Pemerintah Dinilai Terlambat Menata Kedelai  

Minggu, 4 November 2012 20:08 WIB

REUTERS/Nacho Doce

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat pertanian dari Institut Pertanian Bogor, Bustanul Arifin, meragukan target pemerintah untuk mencapai swasembada kedelai pada 2014 dengan produksi 2,7 juta ton.

“Kedelai ini sudah lama terlupakan, tidak akan mungkin tercapai swasembada, apalagi dalam waktu dua tahun," kata Bustanul ketika dihubungi Tempo, Sabtu, 3 November 2012.

Kebijakan pemerintah untuk menggenjot produksi kedelai dinilai Bustanul sebagai panic policy. Ini tercermin dari kebijakan penurunan bea masuk kedelai impor menjadi 0 persen hingga akhir tahun ini untuk meredam gejolak harga kedelai di dalam negeri.

“Dengan penurunan bea masuk ini, persoalan tetap tidak selesai. Selama perhitungan pemerintah hanya sekadar angka, tidak akan tercapai,” ujarnya.

Pemerintah, lanjutnya, juga terlambat menata masalah kedelai, terutama di tingkat on-farm. Pola pikir pemerintah belum mengarah pada kesejahteraan petani. Bustanul justru meminta pemerintah mengakui ketidaksanggupannya dalam mencapai swasembada kedelai.

“Paling baik jika pemerintah minta maaf saja kepada masyarakat dan DPR karena tidak bisa mencapai swasembada kedelai. Masalah kedelai ini sudah telanjur rusak, lebih baik dilepaskan dan fokus pada komoditas lain seperti jagung dan beras,” Bustanul menjelaskan.

Awal November lalu Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka produksi kedelai tahun ini diperkirakan turun 8,0 persen. Rilis ini tercatat dalam Angka Ramalan II (ARAM II) 2012 yang diumumkan BPS pada 1 Novermber 2012.

Produksi kedelai tahun ini berdasarkan ARAM II 2012 sebesar 783,16 ribu ton biji kering atau turun 68,13 ribu ton dibandingkan dengan tahun lalu. Kepala BPS Suryamin mengatakan, penurunan produksi ini terjadi di Jawa sebesar 34,06 ribu ton dan di luar Jawa sebesar 34,07 ribu ton.

Faktor penurunan produksi kedelai adalah penurunan luas panen. BPS mencatat, tahun ini diperkirakan luas panen menyusut 8,32 persen atau turun 51,76 ribu hektare.

Tampak dari data BPS, setiap tahunnya produksi kedelai menurun. Pada 2009, produksi kedelai mencapai 974,51 ribu ton, 2010 turun menjadi 907,03 ribu ton, dan 2011 mengalami penurunan produksi menjadi 851,29 ribu ton.

“Pemerintah jangan hanya mengejar target angka, tapi juga harus memperhatikan kesejahteraan petani. Kalau petani sejahtera, ada semangat memproduksi,” ujar Bustanul.

ROSALINA

Berita terkait

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

2 hari lalu

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

Pemerintah diminta untuk mengantisipasi potensi menurunnya kinerja konsumsi rumah tangga terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

2 hari lalu

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

Presiden Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11 persen di kuartal pertama tahun ini patut disyukuri.

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

3 hari lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

3 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

3 hari lalu

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 yang tercatat 5,11 persen secara tahunan

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

7 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

7 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

17 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

17 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

17 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya