Direktur Utama PT.Semen Baturaja Tbk. Pamudji Rahardjo. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Palembang - PT Semen Baturaja Tbk untuk sementara menghentikan produksinya lantaran sebagian sarana di Kota Baturaja, Palembang, dan Bandar Lampung harus menjalani perbaikan rutin. Pabrik semen milik negara tersebut memperkirakan produksi akan kembali normal setelah tanggal 10 April mendatang. (Baca juga: Semen Indonesia Bagikan Dividen Rp 2,42 triliun)
Sekretaris perusahaan PT Semen Baturaja, Zulfikri Subli, mengatakan perbaikan tersebut temasuk agenda rutin perseroan. "Sehingga tidak akan mengganggu persedian semen di tingkat pengecer secara signifikan," katanya, Selasa, 1 April 2014.
Salah satu yang harus diperbaiki adalah mesin Kiln. Mesin tersebut memproduksi klingkler sebagai bahan baku utama semen yang beredar di pasaran.
Secara umum, kata Zulfikri, hanya produksi semen dari pabrik di Panjang, Bandar Lampung, yang mengalami gangguan. Sebab, hingga saat ini pabrik di Panjang masih menunggu masuknya klinker impor yang kini masih dalam proses bongkar di pelabuhan. Namun demikian, dia memastikan proses bongkar dan izin dari otoritas pelabuhan tidak akan berlangsung lama.
Kepala Bagian Humas PT Semen Baturaja, Zulman Jamal, mengatakan saat ini manajemen telah menugaskan bagian pemasaran untuk mengeluarkan stok lama di gudang pabrik yang ada di Palembang maupun Baturaja dan Bandar Lampung. Hal itu diperlukan untuk memenuhi permintaan pasar selama berlangsungnya perbaikan mesin.
Tindakan tersebut, menurut Zulman, untuk mengantisipasi kelangkaan semen serta kenaikan harga di pasaran. Saat ini pada tingkat pengecer di toko bangunan di Kota Palembang, satu sak semen Baturaja dijual dengan harga bervariasi.
Di Maskarebet, misalnya, satu sak isi 50 kg dijual dengan harga antara Rp 62-65 ribu. "Biasanya konsumen mau kalau kami tunjukkan merek lain yang sedikit lebih murah harganya," kata Husin, penjual semen di Maskarebet, Palembang.