Jelang Pidato Gubernur The Fed, Dolar Justru Loyo

Reporter

Editor

Abdul Malik

Selasa, 11 Februari 2014 14:07 WIB

TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Aksi beli investor terhadap aset berisiko di pasar berkembang menjadi katalis yang melemahkan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS). Pelemahan dolar justru terjadi menjelang pidato Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) Janet Yellen.

Yellen baru terpilih memimpin The Fed menggantikan Ben Bernanke. Rencananya Yellen berpidato sebelum pembukaan perdagagan saham (opening bell) di bursa Wall Street, Selasa pagi waktu setempat, atau Selasa malam waktu Indonesia. (Baca juga : Pidato The Fed Bakal Goyang Rupiah).

Di pasar uang hingga Selasa, 11 Februari 2014, pukul 11.30 WIB, rupiah ditransaksikan menguat di kisaran 12.163 per dolar AS. Mengendurnya tekanan dolar terhadap sebagian besar mata uang Asia dimanfaatkan oleh rupiah untuk menguat. Penguatan yang terjadi di bursa Asia setelah terkoreksi kemarin menjadi pendorong aksi beli investor asing. Di pasar saham domestik, nilai transaksi beli asing telah mencapai Rp 1 triliun sejak kemarin.

Kinerja positif dari laporan keuangan emiten perbankan mendorong aksi beli investor asing, khususnya pada saham-saham Bank Mandiri dan BRI. "Kinerja beberapa bank besar pada laporan keuangan 2013 mencatatkan laba bersih di atas 14 persen, bahkan ada yang 25 persen dibandingkan 2012," kata Lana Soelistianingsih, ekonom dari PT Samuel Aset Manajemen. (Lihat juga : Siang Ini Rupiah Pimpin Penguatan Mata Uang Asia)

Di sisi lain, Lana mengatakan sentimen positif dari keputusan badan legislatif AS untuk menambah batas utang pemerintah 2014 menjadi US$ 12,7 triliun turut mendorong optimisme di pasar. "Pasar merespons positif keputusan tersebut." Meski begitu, pelemahan dolar diperkirakan akan tertahan menjelang pidato Janet Yellen nanti malam. (Berita lain : Kurs Regional Naik, Merespons Data Negatif AS)

Mata uang Asia cenderung menguat hingga siang ini. Dolar Singapura menguat 0,17 persen, yen Jepang menguat 0,11 persen, rupee India menguat 0,02 persen, dan baht Thailand menguat 0,05 persen.

PDAT | M. AZHAR

Terpopuler :
Mengapa Bos Sritex Lukminto Masuk Islam?
Pejabat Kementerian Perdagangan Bekingi Importir Beras Vietnam
Bandara Wisata Silangit Butuh Dana Rp 200 Miliar
Februari Ini, Bos Sritex Lukminto Berniat Umrah







Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

3 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

3 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

3 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

5 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

6 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

6 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

7 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

7 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

7 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

8 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya