Petugas melakukan pengecekan putaran rotor pada mesin uap di PLTU Suralaya di Cilegon, Banten. TEMPO/Dasril Roszandi
Dihubungi secara terpisah, juru bicara PT Perusahaan Gas Negara, Ridha Ababil mengaku belum bisa berkomentar banyak. Ia mengatakan harus melihat detail penawaran dalam lelang pembangunan pipa distribusi oleh BPH Migas sebelum memutuskan untuk ikut lelang atau tidak.
"Lelangnya saja belum jelas kapan akan dilakukan. Kami harus melihat dulu, karena rencana kami membangun pipa di Semarang sebenarnya sudah mendapatkan persetujuan pemerintah daerah dan masyarakat setempat," katanya.
Perusahaan Gas Negara, kata dia, sudah melakukan sosialisasi rencana pembangunan pipa di Semarang kepada pihak industri. Sosialisasi ini perlu dilakukan untuk menghitung investasi yang harus dikeluarkan perusahaan. "Kalau proyek ini ditunda, akan ada opportunity lost," ujarnya.
Menurut dia, penerapan lelang ini justru memperlambat kesempatan masyarakat menikmati gas. Ia mengatakan, dengan pelaksanaan proyek sesuai jadwal saja, gas diperkirakan baru mengalir pada 2015. Jika ditunda akibat lelang, artinya ada potensi kemunduran selama dua tahun. "Baru pada 2017 masyarakat di sana menerima gas," ujarnya.