Sampai 2013 Tidak Akan Ada Bank Internasional

Reporter

Editor

Kamis, 18 Maret 2004 22:21 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Direktur Consumer Banking BRI Krisna Wijaya menyatakan sampai tahun 2013 tidak akan ada bank yang dapat memiliki kualifikasi modal Rp 50 triliun untuk menjadi bank internasional sesuai dengan ketentuan Arsitektur Perbankan Indonesia. Bahkan secara umum akan ada beberapa bank yang sulit untuk meraih kualifikasi Rp 10 triliun untuk menjadi bank nasional, katanya ketika ditemui usai acara seminar peta perbankan di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (18/3). Menurut Krisna, sulit untuk meraih modal Rp 50 triliun, baik dengan pertumbuhan modal secara alami, merger antarbank, maupun tambahan suntikan modal baru dari pemegang saham. Apabila diandaikan 50 persen dari laba bersih bank-bank besar disisihkan untuk menambah modal dengan estimasi pertumbuhan laba mencapai 10 persen, maka tidak ada bank yang bisa mencapai kualifikasi modal minimal Rp 50 triliun untuk menjadi bank internasional. Begitu juga dengan merger. Menurut Krisna, merger antarbank bukanlah sesuatu yang mudah karena menyangkut begitu banyak hal, mulai dari penyatuan misi dan visi sampai budaya perusahaan. Karenanya pilihan untuk melebur di antara lima bank terbesar (Mandiri, BCA, BNI, BRI dan Danamon) bukanlah pilihan yang bijak dan relevan, katanya. Begitu juga dengan adanya harapan suntikan modal dari pemegang saham baru dari bank yang didivestasi maupun dari pemerintah. Krisna berpandangan sulit mengharapkan adanya kemampuan dana yang besar dari pemegang saham. Selain itu, investor cenderung berpikiran segera mendapat keuntungan. Pikirnya harus mendapat laba dulu, katanya. Sementara itu, Kepala Biro Stabilitas Sistem Keuangan Bank Indonesia (BI) Mulyaman Hadad menyatakan BI tidak akan memaksakan diri apabila tidak ada bank yang memenuhi kualifikasi modal pada akhir tahun 2013. Menurutnya, BI sepenuhnya menyadari bahwa upaya untuk mencapai hal itu bukanlah hal yang mudah. Karenanya batasan waktu itu juga harus dipandang sebagai sebuah upaya sense of direction, bukan sesuatu keharusan, katanya. Amal Ihsan Tempo News Room

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

1 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

1 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

1 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

3 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

4 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

4 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

5 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

5 hari lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

5 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

5 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya