Konsumsi Gudeg Picu Inflasi Yogyakarta

Kamis, 1 November 2012 18:51 WIB

Nikmatnya Gudeg Bunga Kelapa

TEMPO.CO,Yogyakarta - Kegemaran masyarakat Yogyakarta mengonsumsi gudeg wisatawan yang gemar berburu oleh-oleh ternyata telah memicu inflasi di Kota Pelajar itu. Inflasi Kota Yogyakarta pada Oktober 2012 tercatat sebesar 0,38 persen dan kenaikan harga gudeg memiliki andil sebesar 0,11 persen dalam inflasi tersebut.

"Kenaikan harga gudeg sebesar 14,21 persen memberi andil terhadap inflasi," kata Kepala Bidang Sarana Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Daerah Istimewa Yogyakarta Haryono, Kamis 1 November 2012.

Selain gudeg yang memang masakan khas kota budaya itu, soto juga memberi andil inflasi sebesar 0,07 persen. Konsumsi gudeg dan soto di bulan Oktober memang memberi andil tinggi terhadap inflasi karena banyak hari libur dan kegiatan seperti konferensi dan pameran. Kenaikan harga sewa rumah, daging ayam ras, jeruk dan beberapa komoditi sayuran juga ikut andil terhadap laju inflasi.

Sebaliknya, juga ada komoditas yang memberikan andil negatif terhadap inflasi yaitu kacang panjang dan pisang yang memiliki andil -0,04 persen.

Sementara itu, nilai tukar petani mengalami kenaikan 0,50 persen, dari sebesar 117,3 pada September menjadi 117,89 pada Oktober. Sedangkan untuk harga gabah kering panen turun 0,38 persen.

Di sisi ekspor, nilai ekspor barang dari Daerah Istimewa Yogyakarta melalui beberapa pelabuhan di Indonesia pada September 2012 turun menjadi US$ 21.826.292. Padahal pada Agustus 2012 nilai ekspor DIY sudah mencapai US$ 21.877.411. "Nilai ekspor turun 0,23 persen," kata Kepala Badan Statistik Daerah Istimewa Yogyakarta Wien Kusdiatmono.

Tiga negara besar tujuan ekspor Daerah Istimewa Yogyakarta adalah Amerika Serikat, Jepang dan Jerman. Amerika Serikat nilai ekspornya mencapai 44,17 persen, Jepang 12,68 persen dan Jerman mencapai 9,20 persen.

Komoditas utama ekspor Daerah Istimewa Yogyakarta adalah pakaian jadi bukan rajutan 43,37 persen, barang dari kulit 11,26 persen, perabot penerangan rumah 9,33 persen, dan barang-barang rajutan sebesar 9,33 persen.

Sementara untuk barang impor hanya dihitung dari Bandar udara Adisutjipto yaitu mencapai US$ 42.912. Nilai itu turun 39,81 persen jika dibandingkan Agustus 2012. "Kalau barang impor lebih banyak yang masuk melalui pelabuhan di Semarang, Jakarta maupun Surabaya," kata Haryono.

MUH SYAIFULLAH

Berita Terpopuler:
BPK Temukan 11 Penyimpangan di Hambalang

Dahlan: Ada yang Ingin Saya Dicopot dari Kabinet

Bedanya Jokowi dengan Fauzi di Mata Kementerian PU

BPK: Menteri Lakukan Pembiaran di Proyek Hambalang

Warga Bali Kecam Kerusuhan di Lampung Selatan

Berita terkait

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

13 jam lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

14 jam lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

20 jam lalu

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 yang tercatat 5,11 persen secara tahunan

Baca Selengkapnya

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

3 hari lalu

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

4 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

4 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

14 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

14 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

14 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

14 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya