Komisi Temukan Indikasi Kartel Impor Kedelai

Jumat, 6 September 2013 09:36 WIB

Ilustrasi kedelai. ANTARA/Arif Firmansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Setelah beberapa pekan mengawasi secara intensif, Komisi Pengawasan Persaingan Usaha melihat titik terang dalam gejolak harga kedelai. Komisioner Komisi, Munrokhim, mengatakan lembaganya menemukan indikasi awal praktek kartel impor kedelai. Akibat tindakan tersebut, harga komoditas kacang-kacangan itu melambung.

Menurut Munrokhim, indikasi awal praktek kartel terlihat dari data stok yang tidak sama antara beberapa kementerian serta produsen dan importir kedelai. "Stok di Kementerian Perdagangan dan yang dilaporkan tidak sama. Pasti ada permainan," kata Munrokhim seusai rapat dengar pendapat tentang importasi kedelai, kemarin.

Atas indikasi awal ini, Komisi akan mendalami semua pihak yang diduga masuk lingkaran praktek kartel tersebut. Karena itu, dalam waktu dekat Komisi akan melakukan investigasi. Jika hasil pemeriksaan ini menunjukkan status yang makin gamblang, Komisi akan menaikkan kasusnya ke tahap penyelidikan. Setelah bukti terpenuhi, langkah selanjutnya akan diperkarakan.

Namun Munrokhim belum bisa merinci pihak-pihak yang diduga terlibat serta perannya masing-masing. Penyelidikan bisa berjalan cepat atau lambat tergantung dinamika di lapangan. "Misalnya, penyelidikan bawang putih kan cepat, tapi kalau daging lama dan sampai sekarang masih berlangsung," kata dia.

Dalam lonjakan harga kedelai ini, Komisi juga menyebut pemerintah gagal menenangkan pasar. Ini disebabkan oleh ketidakpaduan serta ketidakjelasan kebijakan mengenai data stok dan kebutuhan impor. Menurut Munrokhim, banyak kebijakan yang bertujuan menstabilkan harga justru membuat harga naik karena implementasinya tidak jelas. "Kebijakan yang mengambang ditafsirkan sebagai sesuatu yang tidak pasti. Dalam ketidakpastian ini, ada kemungkinan terjadi permainan," katanya.

Terhadap dugaan importir yang menahan stok, lagi-lagi Komisi melihat ini karena pemerintah tidak lihai dalam menyampaikan informasi pada pasar. "Harusnya diumumkan berapa stok yang ada saat ini dan yang on the way," katanya. "Jadi, pasar merasa ada kepastian sehingga orang tidak menahan pasokan."

Ketua II Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo), Sutaryo, mengatakan kenaikan harga kedelai disebabkan oleh proses impor yang cukup lama, 2-3 bulan. Ini terjadi ketika ingin mendapat status importir terdaftar dan Surat Persetujuan Impor. Dalam masa tunggu itu, importir khawatir tidak mendapat persetujuan. Sebagai langkah antisipasi, mereka lalu menahan stok yang berujung pada kenaikan harga kedelai.

Karena itu, untuk menekan harga agar tidak terus menanjak, Gakoptindo meminta pemerintah memberi peran kepada Perum Bulog dalam melakukan stabilisasi harga. Caranya, perusahaan pelat merah itu diberi kewenangan mengelola importasi kedelai. Menurut Ketua Umum Gakoptindo, Aip Syaifuddin, swasta bisa impor kedelai, tapi harus bersinergi dengan Bulog.

Gakoptindo mempertanyakan langkah pemerintah yang sempat mencabut kewenangan tersebut. Padahal, swasembada kedelai serta stabilisasi harga tercapai saat Bulog mengelola importasi, yakni pada 1992. Saat itu, produksi kedelai Indonesia 1,8 juta ton per tahun. Pada 1994, produksi kedelai mulai turun hingga pemerintah mencabut kewenangan Bulog empat tahun kemudian dan membebaskan pada importir umum.

Karena itu, Gakoptindo menyambut baik peraturan presiden yang mengembalikan kewenangan Bulog. Pemerintah melalui Bulog akan mendatangkan kedelai impor 20 ribu ton pada bulan mendatang. Kedelai ini diharapkan dapat menstabilkan harga yang tengah tinggi. Total impor kedelai Bulog 100 ribu ton.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Asosiasi Hortikultura Nasional, Ramdansyah Bakir, meminta pemerintah dan masyarakat tidak langsung mengkambinghitamkan pengusaha jika harga kedelai naik. "Jangan langsung dibilang ada kartel atau dibebankan ke pengusaha," katanya.

Ia berpendapat Komisi harus didorong untuk menegakkan hukum, bukan sekadar dengar pendapat. Menurut Ramdansyah, ada faktor lain yang harus dicermati, seperti ketidaksinkronan data di antara dua kementerian teknis, yaitu Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian. Dia juga sepakat bila izin yang panjang dan ada di dua kementerian mengganggu impor.

ANANDA TERESIA | MARIA YUNIAR | NAFI

Berita Terpopuler Lainnya:

Komisi Perhubungan Minta Lion Air Dijatuhi Sanksi
Ahok Jamin Tak Ada Calo di Penerimaan CPNS
Istri @benhan: Suami Diperlakukan Bak Perampok
Zaskia Gotik Putuskan Pertunangan dengan Vicky

Berita terkait

Sumber Protein Nabati yang Perlu Dimasukkan ke Pola Makan

18 Februari 2024

Sumber Protein Nabati yang Perlu Dimasukkan ke Pola Makan

Meski sumber makanan hewani kaya protein, protein nabati pun baik untuk kesehatan secara umum. Berikut sumber yang sangat baik.

Baca Selengkapnya

Pelengkap Berbagai Masakan, Ini Plus Minus Kecap bagi Kesehatan

19 Januari 2024

Pelengkap Berbagai Masakan, Ini Plus Minus Kecap bagi Kesehatan

Kecap punya manfaat buat kesehatan dan sebaliknya. Sisi positifnya, kecap tinggi antioksidan dan zat-zat antimikroba. Apa negatifnya?

Baca Selengkapnya

Bahaya Ibu Hamil Makan Kedelai Utuh bagi Janin Laki-laki Menurut Dokter Kandungan

18 Januari 2024

Bahaya Ibu Hamil Makan Kedelai Utuh bagi Janin Laki-laki Menurut Dokter Kandungan

Dokter kandungan mengatakan makan kedelai utuh bisa memicu masalah genital pada janin laki-laki. Apa dampaknya?

Baca Selengkapnya

Bos Bulog Beberkan Sejumlah Penyebab Stok Kedelai Sering Langka

11 Januari 2024

Bos Bulog Beberkan Sejumlah Penyebab Stok Kedelai Sering Langka

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengungkapkan penyebab stok kedelai kerap langka di Indonesia. Apa saja pemicunya?

Baca Selengkapnya

5 Manfaat Makan Tempe untuk Tubuh

6 Januari 2024

5 Manfaat Makan Tempe untuk Tubuh

Meskipun sering disamakan dengan tahu, tempe memiliki perbedaan manfaat yang signifikan bagi tubuh.

Baca Selengkapnya

Resep dan Cara Membuat Tahu Hoheng yang Sedang Viral

19 Desember 2023

Resep dan Cara Membuat Tahu Hoheng yang Sedang Viral

Tahu Hoheng sedang viral dan ramai diperbincangkan publik, khususnya para pencinta kuliner. Lalu, bagaimanakah resep dan cara membuatnya?

Baca Selengkapnya

3 Resep Masakan Menggunakan Tauco

23 November 2023

3 Resep Masakan Menggunakan Tauco

Tauco terbuat dari kedelai yang setelah direbus diawetkan dengan garam

Baca Selengkapnya

Harga Kedelai Melesat, Produsen Tahu Tempe Minta Pemerintah Atur Pasokan

20 November 2023

Harga Kedelai Melesat, Produsen Tahu Tempe Minta Pemerintah Atur Pasokan

Ketua Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo), Aip Syarifuddin, mengatakan tren kenaikan harga kedelai ini akan berlanjut hingga Desember.

Baca Selengkapnya

Ketua Asosiasi Tahu Tempe Beberkan 4 Alasan Meroketnya Harga Kedelai

19 November 2023

Ketua Asosiasi Tahu Tempe Beberkan 4 Alasan Meroketnya Harga Kedelai

Fluktuasi harga kedelai sebenarnya merupakan hal yang wajar setiap tahun, tapi kenaikan harga kedelai tahun ini cukup tinggi.

Baca Selengkapnya

8 Sumber Protein Nabati

26 Oktober 2023

8 Sumber Protein Nabati

Kedelai sumber protein nabati, antara lain tempe dan tahu

Baca Selengkapnya