Dahlan Iskan membaca KoranTempo yang memuat berita dirinya di Kantor Tempo, di Kebayoran Baru, Jakarta, kamis 11 Juli 2013. Tempo/Rully Kesuma
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan menyatakan selalu was-was saat sudah menjadi sumber berita. Situasi tersebut jauh berbeda saat ia masih menjabat sebagai wartawan. Mantan jurnalis Tempo dan mantan bos Grup Jawa Pos ini mengaku takut salah dikutip oleh pewarta.
“Jadi sumber berita lebih was-was, takut dikutip reporter, gak sesuai omongannya,” ujar Dahlan sambil tertawa menanggapi pertanyaan awak redaksi Tempo, Kamis, 11 Juli 2013. Sebelumnya dia memang ditanya apa beda menjadi pewarta dan sumber berita.
Dahlan tiba-tiba blusukan ke kantor Tempo. Menurut dia, kunjungan selama setengah jam itu tidak direncanakan. “Kebetulan lewat dan ingin mampir,” ujar Abdul Aziz, Staf Khusus Dahlan yang mendampinginya siang itu. Dia menyempatkan diri berkeliling ruangan kompartemen nasional, ekonomi dan bisnis, juga Majalah Tempo.
“Tempo mau dijadikan BUMN pak?” canda Kepala Kompartemen Nasional Tempo Budi Setyarso kepada Dahlan. Ditanya seperti itu, Dahlan tertawa lepas. Namun, keusilan awak Tempo belum berhenti. Bagja Hidayat dari Majalah Tempo misalkan, menanyakan seberapa sering Dahlan mengganti kemeja putih yang menjadi ciri khasnya.
“Saya beruntung, (kemeja) saya pakai tiga hari juga tidak bau,” kata Dahlan. Bagja pun masih mengejar dengan pertanyaan lain seputar merek dan juga warna kemeja yang ada di lemari baju Dahlan. “Enggak warna putih semua, ada warna lain juga,” ujar mantan Direktur Utama PLN ini.
Jauh hari sebelum menjadi Menteri BUMN, Dahlan adalah pemimpin redaksi harian Jawa Pos. Sebelum memimpin Jawa Pos di era tahun l980-an, Dahlan pernah menjadi Kepala Biro Tempo Jawa Timur.
