Denda Pemutusan Kontrak PLTU Atambua Sudah Dibayar

Minggu, 14 Juli 2013 13:45 WIB

Dirut PLN, Nur Pamudji (tengah), Dirjen Ketenaga listrikan Kementrian ESDM, Jarman (kiri) dan Direktur Pengkajian Energi Univesitas Indonesia, Iwa Garniwa (kanan) sedang berbincang usai mempresetasikan Peraturan Pemerintah tentang Tata Cara Penjualan atau Pembelian Tenaga Listrik Lintas Negara pada acara Coffee Morning di Kantor Ditjen Ketenagalistrikan, Jakarta,(20/4). ANTARA/Agus Tri

TEMPO.CO, Jakarta-Direktur Jenderal Listrik Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Jarman mengatakan denda akibat pemutusan kontrak pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap Atambua telah dibayarkan. Denda sebesar Rp 14,7 miliar dibayarkan dan selesai pada tahun ini.


"Pemutusan kontraknya awal tahun ini, sekarang denda sudah mulai dibayarkan dan sedang dalam audit Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan," kata Jarman dalam pesan kepada wartawan, Ahad, 14 Juli 2013.

Sebelumnya, dalam audit Laporan Keuangan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Tahun Anggaran 2012, Badan Pemeriksa Keuangan menemukan belum dibayarkannya denda akibat pemutusan kontrak PLTU di Nusa Tenggara Timur. Anggota IV Badan Pemeriksa, Ali Masykur Musa mengatakan, penagihan denda kepada kontraktor adalah tugas kementerian dan harus segera dilakukan.

Jarman melanjutkan, denda tersebut timbul akibat tak kunjung selesainya proses konstruksi yang ditugaskan kepada kontraktor. Hingga tahun 2012, kontraktor hanya mampu menggarap proyek fisik hingga 15 persen. Padahal, kontrak berlangsung sejak tahun 2008 hingga tahun 2012. "Tahun 2012 kemarin mestinya sudah beroperasi," ujarnya.

Menurut dia, Kementerian sudah berulang kali memberi teguran kepada kontraktor asal Indonesia tersebut. Tapi kontraktor kenyataannya tidak mampu membangun. "Jadi barang sudah sampai, tapi enggak dibangun-bangun, makanya kami putus," ujarnya. Adapun kendala, menurut Jarman bukan berasal dari pendanaan karena anggaran dikucurkan dari APBN. "Itu lebih pada kemampuan dari visi mereka."

Untuk melanjutkan pembangunan pembangkit bertenaga uap dengan kapasitas 4x7 megawatt (MW) ini, kini PT Perusahaan Listrik Negara telah menunjuk unit usaha PLN. "PLN menunjuk cucu perusahaannya, yakni Rekadaya," ujarnya.

Selain PLTU Atambua, pada 2012 lalu PLN telah memutus juga kontrak pembangunan dua PLTU, yakni PLTU Bima (2x10 MW) dan Gorontalo (2x25 MW). Proyek PLTU Bima dan Gorontalo ini merupakan proyek 10.000 MW tahap I.

AYU PRIMA SANDI

Berita terkait

Letusan Gunung Ruang Rusak Fasilitas Pemantau Kegempaan, Alat Apa Saja yang Dipasang?

19 hari lalu

Letusan Gunung Ruang Rusak Fasilitas Pemantau Kegempaan, Alat Apa Saja yang Dipasang?

Erupsi Gunung Ruang sempat merusak alat pemantau aktivitas vulkanik. Gunung tak teramati hingga adanya peralatan pengganti.

Baca Selengkapnya

Peringatan, Erupsi Gunung Semeru dan Marapi Siaga III

2 Maret 2024

Peringatan, Erupsi Gunung Semeru dan Marapi Siaga III

MAGMA Indonesia memperingatkan adanya Erupsi Gunung Semeru dan Marapi. Masyarakat diimbau tidak beraktivitas pada radius 5 kilometer.

Baca Selengkapnya

34 Ribu Rice Cooker Gratis Telah Dibagikan, Terbanyak Jawa-Bali

18 Januari 2024

34 Ribu Rice Cooker Gratis Telah Dibagikan, Terbanyak Jawa-Bali

Jawa-Bali merupakan daerah yang paling banyak menerima rice cooker gratis. Total anggaran program ini Rp 347 miliar.

Baca Selengkapnya

Syarat Dapat Rice Cooker Gratis dari Pemerintah, Apa Saja?

16 Oktober 2023

Syarat Dapat Rice Cooker Gratis dari Pemerintah, Apa Saja?

MKementerian ESDM akan memberikan bantuan 600 ribu unit rice cooker secara gratis, apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

Indosolar Expo 2023: Upaya Bersama Bangkitkan Energi Surya Indonesia

26 Juli 2023

Indosolar Expo 2023: Upaya Bersama Bangkitkan Energi Surya Indonesia

Energi surya memiliki peran strategis dalam mengakselerasi upaya transisi energi khususnya di kawasan Asia Tenggara (ASEAN).

Baca Selengkapnya

5 Provinsi Penghasil Emas Terbesar di Indonesia

11 Februari 2023

5 Provinsi Penghasil Emas Terbesar di Indonesia

Inilah 5 Provinsi Penghasil emas terbesar di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Turunkan Emisi Efek Rumah Kaca, Kementerian ESDM Percepat Pengembangan Sektor Panas Bumi

11 Februari 2023

Turunkan Emisi Efek Rumah Kaca, Kementerian ESDM Percepat Pengembangan Sektor Panas Bumi

Kementerian ESDM terus mengembangkan sektor panas bumi untuk menurunkan efek rumah kaca.

Baca Selengkapnya

Menteri ESDM: Ekspor Emas Dihentikan Bertahap

10 Februari 2023

Menteri ESDM: Ekspor Emas Dihentikan Bertahap

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan larangan ekspor emas akan dilakukan secara bertahap.

Baca Selengkapnya

Soal Ekosistem Kendaraan Listrik, Anggota DPR Minta Pemerintah Realistis

7 Februari 2023

Soal Ekosistem Kendaraan Listrik, Anggota DPR Minta Pemerintah Realistis

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno meminta pemerintah realistis dengan target pembentukan ekosistem kendaraan listrik atau EV di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Inginkan Power Wheeling Tetap Dipertahankan di RUU EBT, Anggota DPR: Ada Jalan Tengah dengan Pemerintah

6 Februari 2023

Inginkan Power Wheeling Tetap Dipertahankan di RUU EBT, Anggota DPR: Ada Jalan Tengah dengan Pemerintah

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno menginginkan skema power wheeling tetap dimasukkan dalam Rancangan Undang-Undang Enerbi Baru dan Terbarukan atau RUU EBT.

Baca Selengkapnya