. (Baca juga: Utang Luar Negeri RI Tembus Rp 3.106,9 Triliun)

Ketegangan politik di Ukraina menyebabkan pelaku pasar masih terus memburu dolar. Perbatasan Ukraina masih dijaga oleh 40 ribu tentara Rusia demi mengamankan kepentingannya di Crimea. Akibatnya, pelaku pasar akan terus meninggalkan aset-aset berisiko di negara berkembang, termasuk rupiah. (Baca juga: Utang Luar Negeri Membengkak, Apa Penyebabnya?)

Namun rupiah berpeluang menguat jika muncul sentimen positif dari dalam negeri. Rencana lelang Surat Berharga Syariah Negara sebesar Rp 1,5 triliun yang akan digelar pekan ini bisa menjadi momentum pelaku pasar untuk menjual dolar dan memburu aset tersebut. (Baca juga: Harga Pangan Turun, April Diperkirakan Deflasi)

Di sisi lain, pelaku pasar masih menanti perkembangan politik menjelang pemilihan presiden. Ekspektasi atas terbentuknya koalisi pemerintahan berpeluang menarik investor asing untuk menambah portofolio di pasar domestik. Menurut Albertus, pada hari ini, Senin, 21 April 2014, rupiah kemungkinan berada di 11.390–11.450 per dolar.

MEGEL JEKSON

Berita Terpopuler
6 Cerita Mengejutkan di Balik Konflik PPP

JIS Buat Surat Edaran, Begini Isinya

Suryadharma Ali Dilengserkan dari Ketua Umum PPP

Berita terkait

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

17 jam lalu

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) harus konsisten menerapkan kualitas hasil produksi jika ingin bisa bertahan di tengah dinamika ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

1 hari lalu

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan pihaknya terus memperkuat sinergi dan mendukung upaya pengendalian inflasi daerah.

Baca Selengkapnya

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

2 hari lalu

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

Survei BI mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer triwulan I 2024 tetap naik, tecermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial triwulan I 2024 sebesar 1,89 persen

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

2 hari lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

5 hari lalu

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

Survei Konsumen Bank Indonesia atau BI pada April 2024 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat.

Baca Selengkapnya

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

6 hari lalu

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

Gubernur BI dan Gubernur Bank Sentral UEA menyepakati kerja sama penggunaan mata uang lokal untuk transaksi bilateral.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

8 hari lalu

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada Kamis, 9 Mei 2024, dimulai dari deretan masalah dari Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis atau PPDS.

Baca Selengkapnya

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

9 hari lalu

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

Bank Indonesia mendorong aktivitas bayar tunai, namun BI mengimbau agar merchant tetap bisa menerima dan melayani pembayaran tunai

Baca Selengkapnya

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

9 hari lalu

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

Kenaikan suku bunga acuan atau BI rate menarik aliran modal asing masuk ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

10 hari lalu

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

Bank Danamon Indonesia belum berencana menaikkan suku bunga KPR meski suku bunga acuan BI naik menjadi 6,25 persen

Baca Selengkapnya