Krisis Ukraina Terus Menggerus Rupiah

Reporter

Rabu, 5 Maret 2014 06:14 WIB

TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO , Jakarta: Meningkatnya ketegangan politik yang terjadi di Ukraina membuat pergerakan dolar berbalik arah. Tingginya permintaan mata dolar sebagai alternatif investasi yang lebih aman (safe haven) bakal terus menekan nilai tukar rupiah.

Pada perdagangan Selasa, 4 Maret 2014, rupiah ditutup melemah 5 poin (0,04 persen) pada level 11.597,5. Sepanjang perdagangan, nilai tukar rupiah memang tampak bergerak sangat volatile. Rupiah, yang sempat menembus level 11.600-an, mendadak kembali ke level 11.597 setelah Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan sebagian tentaranya meninggalkan Semenanjung Crimea, Ukraina. (Baca: Pelemahan Dolar Berakhir, Rupiah Kembali Loyo).

Analis PT Platon Niaga Berjangka, Lukman Leong, menyatakan pergerakan rupiah dalam waktu dekat cukup sensitif dengan perkembangan krisis politik Ukraina. Pasalnya, dalam situasi kritis, posisi dolar sebagai investasi bernilai aman cenderung menyebabkan permintaannya meningkat. Tak ayal, potensi kekeringan likuiditas akan berdampak negatif pada nilai tukar rupiah. “Dolar akan terus bergerak konsolidatif,” tuturnya.

Meskipun demikian, nilai tukar rupiah tetap mendapat sentimen positif dari rendahnya angka inflasi pada Februari yang hanya 0,25 persen. Angka inflasi tersebut akhirnya membangun keyakinan bahwa tingkat konsumsi masyarakat masih sebanding dengan tingkat penawaran yang tersedia di dalam negeri. Maka tak lagi diperlukan impor berbagai produk. “Semakin rendah inflasi, semakin berharga mata uang tersebut,” Lukman menambahkan.

Pernyataan Gubernur Bank Indonesia yang berniat menaikkan kembali suku bunga acuan menambah sentimen positif laju rupiah. Namun hal itu tetap harus menunggu perkembangan situasi yang terjadi di Ukraina. Pada hari ini, Rabu 5 Maret 2014, rupiah diperkirakan bergerak volatile di level 11.550-11.650.

MEGEL JEKSON

Berita Terpopuler
Calon Hakim Konstitusi Dikuliahi Pakar Tata Negara
Bunuh Diri Bersama, Anita Diduga Diteror
Tak Cukup Restu Mega, Ini Syarat Jokowi Nyapres..
Bagaimana Suami Anggota DPR ini Sekap Pegawai Resto?

Berita terkait

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

6 jam lalu

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) harus konsisten menerapkan kualitas hasil produksi jika ingin bisa bertahan di tengah dinamika ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

1 hari lalu

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan pihaknya terus memperkuat sinergi dan mendukung upaya pengendalian inflasi daerah.

Baca Selengkapnya

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

1 hari lalu

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

Survei BI mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer triwulan I 2024 tetap naik, tecermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial triwulan I 2024 sebesar 1,89 persen

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

1 hari lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

4 hari lalu

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

Survei Konsumen Bank Indonesia atau BI pada April 2024 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat.

Baca Selengkapnya

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

6 hari lalu

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

Gubernur BI dan Gubernur Bank Sentral UEA menyepakati kerja sama penggunaan mata uang lokal untuk transaksi bilateral.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

8 hari lalu

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada Kamis, 9 Mei 2024, dimulai dari deretan masalah dari Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis atau PPDS.

Baca Selengkapnya

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

9 hari lalu

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

Bank Indonesia mendorong aktivitas bayar tunai, namun BI mengimbau agar merchant tetap bisa menerima dan melayani pembayaran tunai

Baca Selengkapnya

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

9 hari lalu

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

Kenaikan suku bunga acuan atau BI rate menarik aliran modal asing masuk ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

9 hari lalu

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

Bank Danamon Indonesia belum berencana menaikkan suku bunga KPR meski suku bunga acuan BI naik menjadi 6,25 persen

Baca Selengkapnya