Tempat parkir kendaraan salah satu pusat perbelanjaan yang tergenang banjir jalan Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta, (17/1). Hujan yang mengguyur Ibukota sejak malam hingga pagi membuat kawasan tersebut tergenang hingga 30 Cm. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO.CO,Jakarta - Kamar Dagang Indonesia (Kadin) DKI Jakarta menyatakan banjir yang mengepung Ibu Kota menyebabkan pengusaha rugi hingga puluhan miliar per hari. Misalnya, pengusahad di kawasan Mangga Dua, Jakarta Utara. "Kadin mencatat ada enam pusat perdagangan di sana dengan 20 ribuan pedagang yang omzetnya mencapai Rp 5 juta per hari," kata Wakil Ketua Kadin DKI Jakarta Sarman Simanjorang pada Senin, 20 Januari 2014.
Dengan demikian, kerugian ditaksir mencapai Rp 50 miliar per hari. Sarman menuturkan akses masuk ke kawasan belanja tersebut benar-benar lumpuh. Akibatnya, masyarakat enggan menuju ke sana.
Di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Sarman mencatat pengusaha merugi hingga Rp 40 miliar per hari. Bahkan beberapa bank di kawasan tersebut juga tutup. Kondisi serupa ditemui di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur.
Di Tanah Abang, Jakarta Pusat, Sarman menuturkan omzet pedagang terjun hingga 60 persen. Kadin memperkirakan omzet di pusat tekstil terbesar se-Asia Tenggara ini mencapai Rp 200 miliar per hari dalam kondisi normal.
Banjir, kata Sarman, juga melumpuhkan aktivitas distribusi barang di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Banjir dan rob di pesisir utara Jakarta ini menyebabkan proses keluar-masuk pelabuhan tersendat. Diperkirakan, biaya distribusi barang membengkak hingga Rp 9 miliar.
Hanya, dampak banjir tahun ini memang tidak terlalu memukul dunia usaha seperti tahun lalu. "Indikatornya kawasan bisnis Sudirman-Thamrin-Kuningan tidak lumpuh," ujarnya.
Selain itu, kawasan berikat Pulogadung dan Cilincing yang merupakan kawasan industri padat karya masih beroperasi.
Tambah Pompa Air Jadi Solusi Paling Cepat Banjir Jakarta
2 Maret 2024
Tambah Pompa Air Jadi Solusi Paling Cepat Banjir Jakarta
Wakil Ketua Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA), Azas Tigor Nainggolan menyampaikan, banyaknya titik genangan air di Jakarta terjadi karena kondisi daratan yang berada dibawah permukaan air laut.