TEMPO.CO, Sydney - Distributor minuman ringan Coca Cola Amatil mengincar tambahan investasi di Indonesia dan Papua Nugini. Perusahaan yang berbasis di Sydney Australia itu menilai performa pasar kedua negara ini cukup kuat untuk ukuran kawasan Asia Pasifik.
Direktur Utama Coca Cola Amatil, Terry Davis, mengatakan bisnis mereka di Indonesia dan Papua Nugini tumbuh dengan cepat selama lima tahun terakhir. Kinerja yang baik itu didorong peningkatan kemampuan manufaktur dan tambahan distribusi mesin pendingin.
Dalam setahun terakhir, Coca Cola memasang lebih dari 25 ribu mesin pendingin baru di seluruh Indonesia sehingga menambah jaringan penjualan menjadi 225 ribu unit. "Prospek pertumbuhan ini menguntungkan," kata dia, Kamis, 23 Februari 2012.
Sedangkan di Papua Nugini, Coca Cola Amatil membuka pabrik manufaktur untuk meningkatkan kapasitas produksi botol plastik dua kali lipat. Selain itu, bisnis bakal tumbuh seiring munculnya proyek pembangkit listrik gas alam baru yang mendongkrak pertumbuhan ekonomi negara ini dalam lima tahun mendatang.
Coca Cola Amatil merupakan distributor dan penyedia kemasan merek-merek minuman buatan The Coca Cola Company Amerika. Selain minuman coke bersoda, mereka juga mengemas produk air mineral, minuman energi, jus buah, kopi, teh serta suplemen buah-sayur siap minum.
Pada 2011, perusahaan ini membukukan keuntungan bersih US$ 591,8 juta atau Rp 5,3 triliun, naik 19 persen dibanding tahun sebelumnya. Oleh karena itu, mereka membagikan dividen senilai 30,5 sen atau Rp 2.700 per lembar saham.
DIANING SARI | HERALDSUN | TVNZ
Berita terkait
Bamsoet Dorong Peningkatan Ekspor Produk Olahan Makanan dan Buah
23 Januari 2024
Bambang Soesatyo, mengungkapkan apresiasi terhadap rencana kerjasama antara PT Banjarnegara Agro Mandiri Sejahtera (PT BAMS) dengan Singapore Food Industry.
Baca SelengkapnyaBamsoet Dorong Peningkatan Industri Makanan Minuman
5 Januari 2024
Bambang Soesatyo mendorong berkembangnya industri makanan dan minuman di tanah air.
Baca SelengkapnyaIndustri Bumbu Masakan Ikut Food Ingredients Asia 2023, Kemenperin: Ekspansi Pasar Global
8 Oktober 2023
Kementerian Perindustrian atau Kemenperin mendorong pelaku industri bumbu masakan untuk berekspansi dan memasarkan produk-produknya di pasar global.
Baca SelengkapnyaMenperin Agus Gumiwang: Industri Makanan dan Minuman Berpotensi Menjadi Pemain Kunci Pasar Global
7 Oktober 2023
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan industri makanan dan minuman berpotensi menjadi pemain kunci pasar global.
Baca SelengkapnyaBPS Sebut Impor Indonesia Juni 2023 Turun 19,40 Persen
17 Juli 2023
BPS mencatat nilai impor Indonesia Juni 2023 mencapai US$ 17,15 miliar atau turun 19,40 persen dibandingkan Mei 2023 sebesar US$ 21,28 miliar.
Baca SelengkapnyaHannover Messe 2023, Industri Makanan dan Minuman RI Diharapkan Tampilkan Teknologi 4.0
19 Maret 2023
Indonesia berpartisipasi sebagai official partner country pada pameran teknologi industri internasional Hannover Messe 2023.
Baca SelengkapnyaAsal-usul Superfood, Makanan Sehat atau Klaim Industri Pangan?
9 Maret 2023
Istilah superfood pertama kali dibuat oleh industri makanan sehat
Baca SelengkapnyaHadir Kembali Offline, 300 Produsen Makanan dan Minuman Ramaikan di Fi Asia JIExpo
8 September 2022
Food Ingredients Asia bertujuan untuk mendorong pertumbuhan serta mengikuti tren pasar secara berkelanjutan di industri makanan dan minuman.
Baca SelengkapnyaKemenperin Sebut Industri Makanan dan Minuman Jadi Mesin Pertumbuhan Industri Nonmigas
7 September 2022
Industri makanan dan minuman tumbuh 3,68 persen pada kuartal II tahun 2022.
Baca SelengkapnyaAlasan Kemenperin Sebut Industri Makanan dan Minuman Bisa Tumbuh 7 Persen
7 September 2022
Optimisme industri makanan dan minuman tumbuh 7 persen ditunjukkan dengan geliat kegiatan wisata masyarakat.
Baca Selengkapnya