Buntut UMP, Pengusaha Kurangi Jumlah Karyawan  

Rabu, 21 November 2012 14:45 WIB

Wakil Ketua Umum KADIN bidang Kebijakan Moneter, Fiskal dan Publik Hariyadi B. Sukamdani selaku saksi yang diajukan pihak pemohon seusai memberikan kesaksian pada sidang lanjutan uji materi Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD) di gedung Mahkamah konsitusi, Jakarta, Selasa (17/4). ANTARA/Widodo S. Jusuf

TEMPO.CO, Jakarta - Kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) yang terlalu tinggi akan menyulitkan kalangan pengusaha dan industri. Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bidang Pengupahan dan Jaminan Sosial Hariyadi Sukamdani mengatakan, kenaikan UMP yang terlalu tinggi akan menyulitkan industri yang padat karya dan UKM.

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menetapkan upah minimum provinsi sebesar Rp 2,2 juta. Besaran upah itu diputuskan sesuai keputusan Dewan Pengupahan pekan lalu.

Menurut Hariyadi, kalangan pengusaha tidak pernah menyangka kenaikan UMP DKI Jakarta hampir 30 persen dari sebelumnya. Ketentuan ini dikhawatirkan berdampak pada daerah lain yang menginginkan UMP tinggi. Sebab, DKI Jakarta dinilai sebagai daerah penyangga dan sebagai barometer tingkat UMP bagi daerah lain.

Dengan kenaikan UMP DKI Jakarta menjadi 2,2 juta itu, maka perusahaan dan industri diprediksi akan banyak melakukan pengurangan karyawan. Bagi yang tidak mampu menyesuaikan iklim usaha dengan pengurangan karyawan, maka diyakini industri akan menutup kegiatannya atau berhenti beroperasi.

"Kami tidak menyangka situasinya seperti ini. Harusnya pemerintah melihat secara fair. Jangan membuat kebijakan populis seperti ini," katanya.

Hariyadi menilai, normalnya kenaikan UMP hanya 10-15 persen dari angka inflasi. Dengan kenaikan terlalu tinggi ini, maka Hariyadi memperkirakan banyak perusahaan melakukan rasionalisasi untuk menyesuaikan dengan biaya produksi.

"Perusahaan harus survive dan harus mencari keseimbangan baru melalui rasionalisasi. Perlu diingat juga tahun depan tarif listrik naik 15 persen. Ini menambah beban pengusaha," ujarnya.

Dia menambahkan, dua industri sudah mengeluhkan soal penetapan UMP ini, yakni retail dan industri sepatu. Industri sepatu, ujarnya, sudah mengklaim kenaikan UMP ini membuat rentang FOB Cost mereka menjadi 32-40 persen.

"Mereka tidak bisa bertahan. Karena bahan baku saja sudah 60 persen, di luar biaya listrik dan utilitas lain," katanya.

Oleh sebab itu, Apindo akan mengajukan penangguhan penerapan UMP ini paling lama satu tahun. Namun, ia menyadari permintaan penangguhan tidak mudah karena harus melalui beberapa mekanisme.

ROSALINA

Berita terpopuler lainnya:

Jokowi Siap Kasih Rp 15 Miliar ke Kelurahan, Tapi...

Ahok Jawab Kritikan: Pencitraan Nenek Lo...

UMP Rp 2,2 Juta, Pedagang Bakso Menjerit

Ini Situs-situs Israel yang Dilumpuhkan Anonymous

Hamas Tantang Israel Lakukan Serangan Darat

Hacker Sedunia Serukan Perang Cyber Lawan Israel

Diminta Jokowi Naikkan Anggaran, Lurah Grogi

Berita terkait

Prabowo Sindir Ada Partai Ngaku-ngaku Memiliki Bung Karno, Begini Menurut Pengamat Politik

7 menit lalu

Prabowo Sindir Ada Partai Ngaku-ngaku Memiliki Bung Karno, Begini Menurut Pengamat Politik

Prabowo menyindir bahwa selalu ada partai politik yang mengaku-ngaku memiliki Bung Karno.

Baca Selengkapnya

Prabowo Subianto Terus Disoroti, Kabinet Besar hingga Peluang Koalisi

8 menit lalu

Prabowo Subianto Terus Disoroti, Kabinet Besar hingga Peluang Koalisi

Berbagai wacana yang dilepas Prabowo Subianto ters mendapat sorotan

Baca Selengkapnya

Slovenia Mulai Prosedur untuk Akui Negara Palestina

14 menit lalu

Slovenia Mulai Prosedur untuk Akui Negara Palestina

Pemerintah Slovenia pada Kamis memulai prosedur untuk mengakui Negara Palestina guna membantu mengakhiri kekerasan di Gaza

Baca Selengkapnya

MotoGP Prancis 2024: Puncaki Klasemen, Jorge Martin Incar Stabilitas Kecepatan dan Performa

14 menit lalu

MotoGP Prancis 2024: Puncaki Klasemen, Jorge Martin Incar Stabilitas Kecepatan dan Performa

Jorge Martin mengincar kecepatan dan performa stabil pada MotoGP Prancis 2024 yang akan diadakan di Sirkuit Le Mans, Prancis, mulai Jumat hari ini.

Baca Selengkapnya

3 Cara Menghilangkan Status Mengetik di WhatsApp

16 menit lalu

3 Cara Menghilangkan Status Mengetik di WhatsApp

Berikut cara menghilangkan status mengetik di WhatsApp agar tidak diketahui pengguna lain.

Baca Selengkapnya

Tuai Polemik, Rencana KPU Pakai Sirekap di Pilkada 2024

18 menit lalu

Tuai Polemik, Rencana KPU Pakai Sirekap di Pilkada 2024

Hakim Konstitusi Arief Hidayat mengatakan, apalagi kemarin waktu kita pilpres itu Sirekap bermasalah.

Baca Selengkapnya

Alasan Demokrat Dukung Prabowo Tambah Kementerian

20 menit lalu

Alasan Demokrat Dukung Prabowo Tambah Kementerian

Menurut Demokrat selama penambahan kementerian oleh Prabowo Subianto untuk mengurus rakyat lebih banyak, maka menjadi kebijakan yang baik.

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Soroti Pembatalan Kelulusan PPPK 532 Bidan Pendidik oleh Kemenkes

22 menit lalu

Anggota DPR Soroti Pembatalan Kelulusan PPPK 532 Bidan Pendidik oleh Kemenkes

Edy mendesak Kemenkes agar segera turun tangan menangani ratusan bidan pendidik yang kelulusannya dibatalkan.

Baca Selengkapnya

Sah, Rizky Febian Menikah dengan Mahalini, Suasana Akad Nikah Penuh Haru

22 menit lalu

Sah, Rizky Febian Menikah dengan Mahalini, Suasana Akad Nikah Penuh Haru

Rizky Febian resmi menjadi suami Mahalini setelah melangsungkan akad nikah hari ini. Keduanya memamerkan cincin pernikahan dan buku nikah.

Baca Selengkapnya

Indonesia Akan Perkenalkan Program Pamsimas di World Water Forum ke-10

26 menit lalu

Indonesia Akan Perkenalkan Program Pamsimas di World Water Forum ke-10

Pamsimas dinyatakan sebagai salah satu bentuk praktik baik pada World Water Forum ke-10 yang digelar di Nusa Dua, Bali pada 18-25 Mei 2024.

Baca Selengkapnya