TEMPO.CO, Guangzhou - LG Display, salah satu produsen layar datar terbesar dunia, bakal membangun pabrik layar kristal cair (LCD) di Cina tahun ini. Investasi yang dikucurkan mencapai US$ 4 miliar atau sekitar Rp 37,44 triliun.
Pabrik berkapasitas produksi 120 ribu lembar LCD per tahun itu tersebut akan didirikan di kawasan Guangzhou. Proyek ini ditargetkan selesai dan mulai beroperasi pada 2014.
Manajemen LG Display mengatakan saat ini mereka tengah bernegosiasi dengan beberapa partner lokal di Cina terkait dengan masalah pendanaan dan kapasitas produksi.
"Pembicaraan selesai bulan depan setelah para mitra lokal itu mengevaluasi perkembangan pasar LCD," demikian pernyataan mereka seperti dikutip dari Korea Herald, Rabu 23 Mei 2012.
Dalam proyek ini, LG Display memegang kepemilikan hingga 70 persen. Sedangkan dua mitra lokal, Guangzhou Development District dan Skyworth Digital Holdings, masing-masing memiliki saham 20 persen dan 10 persen.
LG rencananya menjadikan pabrik di Guangzhou ini sebagai klaster pengembangan produk layar datar terbesar di dunia. Pabrik ini melengkapi dua instalasi yang sudah didirikan sebelumnya di Meksiko dan Polandia.
Sepanjang 2011, permintaan dunia untuk panel LCD mencapai US$ 100 miliar. Komponen ini paling banyak digunakan untuk layar ponsel pintar dan komputer tablet.
FERY FIRMANSYAH
Berita terkait
Di Qatar Economic Forum, Prabowo Sebut Biaya Pembangunan IKN Tembus Rp 16 Triliun per Tahun
1 hari lalu
Presiden terpilih Prabowo Subianto membeberkan strategi Pemerintah untuk membiayai pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Baca SelengkapnyaJokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat
1 hari lalu
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dalam keterangan pers usai pertemuan, menjelaskan, Jokowi dan Hurley misalnya mebahas upaya menggiatkan pengajaran bahasa di masing-masing negara.
Baca SelengkapnyaPencabutan Izin Usaha Paytren Dinilai Menyelamatkan Lebih Banyak Calon Investor
1 hari lalu
Ekonom Nailul Huda menilai langkah OJK mencabut izin PT Paytren Manajemen Investasi sudah tepat.
Baca SelengkapnyaPertamina Hulu Energi dan ExxonMobil Kerja Sama Penangkapan dan Penyimpanan Karbon di IPA CONVEX ke-38
2 hari lalu
PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menjajaki kerja sama dengan ExxonMobil Indonesia melalui pengembangan Asri Basin Project CCS Hub.
Baca SelengkapnyaPemegang Saham Saratoga Sepakati Pembagian Dividen Rp 298,43 Miliar
2 hari lalu
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. atau Saratoga (SRTG) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp 298,43 miliar atau sekitar Rp 22 per lembar saham.
Baca SelengkapnyaTerkini: Jokowi Sebut Bantuan Beras Patut Disyukuri, Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS
3 hari lalu
Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebut bantuan beras merupakan langkah konkret untuk meringankan beban masyarakat.
Baca SelengkapnyaRI-China Bahas Kerja Sama Riset di Bidang Pengolahan Nikel
3 hari lalu
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto dan Duta Besar China untuk Indonesia Lu Kang bertemu untuk membahas penguatan kerja sama
Baca SelengkapnyaAXA Mandiri Raup Laba Bersih Rp 1,33 Triliun pada 2023
3 hari lalu
AXA Mandiri Financial Services berhasil meraup laba bersih senilai Rp 1,33 triliun pada 2023 atau tumbuh 13,2 persen dibanding tahun 2022.
Baca SelengkapnyaJokowi Harap RI jadi Anggota OECD: Supaya Mudah Akses Investasi
4 hari lalu
Presiden Jokowi meyakini OECD akan memberikan manfaat yang konkret bagi Indonesia terutama supaya tidak terjebak dalam middle income trap
Baca SelengkapnyaSatgas PASTI Hentikan 915 Entitas Keuangan Ilegal hingga April 2024
4 hari lalu
Satgas PASTI menutup aktivitas 915 entitas keuangan ilegal, yang terdiri 19 investasi ilegal dan dan 896 pinjol ilegal selama 1 Januari-30 April 2024.
Baca Selengkapnya