Penggembala tengah mengembala ternaknya di areal sawah yang gagal panen akibat kemarau di daerah Babelan, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (5/9). TEMPO/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Kediri-Badan Urusan Logistik Sub Divisi Regional V Kediri kesulitan menyerap beras petani. Akibat kemarau berkepanjangan pengadaan beras dari petani pun turun drastis.
Kepala Bulog Kediri Agus Dwi Indiarto mengatakan pengadaan gabah dan beras pada musim kemarau ini menurun drastis dari musim sebelumnya. Jika pada masa panen raya Bulog mampu melakukan pengadaan sebesar 1.000 ton per hari, saat ini hanya 300 hingga 400 ton per hari. "Penurunan ini akibat musim kemarau berkepanjangan," kata Agus, Senin 10 September 2012.
Kondisi ini, menurut Agus, dialami oleh seluruh daerah di Indonesia. Beruntung Bulog Kediri masih bisa melakukan pengadaan meski volumenya sangat kecil. Bahkan dengan jumlah yang ada, Bulog Kediri masih bisa melakukan pengiriman ke sejumlah daerah yang mengalami defisit. Di antaranya adalah Papua dan Sumatera Utara.
Sejak dua hari lalu sebanyak 5.000 ton beras jenis Vietnam telah dikirimkan ke Papua. Beras itu rencananya akan dipergunakan sebagai beras miskin (raskin) oleh pemerintah setempat. Selain itu Bulog Kediri juga memasok 2.000 ton beras dalam negeri ke kawasan Sumatera Utara yang mengalami defisit pangan akibat kemarau.
Agus menambahkan meski didera kemarau berkepanjangan, stok beras untuk wilayah Kediri dan sekitarnya masih aman. Saat ini gudang Bulog di Desa Paron dan Banyakan Kediri masih tersimpan 45.700 ton. "Cukup untuk September tahun depan," katanya.
Bulog juga masih menyediakan 100 ton beras untuk dilepas kepada pemerintah daerah jika muncul keadaan bencana. Situasi yang dimaksud adalah kekeringan berkepanjangan yang membuat sawah puso atau nelayan yang tak bisa melaut hingga mengancam kebutuhan pangan mereka. Hanya saja pasokan itu baru bisa dikeluarkan atas permintaan resmi pemerintah daerah. Dan hingga kini Bulog belum menerima permintaan tersebut.
Sementara itu harga beras di tingkat petani terus meningkat pada musim ini. Jika sebelumnya para pedagang membeli dengan harga Rp 5.000 per kilogram kini naik menjadi Rp 6.500 per kilogram. "Petani minta harganya naik," kata Ali Susanto, pedagang beras di Kediri.
Para petani, menurut dia berdalih musim kemarau menjadi penyebab mahalnya harga beras. Sehingga meski mudah didapat, mereka meminta kenaikan harga yang tinggi kepada tengkulak. Akibatnya harga beras di pasaran pun turut terdongkrak. HARI TRI WASONO
Faisal Basri Tanggapi Airlangga Hartarto soal Produksi Beras Anjlok 5,88 Juta Ton karena El Nino: Bluffing Luar Biasa
20 hari lalu
Faisal Basri Tanggapi Airlangga Hartarto soal Produksi Beras Anjlok 5,88 Juta Ton karena El Nino: Bluffing Luar Biasa
Faisal Basri mengkritik statment Airlangga Hartarto dalam sidang sengketa Mahkamah Konstitusi yang menyebut produksi beras di Indonesia turun karena El Nino.