BI Kaji Penghapusan Suku Bunga Penjaminan

Reporter

Editor

Jumat, 19 Maret 2004 21:14 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Anwar Nasution menyatakan BI sedang mengkaji kemungkinan menghapus suku bunga penjaminan. Buat apa lagi (ada bunga penjaminan)? katanya ketika dicegat usai shalat Jumat di Masjid Baitul Ihsan, Jakarta, Jumat (19/3) siang. Menurut Anwar, kebijakan penetapan suku bunga penjaminan yang ada sekarang sebenarnya merupakan warisan semasa krisis ekonomi. Ketika itu kepercayaan publik kepada perbankan sangat rendah. Oleh karena itulah BI mengeluarkan kebijakan untuk menerapkan suku bunga penjaminan, urainya. Sekarang ini, menurut Anwar, setelah kepercayaan masyarakat untuk menanamkan dananya ke perbankan sudah pulih, maka suku bunga penjaminan tidak diperlukan lagi. Kepercayaan sudah pulih, maka pengaturan yang ada sudah harus normal kembali, katanya. Hal ini, kata Anwar, juga mengacu pada praktek umum yang berlaku di dunia internasional di mana pada kondisi normal juga tidak dikenal adanya suku bunga penjaminan. Mana ada itu di Singapura, katanya. Anwar sendiri mengaku BI belum menetapkan kapan kebijakan tersebut akan dilaksanakan. Menurutnya, semua masih merupakan wacana dalam pembahasan dan karenanya semua opsi masih dikaji. Sekarang masih dipikirkan, katanya. Anwar juga mengakui bahwa opsi kebijakan ini merupakan bagian dari serangkaian upaya kebijakan untuk menyempurnakan struktur bunga di pasaran dan perbaikan efektivitas kebijakan moneter yang langkahnya antara lain adalah pengurangan frekuensi lelang SBI, penyempurnaan ketentuan SBI Repo dan FASBI, dan merencanakan lelang SBI untuk jangka waktu yang lebih lama. Anwar sendiri menyatakan kebijakan itu semuanya masih dibahas. Tujuan kebijakan-kebijakan tersebut, menurut Anwar, agar bank tidak lagi menggunakan instrumen moneter sebagai investasi dan mulai lebih giat dalam menyalurkan kredit. Sekarang ini bank-bank banyak menanamkan dananya justru di Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Fasilitas Bank Indonesia (FASBI), maupun Surat Utang Negara (SUN). "Seharusnya namanya bukan bank lagi tapi perusahaan reksadana," katanya sambil tertawa. Amal Ihsan Tempo News Room

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

2 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

3 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

5 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

6 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

6 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

6 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

7 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

7 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

7 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya