Rupiah Melemah ke 9.509 per Dolar

Reporter

Editor

Senin, 25 Juni 2012 17:36 WIB

TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Belum adanya kepastian penyelesaian krisis utang Uni Eropa serta indikasi melemahnya perekonomian global semakin menguatkan posisi dolar Amerika Serikat terhadap mata uang utama dunia, tak terkecuali rupiah.

Pada transaksi di pasar uang hari hari ini, 25 Juni 2012, rupiah kembali melemah 15 poin (0,16 persen) ke level 9.509 per dolar AS. Kondisi akhir bulan serta akhir semester pertama membuat permintaan dolar AS dari korporat meningkat sehingga tekanan rupiah cukup besar.

Sempat melemah ke level 9.518 per dolar AS di awal perdagangan, rupiah melanjutkan tren negatif terhadap mata uang Negeri Abang Sam sejak pekan lalu. Pelemahan rupiah kali ini dipicu oleh melemahnya euro sebesar 0,69 persen ke level US$ 1,2483. Menjelang lelang obligasi Spanyol dan Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) Pemimpin Uni Eropa, mata uang tunggal kembali melemah di bawah US$ 1,25.

Pengamat pasar uang Lindawati Susanto mengatakan, pasar mata uang selama sepekan terakhir masih dipengaruhi sentimen negatif seputar langkah penyelesaian krisis di Eropa. Tindakan investor sangat terpengaruh oleh sentimen. “Meskipun fundamental ekonomi relatif baik, ketika tidak ada hal positif yang muncul, rupiah kembali melemah,” tuturnya.

Maka, ketika partai pro-bailout memenangi pemilu Yunani, pasar dan mata uang Euro terangkat. Namun, ketika euforia pemilu Yunani usai, pelaku pasar kembali bersikap menunggu. Naiknya imbal hasil obligasi Eropa, permintaan dana talangan oleh Spanyol, serta penurunan peringkat bank besar oleh Moody’s membuat krisis Eropa seolah tak berujung.

Dalam situasi diselimuti sentimen negatif seperti itu, wajar apabila mata uang Negeri Paman Sam cenderung menguat karena permintaan dolar terus naik karena dianggap paling aman. Apalagi data-data ekonomi AS, yakni GDP, indeks kepercayaan konsumen, dan pengangguran masih terlihat memburuk.

Untuk saat ini, perhatian investor tertuju pada pertemuan KTT Ekonomi Eropa yang akan dihadiri para pemimpin Jerman, Spanyol, Italia, dan Prancis pada 28 Juni mendatang. Namun, sentimen yang muncul pun belum terlalu baik. “Pada dasarnya mereka setuju dicairkannya stimulus finansial, kecuali obligasi utang bersama yang ditolak Kanselir Jerman, Angela Merkel,” katanya.

M. AZHAR

Berita lain:
Apa Alasan Merpati Membeli Pesawat MA60

BI Anggap Pembukaan Cabang Bank Tak Efisien

Kepemilikan Saham Bank Dibatasi 40 Persen

BP Migas : PGN Naikkan Harga Gas Terlalu Tinggi

Harga Gas Naik Dinilai Akibat Peran Ganda PGN

Berita terkait

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

1 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

3 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini masih akan menguat pada rentang Rp 16.110 - Rp 16.180. Pasar merespons kemenangan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Tak Pengaruhi Rupiah, Indofarma Masih Tunggak Gaji Karyawan

5 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Tak Pengaruhi Rupiah, Indofarma Masih Tunggak Gaji Karyawan

Ekonom menyebut putusan MK terkait sidang sengketa Pilpres tak banyak mempengaruhi nilai tukar rupiah.

Baca Selengkapnya

Ekonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah

5 hari lalu

Ekonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah

Yusuf Wibisono menilai bukan putusan MK yang memberi pengaruh terhadap nilai tukar rupiah, melainkan konflik geopolitik dan kebijakan The Fed.

Baca Selengkapnya

Pelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik

5 hari lalu

Pelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik

Kendati terjadi pelemahan rupiah, Airlangga mengklaim rupiah masih lebih baik dibanding mata uang lain. IHSG juga diklaim lebih baik dari negara lain.

Baca Selengkapnya

Peneliti Paramadina Sebut Nilai Tukar Rupiah Melemah Bukan karena Konflik Iran-Israel

5 hari lalu

Peneliti Paramadina Sebut Nilai Tukar Rupiah Melemah Bukan karena Konflik Iran-Israel

Nilai tukar rupiah yang melemah menambah beban karena banyak utang pemerintah dalam denominasi dolar AS.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Menguat di Tengah Putusan MK, Penutupan Perdagangan Rp 16.237

5 hari lalu

Rupiah Diprediksi Menguat di Tengah Putusan MK, Penutupan Perdagangan Rp 16.237

Rupiah diprediksi dan tak terpengaruh dengan putusan MK. Rupiah spot hari ini ditutup pada Rp 16.237 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel Disebut Perparah Nilai Tukar Rupiah, BI Diminta Naikkan Suku Bunga

5 hari lalu

Konflik Iran-Israel Disebut Perparah Nilai Tukar Rupiah, BI Diminta Naikkan Suku Bunga

Konflik Timur Tengah ini dikhawatirkan akan bereskalasi menjadi perang yang lebih besar. Nilai tukar rupiah semakin melemah.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Ini Industri yang Untung dan Buntung

6 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Ini Industri yang Untung dan Buntung

Industri tekstil, pakan ternak, pupuk, hingga gandum yang kerap mengandalkan bahan baku impor menangis di tengah pelemahan nilai tukar rupiah.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Jalan Tol Palembang - Betung Ditarget Rampung 2025, Rupiah Makin Keok

8 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Jalan Tol Palembang - Betung Ditarget Rampung 2025, Rupiah Makin Keok

Kementerian PUPR menargetkan Jalan Tol Palembang - Betung selesai pada 2025. Untuk itu butuh tambahan tim percepatan.

Baca Selengkapnya