Bandara Ahmad Yani Semarang, Jawa Tengah. ANTARA/R. Rekotomo
TEMPO.CO, Semarang - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo merasa senang dengan langkah Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono yang ikut turun tangan menyelesaikan rencana pengembangan Bandara Ahmad Yani, Semarang. Pengembangan bandara ini tertunda akibat adanya perbedaan soal harga NJOP tanah milik TNI Angkata Darat dengan PT Angkasa Pura selaku pengelola bandara.
Setelah mengetahui pengembangan Bandara Semarang tak bisa dilakukan, Ganjar mengaku langsung menelepon Yudhoyono. "Pak SBY bilang siap menyelesaikan dalam jangka waktu dua minggu," kata Ganjar Pranowo, Kamis, 3 April 2014. (Baca juga: SBY Minta Masalah Bandara Ahmad Yani Segera Selesai).
Pada Rabu, 2 April 2014, Ganjar sebenarnya juga ikut diundang dalam rapat bersama SBY. Tapi, politisi PDIP ini tak bisa hadir karena sedang ada agenda di Boyolali. Pemerintah Jawa Tengah mengutus Sekretaris Daerah Jawa Tengah Sri Puryono untuk ikut rapat kabinet.
Ganjar menyatakan bandara Ahmad Yani tertunda pengembangannya karena ada perbedaan pendapat antara TNI Angkatan Darat selaku pemilik tanah dan PT Angkasa Pura selaku pengelola bandara. Keduanya masih berbeda pendapat ihwal berapa harga NJOP tanah dan berapa pemasukan yang didapatkan. Padahal, kata Ganjar, kedua-duanya merupakan lembaga milik pemerintahan.
Ganjar menyatakan masyarakat sudah sangat menunggu pengembangan bandara. Masyarakat pun sudah tidak mau tahu hal ihwal negosiasi berapa NJOP tanah dan berapa pemasukan yang akan didapatkan dari pengembangan bandara Ahmad Yani Semarang. Untuk itu, Ganjar mendesak kepada pemerintah pusat untuk segera melakukan peletakan batu pertama atau down breaking pembangunan bandara Ahmad Yani.
Ganjar menambahkan dalam waktu dekat ini Wakil Presiden RI Boediono juga akan berkunjung ke Bandara Ahmad Yani untuk membahas detail rencana pengembangan bandara tersebut.