Sore Ini, 1.478 Sapi Impor Tiba di Tanjung Priok  

Reporter

Selasa, 30 Juli 2013 16:24 WIB

TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta -- Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani Kementerian Pertanian, Sujarwanto, mengatakan 1.478 ekor sapi impor asal Darwin, Australia, akan tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa sore ini, 30 Juli 2013.

“Selasa sore tiba, mulai dikirim ke rumah pemotongan hewan sehari setelahnya,” katanya kepada Tempo, Senin, 29 Juli 2013. Sapi itu dikarantina di negara asalnya. Empat petugas karantina Kementerian Pertanian telah dikirim ke Negeri Kanguru itu. "Satu petugas ikut di dalam kapal angkut," ujarnya.

Sapi potong jenis Brahman cross itu diimpor oleh PT Bina Mentari Tunggal (BMT). Perusahaan ini mendapatkan kuota paling besar dan paling awal ketimbang belasan perusahaan lain. Pemerintah resmi membuka keran impor sapi potong sejak Kamis lalu, 18 Juli. Sebelumnya, pemerintah hanya mengizinkan impor sapi bakalan untuk penggemukan dan sapi bibit untuk pengembangbiakan dan pemuliaan.

Kebijakan impor sapi potong merespons perintah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang berang lantaran harga daging masih tinggi, yaitu Rp 95 ribu per kilogram. Tingginya harga daging sapi terjadi sejak kuartal terakhir tahun lalu.

Kebijakan impor sapi potong juga mengakhiri kewenangan Menteri Pertanian Suswono dalam menerbitkan kuota dan menentukan penerima kuota. Kewenangan itu beralih ke Menteri Perdagangan Gita Irawan Wirjawan. “Siapa yang mendapatkan kuota, saya yang memutuskan,” kata seorang peserta rapat stabilisasi harga daging menirukan Gita di kantor Kementerian Perdagangan, Kamis lalu, 18 Juli.

Pemilik Bina Mentari Tunggal, Juan Permata Adoe, membenarkan ribuan sapi impor yang berlabuh di Tanjung Priok adalah miliknya. “Saya masih persiapan bongkar kapal,” katanya. Jumlah itu masih sedikit ketimbang kuota yang didapatkan Juan sebanyak 6.500 ekor. Selain BMT, ada lima perusahaan peternakan yang akan mendatangkan hewan ruminansia itu.

Mantan Kepala Pusat Karantina Hewan Kementerian Pertanian, Kisman A. Rasyid, mengatakan sapi impor itu diduga kuat mengandung hormon penggemukan yang membahayakan kesehatan manusia. Hormon penggemukan yang menempel di daging dan hati sapi ini berpotensi menyebabkan kanker. “Menyebabkan pubertas dini pada gadis dan membesarnya payudara laki-laki,” katanya kepada Tempo.

Ia meyakini sapi potong itu belum steril terhadap hormon bernama trenbolon asetat itu. “Tahun 2010, semua daging impor dari Australia mengandung trenbolon,” ujarnya

AKBAR TRI KURNIAWAN


Berita Terpopuler:

Jokowi Blusukan: `Pemerintah Kebobolan`

Dipaksa Minta Maaf, Ahok Telpon Haji Lulung

Profil Lulung Lunggana, Bisnis Keras di Tanah Abang

Staf SBY: Blusukan Itu untuk Pengangguran

Tak Tepat, Gugat Ahok dengan UU ITE

Berita terkait

Barang Pekerja Migran Bebas Masuk tapi Harus Ikuti Peraturan Menteri Keuangan, Apa Saja Syaratnya?

1 hari lalu

Barang Pekerja Migran Bebas Masuk tapi Harus Ikuti Peraturan Menteri Keuangan, Apa Saja Syaratnya?

Kementerian Perdagangan menghapus pembatasan jumlah maupun jenis pengiriman atau barang impor milik pekerja migran (PMI) tapi tetap diawasi Bea Cukai

Baca Selengkapnya

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

1 hari lalu

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

Harga komoditas produk pertambangan yang dikenakan bea keluar fluktuatif, konsentrat tembaga dan seng masih naik pada periode Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Kemendag Sosialisasikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Soal Pengaturan Impor

2 hari lalu

Kemendag Sosialisasikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Soal Pengaturan Impor

Permendag nomor 3 tahun 2023 diklaim belum sempurna.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

7 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Pameran Dekorasi Rumah Indonesia di Taiwan Raup Transaksi Rp 4,73 Miliar

7 hari lalu

Pameran Dekorasi Rumah Indonesia di Taiwan Raup Transaksi Rp 4,73 Miliar

Kementerian Perdagangan menggelar pameran dekorasi rumah Indonesia di Taiwan, total transaksi yang diperoleh Rp 4,73 miliar.

Baca Selengkapnya

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan Lantik 6 Pejabat Eselon I dan II, Berpesan Waspadai Situasi Geopolitik Timur Tengah

7 hari lalu

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan Lantik 6 Pejabat Eselon I dan II, Berpesan Waspadai Situasi Geopolitik Timur Tengah

Menteri Perdagangan melantik pejabat eselon I dan II. Dia berpesan agar siap menghadapi keadaan geopolitik Timur Tengah saat ini.

Baca Selengkapnya

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

9 hari lalu

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

Kementerian Perindustrian atau Kemenperin menyatakan impor untuk komoditas bahan baku plastik kini tidak memerlukan pertimbangan teknis lagi.

Baca Selengkapnya

Kementerian Perdagangan Sebut Utang Rafaksi Minyak Goreng Segera Dibayar

10 hari lalu

Kementerian Perdagangan Sebut Utang Rafaksi Minyak Goreng Segera Dibayar

Kementerian Perdagangan mengatakan bahwa utang rafaksi minyak goreng akan segera dibayarkan.

Baca Selengkapnya

Kemendag Gelar Festival Hari Konsumen Nasional

13 hari lalu

Kemendag Gelar Festival Hari Konsumen Nasional

Kementerian Perdagangan atau Kemendag menggelar festival untuk memperingati Hari Konsumen Nasional (Harkonas).

Baca Selengkapnya

Kementerian Perdagangan Sebut Sektor Penjualan Online Terbanyak Mendapat Keluhan dari Konsumen

16 hari lalu

Kementerian Perdagangan Sebut Sektor Penjualan Online Terbanyak Mendapat Keluhan dari Konsumen

Kementerian Perdagangan menyebut sektor penjualan online paling banyak dilaporkan keluhan konsumen lantaran banyak penipuan. Selain itu, Kemendag telah menutup setidaknya 223 akun yang diindikasi sebagai penipu.

Baca Selengkapnya