Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) menerima Presiden China Xi Jinping (kiri) di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (2/10). Kedua kepala negara sepakat untuk meningkatkan ragam dan nilai kerjasama bilateral yang sejatinya telah berkembang dengan pesat sejak ditandatanganinya Kemitraan Strategis pada tahun 2005. ANTARA/Andika Wahyu
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, pemerintah saat ini terus meningkatkan kualitas pelayanan untuk para investor dan mitra dagang, termasuk investor dari Cina.
"Berbagai kendala yang selama ini kerap muncul, seperti prosedur administrasi dan perizinan, peraturan investasi, dan kurangnya informasi, terus kami perbaiki," kata SBY di hadapan Presiden Cina Xi Jinping saat menghadiri Indonesia-China Business Luncheon di Hotel Shangri-La, Jakarta, Kamis, 3 Oktober 2013.
Menurut SBY, pemerintah membuka pintu selebar-lebarnya bagi mereka yang ingin berinvestasi dan menjadikan Indonesia sebagai basis produksi regional. Ia mengajak Cina membangun jaringan bisnis dengan Indonesia agar kemitraan kedua negara bertambah kuat. "Kemitraan yang manfaat positifnya dapat dirasakan oleh rakyat kedua negara."
SBY menjelaskan, tahun lalu saat ia berkunjung ke Cina, para pelaku usaha dari Indonesia dan Cina telah menandatangani 15 nota kesepahaman dengan total investasi US$ 17,6 miliar. Adapun saat ini, kedua negara menyepakati perjanjian kerja sama bisnis dan investasi senilai US$ 28,2 miliar.
"Perjanjian kerja sama bisnis dan investasi ini patut kami sambut gembira karena akan meningkatkan ekonomi kedua negara," ucap SBY. Ia berharap perjanjian kerja sama ini bisa segera direalisasikan secara nyata dan berkelanjutan.