TEMPO.CO , Jakarta: Kementerian Perhubungan mengusulkan Merpati untuk tidak menggunakan lagi pesawat Boeing dan maupun Twin Otter miliknya. Direktur Jendral Perhubungan Udara menyatakan setelah membaca laporan keuangan Merpati, ia menyimpulkan bahwa Merpati hanya bisa untung di pesawat MA60.
"Yang hijau MA60 saja, yang lain merah. Jadi usul saya Merpati baiknya main di bisnis feeder (pengumpan) saja," katanya di Jakarta 8 Februari 2014. (Baca: Pemerintah Bekukan Operasi Maskapai Merpati).
Ia khawatir bila dipaksakan bersaing di rute komersial Merpati justru makin kalah. Musababnya kata dia maskpai maskapai lain seperti Garuda, Lion Air, telah jauh lebih mapan dan efisien dalam pengelolaan. "Dengan feeder itu Merpati lebih kompetitif. Kalau komersial seperti Garuda, AirAsia, ya mati saja," katanya.
Apalagi kata dia perusahaan pelat merah PT Dirgantara Indonesia akan memproduksi N209. "Ini potensi bagi Merpati," katanya.
Diwawancara terpisah Pengamat Arista Atmadjati mengatakan potensi feeder di Indonesia Timur masih menggiurkan. Karena terdapat sekitar 233 bandara dengan tipe runway pendek yang cocok untuk pesawat jenis Merpati. "Di kawasan timur Indonesia masih banyak bandara-bandara kecil, tapi sedikit yang mau melayani," kata dia.
Kinerja Industri Penerbangan Pulih, Kunjungan Wisata Jawa Barat Anjlok
31 Agustus 2023
Kinerja Industri Penerbangan Pulih, Kunjungan Wisata Jawa Barat Anjlok
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat Benny Bachtiar mengatakan, angka kunjungan wisatawan ke Jawa Barat pada semester pertama tahun ini anjlok
Kerja Sama Airnav dan Boeing, Menhub: Kompetensi Layanan Harus Ditingkatkan
12 Juni 2023
Kerja Sama Airnav dan Boeing, Menhub: Kompetensi Layanan Harus Ditingkatkan
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menghadiri acara penandatangan nota kesepakatan (Mou) antara AirNav Indonesia dengan Boeing Company di Menara Astra, Jakarta, pada Senin, 12 Juni 2023.