Lambang Golden Traders Indonesia Syariah di Mal Taman Anggrek, Jakarta Barat. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Marzuki Alie, mengaku tidak ikut terlibat dalam PT Golden Traders Indonesia Syariah (GTIS), yang bergerak di bidang investasi emas. "Saya tak ada hubungan bisnis, tak ikut-ikutan," kata Marzuki di kompleks parlemen, Senayan, Jumat, 1 Maret 2013.
Marzuki mengaku hanya beberapa kali bertemu dengan manajemen Golden Trader. Pertemuan itu pun tak ada kaitannya dengan keikutsertaan dia dalam Golden Traders. "Murni silaturahmi," ujarnya.
Saham Golden Traders Indonesia Syariah disebut-sebut dimiliki oleh perorangan dan lembaga. Majelis Ulama Indonesia punya saham sebesar 10 persen. Sedangkan Ketua DPR Marzuki Alie 10 persen. Sisanya dikuasai dua warga Malaysia. (Baca: Modus Emas Bodong GTI Syariah Selalu Berulang). Namun Marzuki membantah tegas saat dikonfirmasi soal informasi ini. "Kalau ada saya punya saham, tunjukkan, akan saya ganti sejuta kali, saya bagikan untuk wartawan," ujarnya.
Marzuki merasa aneh lantaran namanya diseret-seret dalam Golden Traders Indonesia Syariah. Apalagi, saat ini, perusahaan itu tengah menuai polemik gara-gara salah satu pemegang saham diduga melarikan emas dan uang nasabah sebesar Rp 10 triliun. (Baca: Pemilik GTI Syariah Jamin Tak Akan Kabur)
Golden Traders Indonesia Syariah punya lebih dari 100 nasabah. Golden Traders ini menjual emas batangan produk PT Aneka Tambang dengan harga 20 persen lebih mahal ketimbang harga emas di pasaran. Setiap bulan, nasabah mendapatkan bonus sebesar 1,5-2 persen dari harga pembelian emas.