Inflasi Agustus di Jatim Tertinggi dalam 10 Tahun  

Reporter

Senin, 3 September 2012 16:26 WIB

Warga melihat paket sembako pada pasar murah yang diselanggarakan oleh Kementerian Perdagangan RI, Jakarta Pusat, (6/8). Paket sembako murah tersebut dijual seharga Rp 19.000, dengan isi minyak goreng 2 liter, margarin, sirup, gula pasir 1, susu kental manis, sardin, dan 5 bungkus mie instant. Tempo/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Surabaya - Kepala Badan Pusat Statistik Jawa Timur Irlan Indracahyo mengatakan inflasi Jawa Timur pada Agustus 2012 mencapai 1,28 persen. Angka ini lebih tinggi dari inflasi nasional sebesar 0,95 persen.

Menurut Irlan, angka ini bahkan merupakan catatan inflasi tertinggi bulan Agustus di Jawa Timur dalam sepuluh tahun terakhir. Angka inflasi ini hanya kalah oleh catatan indeks harga konsumen Agustus 2003 sebesar 1,5 persen. “Tahun ini adalah inflasi tertinggi," kata Irlan saat menyampaikan pengumuman inflasi di kantornya, Senin, 3 September 2012.

Ia mengatakan inflasi tertinggi terjadi pada Agustus 2012, yakni sebesar 1,28 persen, diikuti 2011 sebesar 0,93 persen, pada 2010 sebesar 0,82 persen, berikutnya 2007 sebesar 0,62 persen, dan terendah pada 2009 sebesar 0,48 persen.

BPS menilai tingginya angka inflasi Agustus ini tidak lepas dari pengaruh peringatan hari-hari besar keagamaan, puasa, dan Lebaran. “Ini surprise. Maklum, puasa-Lebaran semuanya naik. Tahun lalu lebih rendah, mungkin bukan bulan puasa,” kata dia.

Tingginya inflasi pada Agustus 2012 karena seluruh kelompok pengeluaran mengalami kenaikan harga. Yaitu kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga, yang indeksnya naik sebesar 2,29 persen; kelompok transportasi, komunikasi, jasa atau keuangan naik sebesar 1,33 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau naik sebesar 1,1 persen; kelompok sandang naik sebesar 0,93 persen; kelompok perumahan sebesar 0,44 persen; dan kelompok kesehatan sebesar 0,31 persen.

Adapun laju inflasi kumulatif (Januari-Agustus) 2012 Jawa Timur mencapai 3,53 persen, sedangkan laju inflasi tahunan (year on year) mencapai 4,97 persen. Dari enam provinsi di Jawa, inflasi tertinggi terjadi di Surabaya dan Semarang, masing-masing sebesar 1,26 persen. Sedangkan di kota/kabupaten di Jawa Timur, inflasi tertinggi terjadi di Probolinggo sebesar 2,01 persen, Kediri 1,73 persen, Sumenep 1,71 persen, dan terendah terjadi di Jember 1,03 persen.

Menurut Irlan, sumbangan inflasi terbesar adalah kelompok pengeluaran bahan makanan sebesar 0,49 persen. Yakni tempe sebesar 9,97 persen, tahu mentah 10,5 persen, daging sapi 4,2 persen, daging ayam ras sebesar 3,01 persen, dan bawang putih sebesar 8,9 persen.

"Sumbangan terbesar kedua kelompok transportasi, komunikasi, jasa, atau keuangan, yang di antaranya adalah kenaikan tarif angkutan antarkota, naik sebesar 0,09 persen; tarif kereta api sebesar 0,03 persen; dan biaya sekolah dasar sebesar 0,07 persen," ujarnya.

Kata Irlan, kenaikan pada dua kelompok tersebut lantaran pada Agustus 2012 bertepatan dengan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri. Dengan demikian, kata dia, kelompok bahan makanan dan kelompok transportasi, komunikasi, dan keuangan mengalami kenaikan signifikan.

Selain itu, lanjut dia, bulan Agustus juga bertepatan dengan tahun ajaran baru pendidikan, mulai sekolah dasar hingga perguruan tinggi, yang membutuhkan biaya besar sehingga turut menyumbang inflasi.

"Dan pada September ini, harga-harga yang bergejolak naik dan pengeluaran yang tinggi diperkirakan akan kembali normal. Karena permintaan barang-barang akan turun, otomatis, secara alami, harga akan turun sesuai dengan hukum ekonomi," tuturnya.

DINI MAWUNTYAS

Berita Terpopuler:

Jokowi: Ada Instruksi Agar Yang di Sana Itu menang

Wanita Ini Bercumbu dengan Pangeran Harry di Vegas

83 Persen Melawan 17 Persen,Jokowi Yakin Menang

Bandung, Kantong Syiah Terbesar di Indonesia

Megawati: Jadi Manusia Mbok Punya Moral dan Etika

Kang Jalal pun Diancam Mati

Bagaimana Kronologi Syiah Masuk Sampang?

Wifi Gratis Sudah Aktif di Jakarta

Rusuh Sampang, Siapa Roisul Hukama?

Indonesia Pemilik Pertama Super Tucano di ASEAN

Berita terkait

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

12 jam lalu

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

Pemerintah diminta untuk mengantisipasi potensi menurunnya kinerja konsumsi rumah tangga terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

21 jam lalu

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

Presiden Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11 persen di kuartal pertama tahun ini patut disyukuri.

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

1 hari lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

1 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

1 hari lalu

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 yang tercatat 5,11 persen secara tahunan

Baca Selengkapnya

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

4 hari lalu

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

5 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

5 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

15 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

15 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya