PPATK Telisik Rekening Calon Deputi Gubernur BI

Reporter

Selasa, 3 September 2013 08:25 WIB

TEMPO/Nita Dian

TEMPO.CO, Jakarta - Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menemukan sebuah transaksi keuangan mencurigakan milik salah satu calon Deputi Gubernur Senior (DGS) Bank Indonesia, Mirza Adityaswara. Adapun calon DGS lainnya, Anton Gunawan, dinyatakan tak memiliki catatan transaksi mencurigakan.

Temuan tersebut dilaporkan oleh PPATK kepada Dewan Perwakilan Rakyat, Senin 2 September 2013. “Hanya ada satu kali (transaksi mencurigakan), yang oleh PPATK dianggap masih dalam profile,” ujar Wakil Ketua Komisi Keuangan dan Perbankan Dewan Perwakilan Rakyat Harry Azhar Azis, setelah memimpin rapat dengar pendapat tertutup dengan PPATK.

Calon Deputi Gubernur Senior BI itu disebut bertransaksi senilai sekitar Rp 300 juta pada Oktober tahun lalu. "Apakah dia membeli sesuatu di perusahaan sekuritas atau apa?" kata Harry, menirukan ucapan Wakil Ketua PPATK Agus Santoso sebelumnya.

Harry memberi contoh transaksi keuangan yang dianggap di luar profile. Bila seorang kyai menerima dana Rp 50 juta sebanyak satu kali, menurut PPATK, hal tersebut masih wajar. “Tapi kalau dalam setahun dia menerima Rp 50 juta sebanyak 10 kali dari pemberi yang sama, nah, itu baru dianggap di luar profile," tutur dia.

Komisi Keuangan meminta PPATK menyampaikan rumusan resmi transaksi keuangan yang dimaksudkan. Rencananya, rumusan tersebut disampaikan hari ini di hadapan Komisi dan akan dijadikan bahan pengambilan keputusan, Rabu malam mendatang. Jeda sehari diambil untuk memberi waktu bagi setiap fraksi untuk mengambil keputusan.

Anggota Komisi Keuangan DPR, Arief Budimanta, menyatakan catatan transaksi Direktur Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Mirza Adityaswara perlu diverifikasi. "Ada transaksi yang tidak dilaporkan (dalam Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara/LHKPN)," kata dia.

Adapun Mirza menegaskan tak ada yang ia sembunyikan dari publik. Dia mengaku baru memasukkan LHKPN kemarin sebagai calon Deputi Gubernur Senior BI. “Silakan lihat. Semua transparan. Di dalam daftar harta disebutkan bahwa saya memang punya surat berharga," tuturnya.

MARTHA THERTINA

Berita Lainnya:

Begini Cara Jokowi Promosikan Blok G Tanah Abang
Diiringi Tanjidor, Jokowi Resmikan Blok G Tenabang
Jokowi Ajak BRI Beri Kredit Pedagang Tanah Abang
Jokowi Janji Kasih Modal Pedagang Blok G
Pedagang Blok G Ingin Eskalator

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

3 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

3 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

3 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

5 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

6 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

6 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

7 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

7 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

7 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

8 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya