Menteri Energi : Tahun Ini BP Harus Bangun Terminal Gas Tangguh

Reporter

Editor

Senin, 28 Juli 2003 19:34 WIB


TEMPO Interaktif, Jakarta: Meskipun baru terjual sepertiga kapasitasnya, Tangguh harus memenuhi komitmennya memasok gas ke Fujian.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Purnomo Yusdiantoro, meminta Kontraktor Production Sharring (KPS) ladang gas Tangguh di Papua Beyond Petroleum (BP), untuk membangun terminal suplai LNG akhir tahun ini. Pemerintah ingin proyek itu selesai tepat pada waktunya.

Tidak ada alasan bagi BP untuk tidak membangun terminal pada akhir tahun ini, kata dia usai mendampingi wapres menerima Direktur Utama Perusahaan Gas Negara di Istana Wapres, Jakarta, Senin (28/7). Pembangunan terminal itu penting untuk menampung permintaan gas ke depan.

Pembangunan terminal suplai di Tangguh, meniru apa yang dilakukan produsen gas Malaysia, Petronas, di ladang Malaysia III. Di situ Petronas membangun terminal LNG terlebih dulu sebelum memasarkan produknya. Langkah itu diharapkan akan lebih menarik pembeli untuk mengambil pasokan gas dari ladang Tangguh. Karena itu, kami mendorong BP untuk langsung membangun terminalnya, kata dia.

Menurut dia, pembangunan terminal gas itu, terutama dimaksudkan untuk memenuhi komitmen Indonesia dalam mensuplai LNG ke Fujian akhir tahun 2006 mendatang. Mereka meminta pasokan gas sebesar 2,6 juta ton per tahun, yang akan diambil dari ladang gas Tangguh.

Pemerintah tetap yakin gas alam cair produksi Tangguh prospeknya bagus, kendati hingga saat ini baru memperoleh pasar sebesar 2,6 juta ton dari kapasitas produksi 7 juta ton. Pemerintah mengaku, persaingan LNG di pasar internasional makin ketat. Tapi, pemerintah tetap optimis bisa meraih bagian pasar internasional itu, terutama untuk memasarkan produk Tangguh.

Advertising
Advertising

Dari tender LNG dengan perusahaan gas di Korea, SK Posco , pemerintah optimis bisa memenangkannya. Bila berhasil dalam tender itu, Indonesia akan mendapat jatah untuk memasok gas sebanyak 1-1,5 juta ton per tahun. Pengumuman hasil tender tersebut tidak diundur pada bulan Agustus mendatang. Purnomo mengaku telah menerima informasi bahwa SK Posco telah selesai melakukan evaluasi pada akhir pekan lalu.

Namun, hingga kini pemerintah belum menerima laporan resminya. Tentu dalam waktu dekat akan disampaikan secara resmi kepada bidder, kata dia. Dijelaskannya, hingga evaluasi tahap akhir itu hanya ada dua bidder yang tersisa, yaitu Indonesia dan Malaysia III. Pemerintah yakin bisa memenangkan tender itu.

Pemerintah juga berharap dari pasar gas di Meksiko dan Amerika Barat. Beberapa waktu lalu telah ada penandatanganan MOU antara Pertamina, BP Migas, dan perwakilan Konsorsium Meksiko-Amerika tentang jual beli gas alam cair itu. Ada kesepakatan pula untuk membangun terminal penerimaan (receiving terminal) gas di Baja, California. Pasar itu membutuhkan gas 6-10 juta ton per tahun.

Selain berharap dari pasar Meksiko, pemerintah juga ingin meraih pasar di Jepang. Saat ini sedang dilakukan negoisasi dengan pembeli Western dan Eastern di Jepang. Pemerintah juga berencana untuk menindak lanjuti MOU jual beli dengan Filipina. Dari pasar Filipina diharapkan Indonesia bisa memasok 1,5 juta ton per tahun.

Selain memasok gas untuk luar negeri, pemerintah juga tengah memikirkan untuk memasoknya ke dalam negeri. Karena kebutuhan gas di Jawa-Bali sangat besar. Sehingga pemerintah juga berencana untuk membangun terminal LNG di Jawa Timur. Rencana itu diharapkan bisa menyerap gas dari Tangguh.

(Retno Sulistyowati-TNR)

Berita terkait

Mengenang Kepergian Joko Pinurbo, Berikut 5 Puisi Karyanya yang Perlu Disimak

9 menit lalu

Mengenang Kepergian Joko Pinurbo, Berikut 5 Puisi Karyanya yang Perlu Disimak

Selain meninggalkan istri dan dua anak, Joko Pinurbo meninggalkan warisan karya-karya puisi. berikut beberapa di antaranya.

Baca Selengkapnya

LPDP Buka Beasiswa S2 di Northeastern University, Bisa Langsung Kerja dengan Gaji Kompetitif

17 menit lalu

LPDP Buka Beasiswa S2 di Northeastern University, Bisa Langsung Kerja dengan Gaji Kompetitif

Simak cara daftar beasiswa LPDP di Northeastern University.

Baca Selengkapnya

Dua Tersangka Tewasnya Remaja di Hotel Senopati Buka Jasa Open BO, Korban Diberi Inex dan Sabu

31 menit lalu

Dua Tersangka Tewasnya Remaja di Hotel Senopati Buka Jasa Open BO, Korban Diberi Inex dan Sabu

Polisi menangkap dua tersangka tewasnya seorang remaja di sebuah hotel di Senopati. Mereka membawa dua remaja ke hotel itu untuk open BO.

Baca Selengkapnya

Stagnan, Harga Emas Antam Hari Ini Rp 1.326.000 per Gram

33 menit lalu

Stagnan, Harga Emas Antam Hari Ini Rp 1.326.000 per Gram

Harga emas PT Aneka Tambang atau emas Antam stagnan di level Rp 1.326.000 per gram dalam perdagangan Ahad, 28 April 2024

Baca Selengkapnya

Rangkuman Pro Kontra Iuran Pariwisata, Anggota Komisi V DPR: Sebaiknya Tidak Diterapkan

33 menit lalu

Rangkuman Pro Kontra Iuran Pariwisata, Anggota Komisi V DPR: Sebaiknya Tidak Diterapkan

Iuran dana Pariwisata pada tiket pesawat yang direncanakan pemerintah menjadi kontroversi. Bagaimana tanggapan dari berbagai pihak?

Baca Selengkapnya

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

33 menit lalu

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

Kementerian Pertahanan Spanyol tidak mengungkap berapa banyak rudal patriot untuk Ukraina. Hanya menyebut rudal tiba beberapa hari ke depan.

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar hingga ke Kampus Elit Eropa

34 menit lalu

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar hingga ke Kampus Elit Eropa

Unjuk rasa mendukung Palestina terus melebar dari AS hingga ke kampus-kampus di Eropa.

Baca Selengkapnya

Prabowo Tiba di Kantor PBNU, Karpet Merah Digelar

39 menit lalu

Prabowo Tiba di Kantor PBNU, Karpet Merah Digelar

Prabowo disambut oleh Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf dan Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas.

Baca Selengkapnya

Berpulang Sehari Sebelum Hari Puisi Nasional, Berikut Perjalanan Kepenyairan Joko Pinurbo

41 menit lalu

Berpulang Sehari Sebelum Hari Puisi Nasional, Berikut Perjalanan Kepenyairan Joko Pinurbo

Nama Joko Pinurbo mulai dikenal luas saat menerbitkan buku antologi puisi Celana pada 1999.

Baca Selengkapnya

Rokok Elektrik dan Konvensional Miliki Bahaya yang Sama

42 menit lalu

Rokok Elektrik dan Konvensional Miliki Bahaya yang Sama

Tim IDI Medan mengatakan risiko penggunaan rokok elektrik serupa dengan rokok konvensional. Keduanya memiliki bahaya ketergantungan yang sama.

Baca Selengkapnya