Berapa Jauh Indonesia dari Swasembada Kedelai?  

Reporter

Editor

Kamis, 26 Juli 2012 17:03 WIB

Dua petani memanen kedelai yang ditanam setahun sekali di ladangnya di Kecamatan Nglendah, Kulonprogo, Yogyakarta, Selasa (25/7). ANTARA/Regina Safri

TEMPO.CO, Jakarta- Siapa sangka negara kita yang menggantungkan kebutuhan kedelai dengan cara impor ternyata lebih dahulu melakukan penanaman kedelai dibandingkan eksportirnya. Menurut laporan Rumphiu, Indonesia telah menanam kedelai sejak 1750. Sementara Amerika--negara penghasil kedelai utama dunia--baru memulainya pada 1950-an, Brasil dan Argentina baru mulai 1970-1980-an. Sebenarnya dari segi pengalaman budi daya petani Indonesia khususnya Jawa dan Bali sudah memiliki pengalaman yang panjang.

Akibat bergantung pada kedelai impor, industri lokal berbahan baku kedelai rentan dengan gejolak harga. Seperti yang terjadi sekarang, banyak perajin tahu dan tempe kewalahan akibat naiknya harga kedelai yang awalnya dihargai US$ 435 per ton pada Januari kini bertengger di US$ 520 per ton. Industri yang tidak mampu mengakali kenaikan harga berujung pada kebangkrutan.

Untuk menanggulangi kenaikan harga, kini pemerintah telah membebaskan bea masuk kedelai. Namun kebijakan ini kurang efektif karena hanya akan melindungi importir. Diperlukan cara lain yaitu dengan perencanaan peningkatan produksi kedelai nasional salah satunya dengan memberikan insentif kepada petani kedelai nasional.

Rata-rata pertumbuhan produksi kedelai nasional dalam sepuluh tahun terakhir sebesar 4,06 persen, luas areal 2,72 persen dan produktivitas 1,22 persen. Bila tahun lalu produksi kedelai nasional sebesar 870 ribu ton, maka pada tahun ini diperkirakan mencapai 900 ribu ton. Angka produksi tersebut masih kurang 1,7 juta ton untuk memenuhi kebutuhan nasional yang kini mencapai 2,6 juta per ton. Dengan demikian diperlukan lahan minimal 19 juta ha untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Bila luas areal produksi tahun ini yang diperkirakan 648 ribu ha, maka negeri kita membutuhkan minimal 18,3 juta ha lagi untuk memenuhi kebutuhan nasional sendiri.

Untuk memberikan gambaran bahwa kemampuan produksi kedelai di Amerika Serikat, Brasil, dan Argentina begitu besar adalah adanya dukungan luas areal panen yang sangat luas, masing-masing 30 juta ha, 24 juta ha, dan 18 juta ha. (* lihat tabel)

Tampaknya swasembada kedelai nasional masih sangat jauh. Seberapa jauh Indonesia dari swasembada kedelai? Ya sejauh kemampuan kita memperluas areal panen lebih dari 19 juta ha tadi.

Produsen Kedelai Dunia tahun 2011
Negara | Produksi ( ribu ton) | Areal panen (ribu ha)

1. Amerika Serikat | 89.903 | 30.518
2. Brazil | 70.522 | 24.186
3. Argentina | 54.526 | 18.811
4. India | 9.687 | 9.402
5. Paraguai | 6.804 | 2.846
6. Kanada | 4.056 | 1.475
***
Indonesia | 870 | 631

ASTRI PIRANTIWI | PDAT , FAPRI, World Agric, BPS Aram III

Berita terkait

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

2 hari lalu

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memberikan analisis soal nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS belakangan ini.

Baca Selengkapnya

BPS Catat Nilai Ekspor Nikel Naik 45,85 Persen pada April 2024

3 hari lalu

BPS Catat Nilai Ekspor Nikel Naik 45,85 Persen pada April 2024

BPS menyebut nilai ekspor komoditas nikel dan barang daripadanya mengalami kenaikan sebesar US$ 210,6 juta atau 45,85 persen pada April 2024.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu: Tingkat Pengangguran 2024 Turun, Lebih Rendah dari Sebelum Pandemi

4 hari lalu

Wamenkeu: Tingkat Pengangguran 2024 Turun, Lebih Rendah dari Sebelum Pandemi

Wamenkeu Suahasil Nazara mengungkapkan, tingkat pengangguran 2024 telah turun lebih rendah ke level sebelum pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

11 hari lalu

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

Pemerintah diminta untuk mengantisipasi potensi menurunnya kinerja konsumsi rumah tangga terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

11 hari lalu

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

Presiden Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11 persen di kuartal pertama tahun ini patut disyukuri.

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

12 hari lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

12 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

12 hari lalu

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 yang tercatat 5,11 persen secara tahunan

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

16 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

16 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya