TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Bambang Brodjonegoro, menyatakan pemerintah siap mengucurkan dana untuk menambal kekurangan anggaran akibat bertambahnya kuota bahan bakar minyak bersubsidi. "Kami sepakati dulu berapa besar tambahan kuotanya," kata Bambang ketika dijumpai di kantornya, Jumat, 10 Agustus 2012.
Ia menjelaskan pemerintah perlu menghitung secara pasti besar tambahan yang dibutuhkan untuk disesuaikan dengan harga minyak dan kurs yang berlaku. Namun yang pasti, Bambang memperkirakan, untuk setiap tambahan sebesar 1 juta kiloliter diperlukan tambahan sekitar Rp 5 triliun.
Dana ini, salah satunya, akan diambil dari pos kompensasi kenaikan harga BBM subsidi yang batal digunakan seiring ditolaknya usulan kenaikan harga bensin. Alokasi kompensasi tersebut tercatat mencapai Rp 30,6 triliun.
Meskipun ada tambahan pengeluaran negara akibat tambahan kuota BBM ini, ia yakin anggaran masih akan terjaga."Defisitnya tidak akan lewat dari APBN-P," kata dia. Tidak ada catatan khusus bagi kementerian teknis, dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dalam hal pengucuran dana tambahan.
Menurut dia, jebolnya anggaran untuk subsidi bensin ini terletak pada konsep kebijakannya. Jika kebijakan yang digunakan masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya, yaitu subsidi diberikan secara general dan tidak tepat sasaran, maka dia menjamin anggaran negara akan tetap lewat dari semestinya. "Risiko anggaran akan tetap ada. Oleh karena itu, kita ingin subsidi diberikan pada yang berhak saja."
Sebelumnya Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan Kementerian Keuangan saat ini masih menunggu hitungan pasti tambahan kuota BBM subsidi dari Kementerian ESDM. Jika memang benar tambahan yang diminta hingga sebanyak 4 juta kiloliter, Menteri Agus akan meminta kementerian tersebut memaparkan secara rinci upaya-upaya apa saja yang telah dan akan dilakukan sepanjang akhir tahun untuk menekan konsumsi bahan bakar tersebut.
"Menteri Energi pasti punya program juga untuk penghematan,pembatasan konversi energi, pengendalian. Kita mau lihat dulu seberapa besar upaya-upayanya sehingga jelas berapa besar kebutuhan riil hingga akhir tahun," kata Agus.
GUSTIDHA BUDIARTIE
Berita ekonomi lainnya:
Jika Dahlan Iskan Curhat ke Ulama dan Kaum Duafa
Monorel Akan Terhubung dengan Commuter Line
Adhi Karya Garap Proyek Monorel Jakarta
3 Keinginan Dahlan Iskan setelah Sembuh
Dahlan Pilih Adhi Karya, Ketimbang Hutama Karya
Pemerintah Bangun 14 Bandara Baru di Papua, Maluku
Jelang Lebaran, Masyarakat Gadaikan Emas
Margin Bunga Bersih Bank Umum Makin Tertekan
Berita terkait
Ratusan Daerah Belum Salurkan Tunjangan Profesi Guru
8 jam lalu
Hingga pekan kedua Mei 2024, hanya 26 pemerintah daerah yang menyalurkan tunjangan profesi guru (TPG) ke rekening para guru.
Baca SelengkapnyaKementerian ESDM Masih Bahas Soal Perpanjangan Izin Ekspor Konsentrat Tembaga Freeport
1 hari lalu
Kementerian ESDM terus berkomunikasi dengan kementerian Keuangan untuk mengkaji arif bea keluar untuk ekspor konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia
Baca SelengkapnyaSektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali
6 hari lalu
Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.
Baca SelengkapnyaDisebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?
8 hari lalu
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sedang menjadi sorotan publik karena sejumlah kasus dan disebut tukang palak. Berapa pendapatan pegawai Bea Cukai?
Baca SelengkapnyaHarga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi
13 hari lalu
Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.
Baca SelengkapnyaPemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan
14 hari lalu
Pemerintah meraup Rp 5,925 triliun dari pelelangan tujuh seri SBSN tambahan.
Baca SelengkapnyaKemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan
15 hari lalu
Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.
Baca SelengkapnyaHarga BBM Terdampak Perang Iran - Israel? Ini Kata Pertamina, DPR dan Pengamat
24 hari lalu
Pecahnya konflik Iran - Israel dikhawatirkan berdampak pada harga BBM karena terancam naiknya harga minyak mentah dunia.
Baca SelengkapnyaEstafet Keketuaan ASEAN 2024, Pemerintah RI Beri Hibah Rp 6,5 Miliar ke Laos
35 hari lalu
Pemerintah RI menyalurkan bantuan Rp 6,5 M kepada Laos untuk mendukung pemerintah negara tersebut sebagai Keketuaan ASEAN 2024.
Baca Selengkapnya21 Tahun Museum Layang-Layang Indonesia Mengabadikan Layangan dari Masa ke Masa
46 hari lalu
Museum Layang-Layang Indonesia memperingati 21 tahun eksistensinya mengabadikan kebudayaan layangan di Indonesia.
Baca Selengkapnya