Suasana Bundaran HI, Jakarta usai hujan (8/1). Target pertumbuhan ekonomi pada kisaran 6,4-6,9 persen pada tahun 2014 dinilai realistis. Hal ini terkait dengan kondisi ketidakstabilan global yang masih akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi nasional. Tempo/Aditia Noviansyah
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Perindustrian Alex S.W. Retraubun mengatakan pembangunan perekonomian Indonesia tampak dari pertumbuhan kelas menengah yang hampir mencapai 75 juta jiwa. Pertumbuhan kelompok ini berkontribusi cukup signifikan dalam perekonomian, terutama meningkatkan permintaan dalam negeri.
"Nantinya Indonesia akan mampu menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi terbesar di dunia, didukung pertumbuhan kelas menengah yang diperkirakan mencapai 141 juta jiwa tahun 2020," kata Alex dalam sambutannya saat menerima kunjungan delegasi pemerintah daerah Osaka di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Senin, 17 Februari 2014.
Alex menambahkan, pertumbuhan jumlah kelas menengah merupakan peluang besar bagi pelaku usaha lokal maupun asing untuk memanfaatkan momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dalam sepuluh tahun terakhir, kondisi politik Indonesia stabil dan tingkat pertumbuhan ekonomi rata-rata 5,5 persen per tahun.
"Ini bukan hal mudah bagi Indonesia dengan jumlah penduduk besar dan wilayah luas," katanya. "Semakin padatnya kendaraan di jalanan Jakarta merupakan indikator pertumbuhan ekonomi di Indonesia pesat."
Hari ini Kementerian Perindustrian menerima kunjungan pemerintah Osaka, Jepang. Delegasi dipimpin Gubernur Prefektur Osaka Ichiro Matsui.
Direktur Jenderal Kerja Sama Industri Internasional Kementerian Perindustrian Agus Tjahjana mengatakan kedatangan delegasi Osaka untuk mempererat kerja sama Jepang-Indonesia. Delegasi Osaka meminta pemerintah memperhatikan persoalan regulasi kerja sama dan aturan perburuhan.