400 Ribu Ton Beras Murah Tak Sampai ke Rakyat

Reporter

Editor

Selasa, 6 Maret 2012 06:45 WIB

Beras masyarakat miskin (raskin) di Kampung Muara Baru, Kel. Penjaringan, Jakut, Selasa (14/4). Raskin sebanyak 3250 karung tersebut akan disalurkan ke 48 RT di wilayahnya dengan membayar tebusan Rp 1600/kg. Tempo/Panca Syurkani

TEMPO.CO, Jakarta -- Pusat Telaah dan Informasi Regional (Pattiro) menyatakan, pada 2010, sekitar 400 ribu ton beras murah untuk rakyat miskin yang telah dianggarkan pemerintah tidak sampai kepada masyarakat. "Trennya terus naik sejak 2004 hingga 2010," kata Koordinator advokasi Pattiro, Iskandar Saharudin, Senin 5 Maret 2012.


Angka itu merupakan kesenjangan realisasi beras murah dengan pagu beras yang telah dicanangkan oleh pemerintah. Berdasarkan data yang ia peroleh, pada 2004 angka kesenjangan realisasi beras sekitar 4.000 ton tidak sampai ke masyarakat dan terus melonjak hingga 100 kali lipat hanya dalam waktu enam tahun.

Perbedaan antara pagu beras murah dan realisasi itu disebabkan oleh dua hal, yaitu lambannya penyaluran beras oleh Bulog dan bocornya beras di alur distribusi akibat pelaksanaan distribusi yang tidak transparan dan rawan penyimpangan.

Pattiro juga menemukan hampir seluruh aparat desa tidak mengetahui berapa jatah beras untuk daerahnya. Sedangkan satuan kerja yang bertugas mendistribusikan beras ke titik distribusi juga tidak menunjukkan daftar jumlah jatah beras kepada pelaksana distribusi.

Selain itu, Pattiro menemukan jarang ada pengumuman soal jumlah beras yang didistribusikan kepada keluarga miskin. Dari 10 provinsi yang diteliti, Provinsi Banten menjadi daerah dengan realisasi beras murah paling rendah, disusul Papua dan Aceh.

Di Kota Cilegon, Banten, realisasinya mencapai 93,9 persen atau 2,3 ribu ton. Namun di Kota Tangerang, realisasi berasnya hanya 24 persen dari pagu 4,85 ribu ton.

Pattiro juga menemukan praktek penggelembungan harga beras murah. Sebelumnya, pemerintah menjatahkan beras bagi masyarakat sebesar 15 kilogram per bulan dengan harga tebus Rp 1.600 per kilogram. Namun di lapangan, angka itu berubah menjadi 5-10 kilogram per bulan dengan harga tebus Rp 1.800-2.000 per kilogram.

Sementara itu, harga beras di pasar tradisional di Surakarta mulai berangsur turun setelah beberapa daerah penghasil beras mulai panen raya. Penurunan harga beras bukan hanya terjadi pada beras premium atau beras super, tapi juga beras medium.

Salah seorang pedagang beras di Pasar Legi, Ali Wiyono, mengatakan saat ini harga beras super turun dari Rp 9.000 menjadi Rp 8.800 per kilogram. Kemudian beras medium turun menjadi Rp 7.000 dari awalnya Rp 7.500 per kilogram. Penurunan harga beras sudah terjadi sejak tiga hari yang lalu.

Penurunan harga juga terjadi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Harga beras kelas premium turun dari Rp. 8.700 menjadi RP.7.900 per kilogram. Harga beras kelas medium turun dari Rp.7.500 menjadi Rp.6.700 per kilogram.

Hal ini dipicu, salah satunya, oleh masa panen padi di DIY yang sudah dimulai pada akhir Februari lalu. Pelaksana tugas Kepala Seksi Pengadaan dan Penyaluran Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil-Menengah DIY, Sugiyono, menyatakan padi jenis Ciherang, Inpari 13, serta IR 1 dan IR 2 sudah dipanen.

RAFIKA | ROSALINA | UKKY PRIMARTANTYO | MUH SYAIFULLAH | RR ARIYANI

Berita terkait

Buwas Ancam Bongkar Modus BPNT, Bagaimana Sistem Penyalurannya?

20 September 2019

Buwas Ancam Bongkar Modus BPNT, Bagaimana Sistem Penyalurannya?

Dirut Perum Bulog Budi Waseso alias Buwas dua hari lalu mengancam akan membongkar praktik penipuan dalam penyaluran BPNT.

Baca Selengkapnya

Tuntut Kasus Raskin, Warga Bangkalan Geruduk Polres Bangkalan

25 Agustus 2016

Tuntut Kasus Raskin, Warga Bangkalan Geruduk Polres Bangkalan

Warga mempertanyakan kasus raskin yang terkatung-katung selama sebelas tahun, padahal sudah ada penetapan tersangka.

Baca Selengkapnya

Penggelapan Raskin, Ketua DPRD Rejang Lebong Jadi Tersangka  

9 Agustus 2016

Penggelapan Raskin, Ketua DPRD Rejang Lebong Jadi Tersangka  

Abu Bakar terlibat langsung menggelapkan raskin dan bertindak sebagai pemberi dana.

Baca Selengkapnya

Pelaku Penggelapan Beras Warga Miskin Tak Diadukan ke Polisi

14 Maret 2016

Pelaku Penggelapan Beras Warga Miskin Tak Diadukan ke Polisi

Empat orang kepala desa yang diduga melakukan penggelapan beras yang menjadi hak warga miskin hanya diberi pembinaan

Baca Selengkapnya

Iuran Raskin di Gowa Diduga Digelapkan

11 Januari 2016

Iuran Raskin di Gowa Diduga Digelapkan

Tunggakan iuran raskin di sejumlah kecamatan mencapai Rp 828 juta, padahal rakyat sudah lunas membayar.

Baca Selengkapnya

Katanya Untuk Pembangunan Desa, Kades Jual Jatah Raskin

4 Desember 2015

Katanya Untuk Pembangunan Desa, Kades Jual Jatah Raskin

Pedagang membeli raskin Rp 90 rbu per karung untuk dijual <
lagi Rp 6.700-Rp 6.900 per kilogram.

Baca Selengkapnya

Pencuri 3.750 Kg Beras Miskin Ini Gagal Kelabuhi Polisi

22 Agustus 2015

Pencuri 3.750 Kg Beras Miskin Ini Gagal Kelabuhi Polisi

Di Madura tingkat penggelapan beras untuk rakyat miskin oleh kepala desa cukup tinggi.

Baca Selengkapnya

Gudang Beras Raskin di Cibinong Digrebek Tentara  

14 Agustus 2015

Gudang Beras Raskin di Cibinong Digrebek Tentara  

Tentara menemukan berton-ton beras untuk warga miskin (raskin) ditimbun di gudang itu.

Baca Selengkapnya

Tiga Tahun, Warga Miskin ini Hanya Terima 10 Kali Jatah Raskin  

1 Juli 2015

Tiga Tahun, Warga Miskin ini Hanya Terima 10 Kali Jatah Raskin  

Sepanjang 2012, 4500 warga miskin di hanya menerima bantuan raskin sebanyak tiga kali.

Baca Selengkapnya

Pencurian Raskin di Gowa Marak, Kerugian Rp 2 Miliar per Tahun  

24 Juni 2015

Pencurian Raskin di Gowa Marak, Kerugian Rp 2 Miliar per Tahun  

Modus pencurian beras raskin dilakukan dengan cara mengurangi isi karung beras ketika dalam perjalanan menuju tempat penyaluran raskin.

Baca Selengkapnya