Richard Joost Lino, Direktur Utama Pelindo II Menurut Lin Che Wei, pendiri dan Direktur Independent Research & Advisory Indonesia, tidak gampang mengelola unusual company seperti Pelindo II. Nyatanya, ia sukses mereformasi perusahaan yang dulu kerap disebut "sarang" pungutan liar itu. Sofyan Djalil, mantan Menteri Negara BUMN, menyebut Lino sebagai pemimpin berkarakter dan kaya ide. Ia mengubah secara dramatis kapasitas handling, yang selama 9 tahun sebelumnya tumbuh rata-rata 5 persen menjadi 25 persen dalam 3 tahun terakhir. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Saat ini, dwelling time secara keseluruhan di Pelabuhan Tanjung Priok bisa mencapai hampir 9 hari. "Proses di bea cukai saja rata-rata 4,8 hari," kata Lino, Selasa 9 Juli 2013.
Sesuai aturan, kontainer yang masuk dari pelabuhan dan dokumennya sesuai dengan isi kontainer, langsung masuk ke jalur hijau. Artinya tidak perlu dilakukan pengecekan ulang. Namun jika barang-barang dalam kontainer dokumennya diragukan, maka kontainer itu harus masuk ke tempat penampungan kontainer melalui jalur merah dulu untuk diperiksa ulang. Jika tidak ada yang mencurigakan, baru kontainer ini bisa masuk lewat jalur hijau.
Sementara, waktu rata-rata untuk satu container bisa lolos dari jalur merah di Tanjung Priok bisa mencapai 17 hari.
Untuk mempercepat proses pemeriksaan di jalur merah, Lino menyatakan bea cukai sebaiknya tidak memeriksa satu per satu setiap container yang masuk jalur merah. "Katakan satu perusahaan punya 300 kontainer, semuanya discan tapi pemeriksaannya sampling saja," ujarnya memberi saran.
Sebagai contoh, pada 2012 KPU (Kantor Pelayanan Utama) Bea Cukai Tanjung Priok menerima dokumen PIB (Pemberitahuan Impor Barang) sebanyak 526.275 dokumen dengan nilai impor US$ 66,4 miliar. Jumlah kontainernya 1,69 juta kontainer, atau sekitar 141 ribu kontainer per bulan. Jika 25 persennya harus masuk jalur merah, maka itu berarti ada 35 ribu kontainer yang harus diperiksa satu-per satu tiap bulannya.