Pertumbuhan Ekonomi Harus Dibarengi Produksi  

Selasa, 16 Oktober 2012 13:19 WIB

Sejumlah staf dikelilingi oleh kipas angin dengan sensor gerakan saat berjalan di dalam Pameran FusionWorld di Singapura, (31/10). Galeri FusionWorld memamerkan teknologi penyimpanan data hingga teknologi manufaktur. ANTARA-REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) menilai pertumbuhan ekonomi nasional yang selama tiga tahun berada di atas 6 persen berpengaruh positif pada peningkatan daya beli, khususnya pada produk pangan dan manufaktur. Sayangnya, peningkatan daya beli ini belum bisa diimbangi dengan peningkatan produksi pangan dan manufaktur dalam negeri.

“Pertumbuhan naik, daya beli naik, khususnya untuk konsumsi pangan dan manufaktur. Namun sayang, produksi pangan dan manufaktur kita kurang. Faktanya, kekurangan ini malah diisi oleh produk impor,” kata Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perdagangan, Distribusi, dan Logistik, Natsir Mansyur, dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 16 Oktober 2012.

Dia menilai angka produksi pangan dan manufaktur belum signifikan sehingga tidak mencukupi kebutuhan domestik. Produksi pangan dan manufaktur domestik juga dianggap belum siap menyerap daya beli masyarakat yang naik sebagai konsekuensi dari tingginya pertumbuhan.

“Kondisi demikian akan berdampak kepada impor. Dikhawatirkan ini bisa berlangsung sampai lima tahun yang akan datang,” ujarnya.

Dunia usaha, kata Natsir, memahami adanya program-program yang terus dilaksanakan pemerintah dalam upaya mendukung peningkatan industri dan produksi pangan untuk memenuhi peningkatan daya beli. Beberapa program pemerintah tersebut di antaranya program swasembada oleh Kementerian Pertanian, program hilirisasi produk perkebunan dan minerba di Kementerian Perindustrian, dan program menjaga pasar domestik oleh Kementerian Perdagangan. “Tapi efektivitas program ini bisa mencapai tiga sampai lima tahun mendatang,” katanya.

Natsir khawatir efektivitas yang baru dirasakan beberapa tahun mendatang ini akan membuat pasar domestik dibanjiri dengan impor. Dia berharap, program pemerintah untuk menunjang pertumbuhan ekonomi nasional tidak kehilangan momentum. Produksi pangan dan produksi hasil manufaktur perlu digenjot supaya seimbang dengan tingginya pertumbuhan dan daya beli.

“Jangan sampai pertumbuhan kita naik dan daya beli pun bagus, tapi malah tidak ditunjang dengan produk-produk nasional. Kami berharap supaya produk pangan dan manufaktur bisa berjaya di negeri sendiri untuk mengisi pasar domestik, dan tetap berorientasi pasar ekspor,” kata Natsir.

ROSALINA

Berita Terpopuler:

Penyidikan Rekening Gendut Terhenti Faktor Rahasia

Yuri Siahaan, Penyidik KPK Target Kedua Polri

Dua Polisi Diduga Hilang di Sarang Teroris

Ahok Jadi Wagub DKI, Ini Komentar Anaknya

AJI Desak Jokowi Hapus Anggaran untuk Wartawan

Berita terkait

Alasan Bea Cukai Tahan 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Kenneth Koh

1 hari lalu

Alasan Bea Cukai Tahan 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Kenneth Koh

Alasan Bea Cukai menahan 9 supercar milik pengusaha Malaysia, Kenneth Koh

Baca Selengkapnya

Terkini: Ini Peserta BPJS Kesehatan yang Tak Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Airlangga soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

2 hari lalu

Terkini: Ini Peserta BPJS Kesehatan yang Tak Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Airlangga soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) oleh BPJS Kesehatan mulai tahun depan menjadi sistem Kelas Rawat Inap Standar (KRIS).

Baca Selengkapnya

Airlangga Soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen: Semoga Geopolitik Berubah

2 hari lalu

Airlangga Soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen: Semoga Geopolitik Berubah

Untuk jadi negara maju Airlangga sebut pemerintah memproyeksikan ekonomi harus di atas 5 persen

Baca Selengkapnya

82 Tahun Jusuf Kalla, Salah Satu Ikon Pengusaha Menjadi Politisi

2 hari lalu

82 Tahun Jusuf Kalla, Salah Satu Ikon Pengusaha Menjadi Politisi

Jusuf Kalla dikenal sebagai pengusaha keturunan Bugis yang memiliki bendera usaha Kalla Group, sebelum menjadi politisi, dua kali sebagai wapres.

Baca Selengkapnya

Prabowo Yakin Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Bisa Tembus 8 Persen

3 hari lalu

Prabowo Yakin Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Bisa Tembus 8 Persen

Prabowo mengatakan Indonesia bisa dengan mudah mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen dalam 2-3 tahun mendatang.

Baca Selengkapnya

Jalan Nasional Sumatera Barat Putus Diterjang Banjir, Pasokan Logistik Terancam

4 hari lalu

Jalan Nasional Sumatera Barat Putus Diterjang Banjir, Pasokan Logistik Terancam

Banjir menyebabkan jalan nasional di Sumatera Barat terputus. Kadin khawatir akan terjadi ancaman pada pasokan komoditas.

Baca Selengkapnya

Prabowo Sesumbar Sejahterakan Indonesia dalam 4 Tahun, Ini Catatan Janjinya Saat Kampanye Pilpres 2024

7 hari lalu

Prabowo Sesumbar Sejahterakan Indonesia dalam 4 Tahun, Ini Catatan Janjinya Saat Kampanye Pilpres 2024

Prabowo mengatakan dirinya hanya butuh 3-4 tahun untuk menyejahterakan Indonesia. Ini janji Prabowo-Gibran saat kampanye pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Apindo Optimistis Target Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen Tercapai

9 hari lalu

Apindo Optimistis Target Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen Tercapai

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) optimistis target pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen pada tahun ini dapat tercapai.

Baca Selengkapnya

Kadin Indonesia Bentuk Lembaga Mediasi Sengketa Bisnis

10 hari lalu

Kadin Indonesia Bentuk Lembaga Mediasi Sengketa Bisnis

Kadin Indonesia fasilitasi penyelesaian sengketa bisnis lewat lembaga mediasi baru. Layanan ini gratis bagi UMKM.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dorong Pemerintah Bijak Mengelola Pertumbuhan Ekonomi

10 hari lalu

Bamsoet Dorong Pemerintah Bijak Mengelola Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi yang positif patut dikelola dengan penuh kebijaksanaan karena ketidak pastian global.

Baca Selengkapnya