Menjelang Pertemuan The Fed, Indeks Terkoreksi
Rabu, 18 September 2013 12:55 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sikap hati-hati pelaku pasar menjelang pertemuan The Fed membuat indeks saham melanjutkan koreksi. Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia hingga penutupan sesi pertama hari ini melemah 28,51 poin (0,63 persen) ke level 4.489,11.
Analis dari PT Universal Broker Indonesia, Satrio Utomo, mengatakan pelaku pasar masih tetap dalam posisi wait and see menanti pertemuan bank sentral Amerika Serikat (The Fed) nanti malam. "Pasar menantikan berapa besar anggaran stimulus yang akan dipotong."
Pada pertemuan FOMC Meeting hari kedua 18 September, bank sentral diperkirakan akan mengumumkan pengurangan jumlah stimulus (tappering) pelonggaran kuantitatif ketiga (QE3) yang dimulai sejak September 2012 lalu.
Menanti langkah ini, indeks Dow Jones masih bisa naik 34,95 poin (0,23 persen) ke level 15.529,73 pada perdagangan kemarin. Sementara itu indeks di kawasan Asia hari ini cenderung bervariasi dan bergerak flat turun.
Menurut Satrio, dengan sentimen regional yang masih bervariasi, IHSG hari ini diperkirakan akan bergerak pada kisaran 4.475 hingga 4.563. "Penutupan di bawah support 4.475 akan mengakhiri tren naik jangka pendek dari IHSG."
Kemarin, beberapa saham-saham sektor konstruksi dan properti telah ditutup di bawah support pertama, sedangkan saham-saham berkapitalisasi besar rata-rata masih bisa ditutup di atas support. "Jika saham anda ditutup menembus support, ada baiknya keluar dulu dari pasar," Satrio menyarankan.
Saham yang berpindah tangan hingga siang ini mencapai 2,7 miliar lembar saham senilai Rp 14,9 triliun dengan frekuensi 116,8 ribu kali transaksi. Asing mencatat penjualan bersih Rp 99,4 miliar.
Sebaliknya, indeks saham Asia justru dikabarkan meningkat di tengah prospek penurunan obligasi yang akan dilakukan oleh The Fed. Seperti dikutip dari Bloomberg pada Rabu 18 September 2013, indeks MSCI Asia Pasifik naik untuk kedua kalinya dalam kurun waktu empat hari terakhir sebesar 0,4 persen.
Sementara itu, indeks Topix Jepang pun naik sebesar 0,8 persen dan indeks Standard & Poor 500 (SPA) berjangka naik 0,1 persen setelah acuan tersebut naik 0,4 persen di New York. Ringgit Malaysia pun dilaporkan naik 0,3 persen terhadap dolar AS. Sejak Gubernur The Fed Ben Bernanke pertama kali memberi isyarat pemotongan pada Mei lalu, telah terjadi gejolak pasar global yang cukup dalam.
Co-founder of Kapstream Capital Ltd, Nick Maroutsos, menyampaikan bahwa pengumuman apapun dari The Fed dipastikan akan tetap mempengaruhi pasar. "Apakah ada penurunan obligasi atau tidak, atau ada pemangkasan sebesar US$ 5 miliar atau US$ 10 miliar, pasti pasar terpengaruh." Saat ini, menurut dia, yang diketahui adalah The Fed tengah melakukan penarikan stimulus secara bertahap.
Selama ini, sasaran stimulus The Fed adalah perbaikan ekonomi Amerika Serikat di tengah krisis keuangan global. Menurut catatan The Fed, sejauh ini program stimulus telah mendongkrak kenaikan nilai ekuitas global hingga US$33 triliun dari tahun 2009.
M. AZHAR | NINIS CHAIRUNNISA
Topik Terhangat:
Tabrakan Anak Ahmad Dhani | Info Haji | Penembakan Polisi | Miss World | Misteri Sisca Yofie
Berita Terpopuler:
Hercules Minta Penyiksa Pedagang Kopi Ditembak
Banyak Wajah Asing Menjenguk, Dul Bertanya ke Maia
Jokowi Stop Mal, DPRD: Orang Kaya Jangan Dilupakan
Vanny Eks Pacar Freddy Budiman Ditangkap Polisi
Begini Rekaman CCTV Pembunuhan Sisca Yofie