Suap di Indonesia Terlalu Tinggi

Reporter

Editor

Jumat, 29 Oktober 2004 17:52 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Biaya suap menyumbang sekitar 4,6 persen harga jual produk barang dan jasa di Indonesia. Sedangkan 51 persen dunia usaha harus melakukan praktik suap dalam aktivitas bisnis mereka. Demikian terungkap dalam laporan World Development Report 2005 oleh Bank Dunia. Dalam laporan setebal 270 halaman tersebut, Bank Dunia menggarisbawahi hambatan utama Indonesia dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif adalah pada ketidakjelasan kebijakan, korupsi, problem hukum dan pengadilan serta perizinan bisnis.Menurut hasil laporan pembangunan dunia 2005 yang disusun Bank Dunia tersebut, sekitar 48,2 persen praktisi dunia usaha serta pengamat beranggapan bahwa masalah utama iklim investasi Indonesia adalah ketidakjelasan kebijakan yang berintikan pada interpretasi yang kacau dari kebijakan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Sekitar 41,5 persen lainnya menjawab bahwa perusak utama iklim investasi adalah korupsi dengan 50,9 persen mengaku melakukan harus melakukan praktik suap dalam aktivitas bisnisnya sehari-hari. Karena praktik suap itu, maka perhitungan Bank Dunia menyatakan biaya suap menyumbang 4,6 persen harga jual produk dan jasa di Indonesia. Sebagai perbandingan, di Filipina, biaya suap dan pungli menyumbang sekitar 4 persen dari harga jual produk dan jasa. Sedangkan di Cina, biaya suap menyumbang 2,6 persen harga jual produk. Sementara itu, di Malaysia, tidak ada sumbangan biaya suap dalam harga jual produk. Di negeri jiran tersebut bahkan tidak ada laporan adanya praktik suap di dunia usaha. "Singkatnya, hambatan utama penciptaan iklim investasi di Indonesia dan kebanyakan negara berkembang lainnya lainnya adalah kebijakan dan perilaku pemerintah," ujar Warrick Smith, kepala tim ekonomi Bank Dunia yang menyusun laporan tersebut dalam pemaparan hasil kerjanya di Jakarta, Jumat (29/10) siang. Menurut Smith, penelitian yang dilakukan Bank Dunia menunjukkan kebijakan dan perilaku pemerintah berpengaruh kuat terhadap iklim investasi. Kebiajakn dan perilaku pemerintah yang buruk akan merusak kesempatan dan insentif secara luas.Masih menurut Smith, tidak ada cara lain yang harus dilakukan pemerintah kecuali dengan memberantas korupsi,pungutan liar dan menciptaan regulasi serta perizinan yang jelas untuk menghilangkan kesempatan pungutan liar. "Harapanya, pemberantasan korupsi akan meningkatkan kredibilitas dan legitimasi serta kepercayaan publik,"katanya. Amal Ihsan - Tempo

Berita terkait

Kualitas Beton Jalan Tol MBZ Diduga di Bawah SNI, Jasamarga Klaim sudah Penuhi Syarat Laik Fungsi

2 jam lalu

Kualitas Beton Jalan Tol MBZ Diduga di Bawah SNI, Jasamarga Klaim sudah Penuhi Syarat Laik Fungsi

PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (JCC) mengklaim Jalan Tol Layang Mohammed Bin Zayed (MBZ) penuhi syarat laik fungsi.

Baca Selengkapnya

Penyitaan Rumah dalam Kasus Korupsi, Terbaru Rumah Syahrul Yasin Limpo dan Tamron Raja Timah Bangka

12 jam lalu

Penyitaan Rumah dalam Kasus Korupsi, Terbaru Rumah Syahrul Yasin Limpo dan Tamron Raja Timah Bangka

Penyitaan rumah dalam dugaan kasus korupsi Syahrul Yasin Limpo dan Tamron Raja Timah Bangka. Apa landasan penyitaan aset tersangka korupsi?

Baca Selengkapnya

Kejati Aceh Periksa Ketua BRA Suhendri sebagai Saksi Korupsi Anggaran Budi Daya Ikan Kakap Rp 15 Miliar

14 jam lalu

Kejati Aceh Periksa Ketua BRA Suhendri sebagai Saksi Korupsi Anggaran Budi Daya Ikan Kakap Rp 15 Miliar

Kejati Aceh memeriksa Ketua Badan Reintegrasi Aceh (BRA) Suhendri perihal dugaan korupsi penyimpangan dan pengadaan budi daya ikan kakap.

Baca Selengkapnya

2 Selebritas Windy Idol dan Nayunda Nabila Diperiksa KPK, Tersangkut Kasus Korupsi Siapa?

14 jam lalu

2 Selebritas Windy Idol dan Nayunda Nabila Diperiksa KPK, Tersangkut Kasus Korupsi Siapa?

Windy Idol dan Nayunda Nabila Nizrinah terseret dalam dugaan kasus korupsi yang berbeda hingga diperiksa KPK. Apa sangkut pautnya?

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Jadi Saksi Meringankan Kasus Eks Dirut Pertamina, Ketahui Pula Soal Saksi Memberatkan Berdasar KUHAP

1 hari lalu

Jusuf Kalla Jadi Saksi Meringankan Kasus Eks Dirut Pertamina, Ketahui Pula Soal Saksi Memberatkan Berdasar KUHAP

Jusuf Kalla alias JK menjadi saksi meringankan dalam sidang eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan. Ketahui pula soal saksi memberatkan dar KUHAP?

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi dan Sri Mulyani Rapat Pembatasan Impor, Sertifikat Tanah di Bekasi Beralih ke Elektronik

1 hari lalu

Terkini: Jokowi dan Sri Mulyani Rapat Pembatasan Impor, Sertifikat Tanah di Bekasi Beralih ke Elektronik

Berita terkini bisnis: Presiden Jokowi dan Sri Mulyani rapat membahas pembatasan impor, sertifikat tanah di Kabupaten Bekasi beralih ke elektronik.

Baca Selengkapnya

Perhutanan Sosial Indonesia Jadi Contoh Mitigasi Iklim Berbasis Masyarakat

1 hari lalu

Perhutanan Sosial Indonesia Jadi Contoh Mitigasi Iklim Berbasis Masyarakat

Bank Dunia menggelar Konferensi Lahan 2024 yang mengangkat topik perhutanan sosial sebagai penopang manajemen lahan dan ketahanan iklim.

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Janji Bersihkan Kementerian dari Korupsi

1 hari lalu

Menteri Pertanian Janji Bersihkan Kementerian dari Korupsi

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan tidak pandang bulu dalam pemberantasan korupsi di lembaganya.

Baca Selengkapnya

3 Poin Kesaksian Jusuf Kalla Saat Jadi Saksi Meringankan Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan

1 hari lalu

3 Poin Kesaksian Jusuf Kalla Saat Jadi Saksi Meringankan Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan

Jusuf Kalla atau JK menjadi saksi meringankan dalam sidang eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan. Ini tiga poin pembelaannya.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Jadi Saksi Meringankan dalam Kasus Eks Dirut Pertamina, Begini Aturan Hukumnya

1 hari lalu

Jusuf Kalla Jadi Saksi Meringankan dalam Kasus Eks Dirut Pertamina, Begini Aturan Hukumnya

Jusuf Kalla alias JK menjadi saksi meringankan dalam sidang kasus dugaan korupsi terdakwa Eks Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan.

Baca Selengkapnya