Alasan Dahlan Sebut Produsen Film 'Si Unyil' Sudah Mati  

Reporter

Editor

Selasa, 1 Mei 2012 08:11 WIB

Dahlan Iskan. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan mengaku punya alasan khusus menyebut Perum Produksi Film Negara (PFN), BUMN yang memproduksi film Si Unyil, itu sudah "mati". Dahlan juga tidak ingin perusahaan BUMN yang sehat mengakusisi PFN." Itu sudah mati, tapi belum dikubur" kata Dahlan, Senin, 30 April 2012.

Menurut Dahlan, setidaknya ada tiga alasan mengapa ia menyebut PFN sudah mati. Pertama, industri film itu menuntut kreativitas dan perlu kompetensi tinggi. Jika masuk ke BUMN tidak bisa." kata Dahlan. "Di BUMN, semua bisa terkungkung."

Kedua, industri film harus bebas, tak mungkin terkungkung dalam sistem negara yang ada di dalam BUMN. Adapun yang ketiga, industri film harus independen, jadi tak mungkin diambil alih ke perusahaan BUMN hanya untuk menyelamatkan PFN.

Apalagi, kata Dahlan, kondisi PFN sesungguhnya sudah bangkrut sejak lama. PFN dinilai tidak bisa bersaing dengan perusahaan film swasta. Kalau negara tetap mengelola industri ini, artinya bisa saja karena negara tersebut menganut sistem komunis."Kalau di komunis, dimana semua sistem diatur dan dikuasi negara itu baru bisa. Nah, di sistem kita, ketiga hal kreatif, bebas, dan independen tidak akan bisa dimiliki kalau industri film ada di dalam BUMN," ujarnya. .

Saat ini, semua film nasional yang pernah diproduksi PFN akan diarsipkan dan menjadi milik publik. Pilihanya ada tiga, yakni Arsip Nasional, Perpustakaan Nasional atau Museum Nasional. "Tapi saya cenderung ke Arsip Nasional,” kata mantan Direktur Utama PLN ini. "Kebetulan sekarang barang-barangnya sudah ada di sana, di Arsip Nasional, cuma sifatnya baru dititipkan di sana. Nah, nanti akan kita serahkan sepenuhnya di sana.” Setelah dititipkan, artinya PFN tidak mempunya kekayaan kebudayaan lagi.

PFN adalah BUMN yang memfokuskan diri pada pembuatan film cerita dan dokumenter. Perjalanan PFN dimulai dengan pendirian perusahaan perfilman oleh Albert Ballink pada 1934. Perusahaan ini bernama Java Pasific Film, tetapi pada 1936 berubah menjadi Algemeene Nederlands Indiesche Film (ANIF). Setelah berulang kali berganti nama dan status, Peraturan Pemerintah No. 5 Tahun 1988 yang dikeluarkan pada tanggal 7 Mei 1988 mengesahkan produsen film itu berganti nama menjadi Perusahaan Umum Produksi Film Negara. Saat ini, PFN terancam ditutup dan mempunyai hutang hingga milyaran rupiah.

RINA WIDIASTUTI | SUNDARI

Berita terkait
Dahlan Iskan: PFN Sudah Mati tapi Belum Dikubur
Dahlan dan Gulai Kambing Kalimantan untuk Wartawan
Dahlan Ingin si Unyil Jadi Milik Publik
Dahlan Iskan Beri Santunan Pak Raden Rp 10 Juta
Dahlan Iskan Janji Bantu Kebutuhan Pak Raden
Sakit, Tiap Bulan Pak Raden Keluarkan Rp 2 Juta

Berita terkait

Indofarma Masih Tunggak Gaji Karyawan, Serikat Pekerja: Belum Punya Uang

13 hari lalu

Indofarma Masih Tunggak Gaji Karyawan, Serikat Pekerja: Belum Punya Uang

Ketua Umum Serikat Pekerja Indofarma, Meida Wati mengatakan, bahwa sejak aksi damai pada 5 April 2024, perusahaan belum bisa memastikan kapan bakal melunasi gaji seribuan karyawan Indofarma.

Baca Selengkapnya

Berkali Banjir di Tol Menuju Bandara Soekarno-Hatta, Dahlan Iskan Pernah Merasa Malu Soal Ini

44 hari lalu

Berkali Banjir di Tol Menuju Bandara Soekarno-Hatta, Dahlan Iskan Pernah Merasa Malu Soal Ini

Ruas tol Sedyatmo yang terhubung dengan pintu masuk Bandara Sekarno-Hatta mengalami banjir kemarin. Banjir ke bandara pernah berkali terjadi.

Baca Selengkapnya

Demo Kementerian BUMN, Serikat Pekerja Indofarma Curhat Pensiunan Belum Dibayar

31 Januari 2024

Demo Kementerian BUMN, Serikat Pekerja Indofarma Curhat Pensiunan Belum Dibayar

Serikat Pekerja Indofarma curhat kalau pensiunan mereka belum dibayar.

Baca Selengkapnya

Fakta Biji Pepaya yang Memiliki Manfaat Bagi Tubuh, Kebiasaan Rutin Dahlan Iskan

20 Oktober 2023

Fakta Biji Pepaya yang Memiliki Manfaat Bagi Tubuh, Kebiasaan Rutin Dahlan Iskan

Ternyata biji pepaya memiliki manfaat bagi tubuh. Meski bisa dikonsumsi, sebaiknya tetap diperhatikan dalam mengkonsumsinya.

Baca Selengkapnya

Diperiksa KPK, Dahlan Iskan Mengaku Tak Tahu Masalah Teknis Pengadaan LNG Pertamina

14 September 2023

Diperiksa KPK, Dahlan Iskan Mengaku Tak Tahu Masalah Teknis Pengadaan LNG Pertamina

Dahlan Iskan menerangkan pemeriksaan tersebut memakan waktu yang lama karena memeriksa dokumen lama.

Baca Selengkapnya

Dahlan Iskan Penuhi Panggilan KPK

14 September 2023

Dahlan Iskan Penuhi Panggilan KPK

Dahlan Iskan mendatangi gedung KPK untuk menjalani pemeriksaan sebagai saksi dalam kasus korupsi LNG Pertamina.

Baca Selengkapnya

KPK Akan Periksa Dahlan Iskan Hari Ini

14 September 2023

KPK Akan Periksa Dahlan Iskan Hari Ini

Eks Menteri BUMN Dahlan Iskan akan diperiksa oleh KPK dalam kasus dugaan korupsi jual beli LNG oleh Pertamina pada hari ini.

Baca Selengkapnya

Eks Menteri BUMN Dahlan Iskan Akan Diperiksa KPK Hari Ini

14 September 2023

Eks Menteri BUMN Dahlan Iskan Akan Diperiksa KPK Hari Ini

Mantan Menteri BUMN, Dahlan Iskan akan dijadwalkan pemeriksaan pada Hari ini terkait kasus dugaan korupsi LNG PT Pertamina 2011-2014

Baca Selengkapnya

Kawasan Jajanan Kya-kya, Surabaya, Sudah Dikenal Sejak Masa SriwiJaya

30 September 2022

Kawasan Jajanan Kya-kya, Surabaya, Sudah Dikenal Sejak Masa SriwiJaya

Kya-Kya didirikan pada 31 Mei 2003, di hari ulang tahun Surabaya. Masyarakat menyukainya, namun hanya bertahan lima tahun. Kini Kya-kya dibuka lagi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken PP Wajibkan Komisaris Tanggung Jawab Penuh Jika BUMN Rugi

13 Juni 2022

Jokowi Teken PP Wajibkan Komisaris Tanggung Jawab Penuh Jika BUMN Rugi

Komisaris BUMN harus bertanggung jawab penuh apabila BUMN merugi

Baca Selengkapnya