TEMPO.CO, Jakarta - Pengusutan penyimpangan impor belum lagi tuntas, ratusan ton beras yang datang dari Vietnam kini terjerat masalah baru. Uji laboratorium yang dilakukan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan memperoleh temuan mengejutkan: beras wangi itu mengandung klorin. (Baca: Beras Vietnam Diduga Mengandung Klorin).
Bahan kimia yang berbahaya ini dilarang penggunaannya oleh Kementerian Pertanian melalui Peraturan Menteri Pertanian Nomor 32 Tahun 2007. Penggunaan klorin oleh penggiling beras ditengarai bertujuan agar beras terlihat putih dan tidak kusam. (Baca juga: Beras Berpemutih Pakaian Marak di Pasar).
Biasanya, klorin yang terkandung dalam bahan kimia sodium chlorite berbentuk kristal putih. Bahan ini berfungsi sebagai desinfektan atau pembunuh kuman pada pakaian, detergen, dan penjernih air. Jika masuk ke dalam tubuh manusia, klorin berefek sangat buruk. Jika dikonsumsi dalam jangka panjang, klorin bisa menyebabkan gangguan pencernaan dan pernapasan serta memicu kanker.
Tempo memperoleh salinan dokumen hasil pengujian laboratorium atas beras asal Vietnam. Dokumen tersebut diteken Manajer Teknis Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Kementerian Pertanian, Ami Teja Rakhmi. Berikut kandungan klorin yang ditemukan dalam pengujian tersebut.
Mentan Ajak Para Jenderal TNI Kawal Optimasi dan Pompanisasi
2 jam lalu
Mentan Ajak Para Jenderal TNI Kawal Optimasi dan Pompanisasi
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, bersama para perwira tinggi Jenderal TNI siap bergerak bersama memastikan program optimasi lahan rawa (Oplah) dan pompanisasi di seluruh Indonesia berjalan dengan baik.
Kementan Optimalisasi Lahan Rawa di Aceh Utara untuk Genjot Indeks Pertanian
2 hari lalu
Kementan Optimalisasi Lahan Rawa di Aceh Utara untuk Genjot Indeks Pertanian
Tujuan utama optimasi lahan rawa adalah optimalisasi lahan yang terintegrasi dengan upaya peningkatan taraf hidup petani melalui bantuan pengembangan sistem irigasi.