TEMPO Interaktif, Jakarta:Menteri Keuangan Boediono mengatakan jika pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono akan merevisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2005 maka yang harus disesuaikan adalah harga minyak. "Saya kira itu perlu dipikirkan," katanya di Jakarta, Minggu (10/10).Pasalnya, kata Boediono, dengan patokan harga minyak yang hanya US$ 24 per barel terlalu jauh rentangnya dengan harga minyak dunia yang terus melambung hampir menyentuh harga US$ 60 per barel. "Situasinya berubah sangat cepat," katanya.Menurut Boediono, keinginan SBY merevisi APBN 2005 yang telah disetujui DPR merupakan hal yang wajar. "Sudah sewajarnya pemerintahan baru me-review APBN 2005," katanya. Sebab, kata Boediono, asumsi APBN 2005 dibuat untuk menghindari kevakuman akibat masa peralihan ke pemerintahan baru hasil pemilu. Dengan adanya APBN 2005 yang sudah ditetapkan sebagai undang-undang, ujar Boediono, pemerintahan SBY mempunyai payung hukum untuk membayar gaji pegawai negeri, dana alokasi umum, dana bagian daerah dan lain-lain di awal masa pemerintahannya.Asumsi-asumsi yang ditetapkan dalam APBN 2005, kata Boediono, juga memberi peluang kepada pemerintahan baru itu untuk merevisi sesuai perkembangan ekonomi yang terjadi. Dalam pidato politiknya kemarin, SBY mengatakan akan merevisi asumsi-asumsi dalam APBN 2005. Namun, ia tak menyebutkan secara spesifik asumsi apa saja yang akan direvisi oleh pemerintahannya itu. Bagja Hidayat - Tempo