Tanpa Subsidi Bunga, Semua Bank Merugi

Reporter

Editor

Selasa, 20 Januari 2004 12:23 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Semua bank di Indonesia sebenarnya mengalami kerugian kalau subsidi bunga oleh pemerintah tidak dihitung dalam laba. "Para pimpinan bank bersikap seakan-akan mereka benar-benar berprestasi membuat laba atas kemampuan manajemennya sendiri," kata Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional, Kwik Kian Gie, dalam seminar "Pengembangan kebijakan pemerintah untuk keterbukaan informasi terkait pemanfaatan pinjaman atau hibah luar negeri" di Gedung Bappenas, Jakarta, Selasa (20/1).Menurutnya, per 31 Desember 2002, bank rekap di Indonesia memang membukukan laba. Tetapi, tegasnya, bagian terbesar dari laba bersih itu disebabkan bunga obligasi rekap yang diterima dari pemerintah. Pemerintah, atas permintaan Lembaga Keuangan Internasional (IMF), menganggarkan Rp 40 triliun per tahun untuk rekapitalisasi perbankan. "Apakah ini kalau bukan subsidi," katanya. Obligasi rekapitalisasi perbakan di Indonesia ini merupakan prasyarat IMF dalam memberikan dana pinjaman ke Indonesia senilai US$ 9 miliar. Kwik mencontohkan, Bank Mandiri yang membukukan laba bersih senilai Rp 5,8 triliun per 31 Desember 2002, namun laba ini belum menghitung obligasi rekap dari pemerintah senilai Rp 21,4 triliun. Kalau dihitung tanpa obligasi rekap, Bank Mandiri mengalami kerugian Rp 15,6 triliun. Hal sama juga menimpa Bank Negara Indonesia dengan laba bersih Rp 2,5 triliun dan bunga obligasi rekap Rp 7,54 triliun, sehingga merugi Rp 5,03 triliun. Bank Rakyat Indonesia dengan laba bersih Rp 1,47 triliun, memperoleh bunga obligasi rekap Rp 3,74 triliun, sehingga merugi Rp 2,27 triliun. Bank Tabungan Negara mempunyai laba bersih Rp 303,04 miliar dengan pendapatan obligasi Rp 1,84 triliun sehingga merugi Rp 1,54 triliun. Bank Internasional Indonesia membukukan laba bersih Rp 131,88 miliar dengan bunga obligasi rekap Rp 2,2 triliun sehingga merugi Rp 2,075 triliun. Bank Danamon dengan laba bersih Rp 989,28 miliar mendapat bunga obligasi rekap Rp 3,33 triliun sehingga merugi Rp 2,34 triliun. Sementara itu, Bank Permata per 31 Desember 2002 mengalami kerugian Rp 847,86 miliar dan memperoleh bunga obligasi rekap dari pemerintah senilai Rp 1,106 triliun, sehingga angka kerugiannya makin bertambah menjadi Rp 1,954 triliun. Bank Niaga membukukan laba Rp 76,593 miliar dan mendapat obligasi rekap senilai Rp 1,134 triliun, sehingga merugi Rp 1,057 triliun. Bank Lippo membukukan laba bersih Rp 192,564 miliar dengan bunga obligasi senilai Rp 739,755 miliar, sehingga merugi Rp 547,191 miliar. Bank Central Asia juga mengalami hal yang sama. Mereka membukukan laba bersih Rp 3,4 triliun dan mendapat bunga obligasi rekap senilai Rp 8,591 triliun, sehingga kerugian tanpa bunga obligasi rekap mencapai Rp 5,192 miliar. Yandi M Rofiandi - Tempo News Room

Berita terkait

KPU Sangkal Ada Pergeseran Suara dari NasDem ke Hanura di Pileg DPRD Sintang

4 menit lalu

KPU Sangkal Ada Pergeseran Suara dari NasDem ke Hanura di Pileg DPRD Sintang

"Tidak terjadi perubahan atau pergeseran suara Partai Hanura," kata kuasa hukum KPU Ali Nurdin di gedung MK.

Baca Selengkapnya

Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Perjuangkan Pembuatan Produk Kuliner Khas Nusantara untuk Ekspor

10 menit lalu

Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Perjuangkan Pembuatan Produk Kuliner Khas Nusantara untuk Ekspor

PPJI berharap ke depan ada produk-produk kuliner jenis lainnya yang bisa diekspor seperti halnya rendang.

Baca Selengkapnya

Gina S. Noer dan Maudy Ayunda Kolaborasi Garap Film KHD Berkisah Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

12 menit lalu

Gina S. Noer dan Maudy Ayunda Kolaborasi Garap Film KHD Berkisah Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

Film KHD merupakan debut Gina S. Noer dalam menggarap film bertema sejarah dan Maudy Ayunda sebagai produsernya.

Baca Selengkapnya

Masalah Sampah di Yogyakarta Tak Kunjung Tuntas, Sultan Beri Pesan Ini ke Kepala Daerah

25 menit lalu

Masalah Sampah di Yogyakarta Tak Kunjung Tuntas, Sultan Beri Pesan Ini ke Kepala Daerah

Yogyakarta sebagai destinasi wisata turut tercoreng oleh masalah sampah yang belum terselesaikan setelah TPA Piyungan tutup.

Baca Selengkapnya

Alasan Mahkamah Agung Tak Lagi Publikasikan Putusan Cerai Ria Ricis dan Teuku Ryan

29 menit lalu

Alasan Mahkamah Agung Tak Lagi Publikasikan Putusan Cerai Ria Ricis dan Teuku Ryan

Juru bicara Mahkamah Agung Suharto mengatakan sejak putusan cerai Ria Ricis dan Teuku Ryan dimuat di direktori, sudah diunduh sebanyak 623.766 kali.

Baca Selengkapnya

Tidak Takut Pakai Pakaian Motif, Ini Tips Ala Andien

33 menit lalu

Tidak Takut Pakai Pakaian Motif, Ini Tips Ala Andien

Penikmat fashion Andien Aisyah memberikan beberapa tips padu padan warna dan motif pakaian agar tetap enak dilihat dan tidak membosankan.

Baca Selengkapnya

Saran Tenaga Medis agar Jemaah Haji Terhindar dari Heat Stroke di Tanah Suci

34 menit lalu

Saran Tenaga Medis agar Jemaah Haji Terhindar dari Heat Stroke di Tanah Suci

Suhu di Tanah Suci diperkirakan mencapai 40 derajat Celsius. Jemaah haji diimbau untuk dapat beradaptasi agar terhindar dari heat stroke.

Baca Selengkapnya

KPK Akui Awal OTT Kasus Korupsi di BPPD Sidoarjo Tak Berjalan Mulus

37 menit lalu

KPK Akui Awal OTT Kasus Korupsi di BPPD Sidoarjo Tak Berjalan Mulus

KPK mengakui OTT kasus pemotongan dan penerimaan uang kepada pegawai negeri Badan Pelayanan Pajak Daerah (BPPD) Sidoarjo, awalnya tak sempurna.

Baca Selengkapnya

Pemprov DKI Jakarta Raih Penghargaan Pembangunan Daerah 2024

44 menit lalu

Pemprov DKI Jakarta Raih Penghargaan Pembangunan Daerah 2024

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berhasil meraih Penghargaan Pembangunan Daerah (PPD) 2024, dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Bappenas.

Baca Selengkapnya

Seperti Lovely Runner 4 Drama Korea ini Usung Tema Perjalanan Waktu

48 menit lalu

Seperti Lovely Runner 4 Drama Korea ini Usung Tema Perjalanan Waktu

Drama dengan tema perjalanan waktu seperti Lovely Runner memiliki daya tarik tersendiri

Baca Selengkapnya