TEMPO Interaktif, Jakarta:Direktur Consumer Banking BRI Krisna Wijaya menyatakan sampai tahun 2013 tidak akan ada bank yang dapat memiliki kualifikasi modal Rp 50 triliun untuk menjadi bank internasional sesuai dengan ketentuan Arsitektur Perbankan Indonesia. Bahkan secara umum akan ada beberapa bank yang sulit untuk meraih kualifikasi Rp 10 triliun untuk menjadi bank nasional, katanya ketika ditemui usai acara seminar peta perbankan di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (18/3). Menurut Krisna, sulit untuk meraih modal Rp 50 triliun, baik dengan pertumbuhan modal secara alami, merger antarbank, maupun tambahan suntikan modal baru dari pemegang saham. Apabila diandaikan 50 persen dari laba bersih bank-bank besar disisihkan untuk menambah modal dengan estimasi pertumbuhan laba mencapai 10 persen, maka tidak ada bank yang bisa mencapai kualifikasi modal minimal Rp 50 triliun untuk menjadi bank internasional. Begitu juga dengan merger. Menurut Krisna, merger antarbank bukanlah sesuatu yang mudah karena menyangkut begitu banyak hal, mulai dari penyatuan misi dan visi sampai budaya perusahaan. Karenanya pilihan untuk melebur di antara lima bank terbesar (Mandiri, BCA, BNI, BRI dan Danamon) bukanlah pilihan yang bijak dan relevan, katanya. Begitu juga dengan adanya harapan suntikan modal dari pemegang saham baru dari bank yang didivestasi maupun dari pemerintah. Krisna berpandangan sulit mengharapkan adanya kemampuan dana yang besar dari pemegang saham. Selain itu, investor cenderung berpikiran segera mendapat keuntungan. Pikirnya harus mendapat laba dulu, katanya. Sementara itu, Kepala Biro Stabilitas Sistem Keuangan Bank Indonesia (BI) Mulyaman Hadad menyatakan BI tidak akan memaksakan diri apabila tidak ada bank yang memenuhi kualifikasi modal pada akhir tahun 2013. Menurutnya, BI sepenuhnya menyadari bahwa upaya untuk mencapai hal itu bukanlah hal yang mudah. Karenanya batasan waktu itu juga harus dipandang sebagai sebuah upaya sense of direction, bukan sesuatu keharusan, katanya. Amal Ihsan Tempo News Room